Bengkel pandai besi berukuran 8x12 meter itu sudah dijalankan secara turun temurun oleh keluarga Suwanto (70)
Diawali dari ayahnya Munaji yang berprofesi sebagai pembuat peralatan pertanian seperti cangkul, sabit, hingga lempak.
Jiwa seni dan ketertarikan pada musik gamelan membuat dirinya tergerak untuk menciptakan gamelan maupun gong dari tanganya sendiri. Pada 1962, Munaji mulai belajar secara autodidak membuat satu per satu peralatan gamelan.
Setelah Munaji wafat, usahanya diwariskan kepada anak pertamanya hingga pada tahun 2014 dilanjutkan Suwanto. Keahlian pembuatan gamelan yang dimiliki Suwanto juga berasal dari ajaran ayahnya semasa masih muda, meski hanya sebatas teori tanpa praktik.
Pembuatan gamelan Suwanto saat ini sudah menggunakan mesin modern untuk mempermudah proses penempaan. Suwanto pun mengurangi tenaga kerja yang seharusnya membutuhkan bantuan 4-5 orang, kini cukup dengan 1 mesin bertenaga dinamo itu.
Beberapa gong hasil karya Suwanto yang berada di bengkel miliknya.