Lebih dari 1.500 peserta dari empat negara dan 12 provinsi di Indonesia memeriahkan pembukaan Surabaya World Choral Festival (SWCF) 2025 di Balai Pemuda. Ini merupakan ajang paduan suara internasional yang berlangsung hingga 15 November 2025.
SWCF sendiri pertama kali digelar tahun 2024, dan tahun ini kembali hadir dengan skala yang lebih besar dan peserta yang makin beragam. Gelaran ini sekaligus menegaskan lagi posisi Surabaya sebagai kota yang ramah untuk kegiatan seni bertaraf global.
"Saya menyambut para peserta Surabaya World Choral Festival 2025 di Kota Pahlawan. Kami dengan bangga membuka pintu kota ini untuk semua orang, dan berharap anda semua dapat menikmati keindahan setiap sudut Surabaya," ujar Pelindung Kegiatan SWCF 2025, Herlina Harsono Njoto, Kamis (13/11/2025).
Herlina menyebut penyelenggaraan SWCF untuk kedua kalinya ini adalah hasil kolaborasi kuat antara Pemkot Surabaya dan komunitas seni. Ia pun menyampaikan apresiasi kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi beserta jajaran dinas yang ikut memastikan kesiapan seluruh rangkaian acara.
"Apresiasi atas support dan dedikasi luar biasa dari Bapak Eri Cahyadi dan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) serta seluruh dinas terkait, sehingga Surabaya World Choral Festival bisa terlaksana dengan maksimal untuk kedua kalinya ini," kata Herlina yang juga merupakan Anggota DPRD Kota Surabaya itu.
Dalam kesempatan tersebut, Herlina juga turut memberi penghargaan khusus kepada Bandung Choral Society dan kepemimpinan Tommyanto Kandisaputra yang sukses membawa festival ini naik kelas dan makin dikenal dunia.
"Kami mengapresiasi Bandung Choral Society yang telah bersinergi mewujudkan acara berskala internasional ini," ujarnya.
Menurut Herlina, SWCF bukan sekadar kompetisi, melainkan ruang bertemu yang mempersatukan budaya dan manusia lewat musik.
"Festival ini adalah jembatan yang menyatukan banyak bangsa dalam satu bahasa universal musik. Surabaya memberi atmosfer yang membuat setiap peserta merasa pulang, bukan hanya datang untuk bertanding," tuturnya.
Peserta juga diberi kesempatan tampil di gedung kesenian Balai Pemuda dan menikmati suasana kota Surabaya yang kaya sejarah, budaya, dan kuliner.
"Surabaya tidak hanya menawarkan panggung seni yang memukau, tetapi juga pengalaman wisata yang kaya dengan perpaduan arsitektur kota tua dan modern," jelas Herlina.
Dalam gelaran ini, satu yang paling ditunggu adalah konser spesial "Illuminare" oleh Studio Cantorum Surabaya bersama orkestra, yang membawakan karya-karya Elaine Hagenberg. Konser ini mengangkat tema perjalanan manusia dari kegelapan menuju terang sebagai simbol harapan dan kedamaian.
"Melalui harmoni paduan suara dan orkestra, 'Illuminare' mengajak penonton merasakan cahaya yang menyinari jiwa," kata Herlina.
Dengan penyelenggaraan yang makin matang dan partisipasi internasional yang meluas, SWCF 2025 ini menurutnya menegaskan posisi Surabaya sebagai salah satu pusat seni paduan suara di Asia.
"Mari kita rayakan keindahan seni menyanyi dan bersuka ria dalam festival ini, mempromosikan persatuan dan keunggulan artistik melalui harmoni suara," pungkas Herlina.
Sementara itu, Direktur Artistik SWCF 2025 Tommyanto Kandisaputra menambahkan, tahun ini ada 29 kelompok paduan suara dan 48 penampil solo dari Indonesia, Malaysia, Taiwan, Inggris, dan Amerika Serikat. Keberagaman ini disebutnya sebagai kekuatan utama SWCF.
"Kehadiran peserta dari berbagai negara dan daerah menunjukkan bahwa harmoni bisa tercipta ketika kita saling mendengar dan belajar satu sama lain," ujarnya.
Selain kompetisi, SWCF juga menghadirkan program edukatif seperti workshop, choir clinic, dan pertukaran budaya. Tommyanto berharap kegiatan ini bisa menjadi wadah tumbuh bagi generasi baru musisi paduan suara Indonesia.
"Kami berharap SWCF dapat menjadi ruang yang menumbuhkan generasi baru musik paduan suara Indonesia yang percaya diri dan siap tampil di panggung dunia," pungkasnya.
Simak Video "Video: Maling Motor di Surabaya Terbakar Usai Disiram Bensin dan Tersulut Api"
(dpe/abq)