Sambat Pedagang Saat Harga Cabai Rawit di Ponorogo Tembus Rp 90 Ribu

Sambat Pedagang Saat Harga Cabai Rawit di Ponorogo Tembus Rp 90 Ribu

Charolin Pebrianti - detikJatim
Selasa, 09 Des 2025 13:15 WIB
Sambat Pedagang Saat Harga Cabai Rawit di Ponorogo Tembus Rp 90 Ribu
Pedagang cabai di pasar Ponorogo/Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim
Ponorogo -

Menjelang akhir tahun, harga sejumlah bumbu dapur di pasar tradisional Ponorogo kembali merangkak naik. Lonjakan paling tajam terjadi pada cabai rawit di Pasar Legi yang kini menembus Rp 90 ribu per kilogram, atau naik hingga tiga kali lipat dari harga biasanya.

Kenaikan ini mulai terasa sejak akhir November. Pedagang menyebut pasokan dari petani menurun akibat cuaca buruk yang membuat produksi terganggu. Kondisi tersebut memicu mekanisme pasar: barang sedikit, harga pun melonjak.

"Biasanya jual 30-40 kilogram sehari, sekarang 7 kilogram saja tidak habis. Pasar sepi, harga semua naik," kata Suprihatin, pedagang Pasar Legi, Selasa (9/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia membeberkan, harga normal cabai rawit biasanya berada di kisaran Rp 25-30 ribu per kilogram. Namun kini tembus Rp 90 ribu, bahkan nyaris menyamai harga daging sapi.

ADVERTISEMENT

"Kemungkinan bisa malah naik lagi melihat kondisi saat ini," tegasnya.

Menurut Suprihatin, kenaikan cabai rawit jelang akhir tahun bukan hal baru. Ia memperkirakan kondisi ini akan berlangsung hingga Natal dan Tahun Baru (Nataru).

"Kalau mahal itu bukan berarti untung. Barang susah laku dan cabai cepat busuk. Malah sering rugi," tambahnya.

Kenaikan harga ini juga membuat pembeli kelimpungan. Puji Astuti, warga Ponorogo, mengaku harus menekan belanja dapur karena hampir semua komoditas bumbu ikut merangkak naik.

"Pusing, semua naik. Cabai nyaris seperti harga daging sapi. Mau Nataru begini, ya belanja secukupnya saja," ujarnya.

Tidak hanya cabai rawit, bawang merah juga naik dari Rp 35 ribu menjadi Rp 50 ribu per kilogram. Tomat pun ikut terdongkrak dari Rp 7 ribu menjadi Rp 11 ribu per kilogram.

Wiwin Purnawati, pedagang lainnya, menyebut cuaca ekstrem menjadi salah satu penyebab pasokan terganggu.

"Cabai biasanya Rp 40 ribu, sekarang jadi Rp 90 ribu. Bawang merah yang dulu Rp 36 ribu, sekarang Rp 45-46 ribu. Cuaca banjir di mana-mana, kiriman dari jauh terhambat," ungkap Wiwin.

Lonjakan harga bumbu dapur ini juga memukul para pedagang makanan. Salah satunya Atin Nurcahyo, pedagang ayam geprek di Ponorogo.

"Saya terdampak karena bahan utama dagangan itu cabai. Untuk menyiasati ya porsinya dikurangi sedikit. Harga jual nggak berani dinaikkan," ujar Atin.

"Biasanya beli satu kilo, sekarang setengah kilo saja," tambahnya.

Akibat mahalnya bumbu dapur, pedagang di Pasar Legi mengaku omzet anjlok drastis karena pembeli makin sedikit.




(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads