Indonesia Butuh 10 Pabrik Bioetanol untuk Hasilkan 7 Juta BBM Etanol

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Jumat, 04 Nov 2022 19:28 WIB
Presiden Jokowi saat di Mojokerto (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Bioetanol yang dihasilkan PT Energi Agro Nusantara (Enero) masih jauh dari kebutuhan PT Pertamina untuk memproduksi 7 juta kiloliter BBM jenis biogasolin atau E5. Untuk memenuhi kebutuhan 350 ribu kiloliter bioetanol per tahun, dibutuhkan pembangunan 10 pabrik baru di Indonesia.

Gerakan bioetanol tebu untuk ketahanan energi dimulai seiring dengan revitalisasi industri gula nasional. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan swasembada gula tercapai 5 tahun mendatang.

Antara lain dengan cara memperluas lahan tebu dari saat ini 108 ribu hektare menjadi 700 ribu hektare, bekerja sama dengan Brasil untuk menyediakan bibit tebu varietas unggul sekaligus teknologi modern untuk menanam tebu, serta modernisasi mesin di semua pabrik gula.

Presiden Jokowi menjelaskan saat ini semua negara dipusingkan dengan persoalan kesulitan pangan dan energi. Indonesia sendiri mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap impor minyak mentah.

Karena 50 persen kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri mengandalkan impor dari negara lain. Namun, Indonesia mempunyai peluang besar untuk mengatasi kesulitan tersebut.

Salah satunya dengan memproduksi BBM jenis biogasolin atau Etanol 5 (E5). Bahan bakar jenis ini diproduksi melalui pencampuran 5 persen bioetanol dengan gasolin atau bensin. Penggunaan bioetanol sebagai campuran bensin untuk menekan impor minyak mentah.

"Kita mulai dulu dengan E5. Saya senang kita sudah menemukan jurusnya, tinggal implementasi yang harus terus diawasi," kata Jokowi ketika melaunching gerakan bioetanol tebu untuk ketahanan energi di PT Enero, Mojokerto, Jumat (4/11/2022).

Sebagai tahap awal gerakan bioetanol tebu untuk ketahanan energi, hari ini Holding Perkebunan Nusantara PTPN III menandatangani kerja sama dengan PT Pertamina. Bioetanol yang dihasilkan PT Enero di Desa Gempolkrep, Gedeg, Mojokerto sepenuhnya dibeli Pertamina untuk memproduksi E5.

Sayangnya, kapasitas produksi PT Enero masih jauh dari kata cukup untuk memenuhi kebutuhan Pertamina menghasilkan 7 juta kiloliter E5 dalam setahun. Sebab untuk menghasilkan E5 dengan volume tersebut, dibutuhkan 350.000 kiloliter bioetanol. Sedangkan kapasitas produksi PT Enero saat ini di angka 30.000 kiloliter per tahun.

"Artinya, untuk yang E5 saja kita butuh 10 pabrik (bioetanol) seperti yang kita lihat sekarang. Bayangkan, itu baru E5. Kalau masuk ke E20, kita butuh tinggal kalikan saja," jelas Presiden Jokowi.




(abq/fat)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork