Upaya Disperindag Jatim Kembangkan Vokasi Industri untuk Hilirisasi

Upaya Disperindag Jatim Kembangkan Vokasi Industri untuk Hilirisasi

Faiq Azmi - detikJatim
Selasa, 09 Des 2025 09:35 WIB
Upaya Disperindag Jatim Kembangkan Vokasi Industri untuk Hilirisasi
Foto: Disparindag Jatim
Surabaya -

Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) terus memperkuat pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi sebagai strategi meningkatkan kualitas SDM industri sekaligus mempercepat hilirisasi.

Kadisperindag Jatim, Iwan menyebut peningkatan kapasitas vokasi menjadi kebutuhan mendesak, terutama di tengah pertumbuhan industri pengolahan yang mencapai 5,9% (c-to-c) hingga Triwulan III 2025, lebih tinggi dibanding nasional di angka 5,26%.

"Peningkatan kapasitas vokasi menjadi fokus Ibu Gubernur dan Disperindag Jatim berkomitmen penuh untuk menjembatani itu," kata Iwan, Senin (8/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara keseluruhan, Iwan menyebut perekonomian Jawa Timur tumbuh 5,22% (y-on-y) dan memberikan kontribusi 14,54% terhadap PDB Nasional. Dengan nilai PDRB yang mencapai Rp 867,39 Triliun.

Jawa Timur, kata Iwan menjadi penyumbang terbesar kedua perekonomian Pulau Jawa dengan pangsa 25,65 persen. Peran sektor industri pengolahan di Jawa Timur cukup signifikan dan terbukti menjadi tulang punggung utama ekonomi Jawa Timur.

ADVERTISEMENT

Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi Sektor Industri Pengolahan sebesar 31,16% terhadap PDRB Jawa Timur, Sektor Perdagangan memberikan kontribusi sebesar 18,31% terhadap PDRB Jawa Timur dan Sektor Pertanian memberikan kontribusi sebesar 11,98% terhadap PDRB Jawa Timur. Sedangkan 14 sektor lainnya memberikan kontribusi sebesar 38,55% terhadap PDRB Jawa Timur.

Iwan menegaskan pengembangan vokasi industri menjadi prioritas karena industri menghadapi tantangan ketidaksesuaian kompetensi lulusan dengan kebutuhan dunia usaha. Menurutnya, digitalisasi, otomasi, dan pemanfaatan teknologi berbasis kecerdasan buatan menuntut tenaga kerja dengan keterampilan yang lebih spesifik dan tersertifikasi.

"Industri membutuhkan SDM yang siap pakai, menguasai teknologi, dan mampu beradaptasi cepat. Karena itu, penyelarasan vokasi dengan kebutuhan industri tidak bisa ditunda," tandas Iwan.

(akd/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads