KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya berkunjung ke Pondok Pesantren (PP) Tebuireng, Jombang. Gus Yahya ziarah ke makam Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyari sebelum bertemu kiai sepuh dan mustasyar NU.
Berikut deretan fakta kunjungan Gus Yahya ke Ponpes Tebuireng Jombang:
1. Gus Yahya sempatkan ziarah ke makam pendiri NU
Gus Yahya tiba di Ponpes Tebuireng, Desa Cukir, Diwek, Jombang sekitar pukul 11.30 WIB. Tiba di lokasi, Ketua Umum (Ketum) PBNU ini langsung menuju makam masyayikh Tebuireng di belakang pesantren.
Di dalam area makam, Gus Yahya didampingi Katib A'am PBNU KH Said Asrori, KH Muhammad Aunullah A'la Habib, serta anggota Syuriyah KH Ali Akbar Marbun. Kemudian, Sekjen PBNU Amin Said Husni dan Bendahara Umum Sumantri Suwarno.
Saat berziarah, Gus Yahya memilih bersimpuh di samping pusara makam KH Hasyim Asy'ari. Ia tampak terus menundukkan kepala selama membaca tahlil saat menggelar doa bersama.
2. Mengaku datang ke Jombang atas undangan kiai sepuh
Gus Yahya menyampaikan kedatangannya ke PP Tebuireng dalam rangka memenuhi panggilan para kiai sepuh. Namun, ia belum mengetahui tujuan dari undangan itu.
"Ya para pini sepuh kiai-kiai sepuh memanggil saya. Ya saya datang. Apapun yang nanti diminta saya siap. Apapun yang ditanyakan, saya siap jawab," terangnya kepada wartawan usai berziarah, Minggu (7/12/2025).
Untuk diketahui, PP Tebuireng menggelar silaturahmi untuk Mustasyar dan Ketua Umum PBNU. Undangan silaturahmi ini ditandatangani Pengasuh PP Tebuireng KH Abdul Hakim Machfudz atau Gus Kikin.
Pertemuan Mustasyar dan Ketua Umum PBNU di Ndalem Kasepuhan PP Tebuireng ini digelar tertutup. Pantauan wartawan di lokasi, ada sejumlah kiai sepuh NU yang hadir.
Kiai sepuh itu di antaranya mantan Ketum PBNU KH Said Aqil Sirodj, Pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri KH Anwar Mansyur, serta Pengasuh Ponpes Al-Falah Ploso Kediri KH Nurul Huda Djazuli.
3. Gus Yahya bawa banyak dokumen
Gus Yahya mengaku membawa banyak dokumen untuk menjelaskan permasalahan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di hadapan para kiai sepuh. Ia berharap apa yang akan dia jelaskan dalam pertemuan di Tebuireng itu bisa menyelesaikan polemik yang terjadi di tubuh PBNU.
"Saya datang bersama teman-teman dari PBNU. Semua penjelasan, semua dokumen setas penuh yang apabila diminta kita siapkan. Mudah-mudahan ini bisa menjadi awal dari penyelesaian," kata Gus Yahya.
4. Pertemuan dengan kiai sepuh tertutup
Pantauan detikJatim, pertemuan antara Gus Yahya dengan para Mustasyar ini digelar secara tertutup di Ndalem Kasepuhan atau rumah pribadi Pengasuh Ponpes Tebuireng. Pertemuan tertutup itu dimulai pukul 12.30 WIB.
Gus Yahya sendiri terpantau tiba di Tebuireng siang tadi sekitar pukul 11.30 WIB bersama Katib A'am PBNU KH Said Asrori, KH Muhammad Aunullah A'la Habib, anggota Syuriyah KH Ali Akbar Marbun, Sekjen PBNU Amin Said Husni, serta Bendahara Umum Sumantri Suwarno.
Sedangkan dari Mustasyar NU tampak hadir Pengasuh PP Tebuireng KH Abdul Hakim Machfudz atau Gus Kikin selaku tuan rumah yang menginisiasi pertemuan silaturahmi itu, Pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri KH Anwar mansyur, dan Pengasuh Ponpes Al-Falah Ploso Kediri KH Nurul Huda Djazuli.
Turut hadir pula dalam pertemuan tersebut KH Said Aqil Sirodj, salah satu tokoh yang juga berpengaruh di NU yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum PBNU sebelum Gus Yahya.
5. Pertemuan menyikapi bencana alam dan dinamika di NU
Pertemuan kiai sepuh dengan Mustasyar dan Gus Yahya di Ndalem Kasepuhan Ponpes Tebuireng tuntas sore tadi sekitar pukul 17.30 WIB. Forum tertutup sekitar 5 jam itu menyikapi 2 masalah yang masih hangat.
Juru Bicara Forum Kiai Sepuh NU Abdul Muid mengatakan, dua masalah yang disikapi adalah terjadinya bencana alam dan dinamika di tubuh PBNU. Forum Sesepuh dan Mustasyar NU menyampaikan belasungkawa, serta mendoakan masyarakat yang terdampak bencana diberika kesabaran dan segera mendapatkan pertolongan.
Kemudian, para kiai sepuh meminta pemerintah melakukan upaya maksimal dan optimal dalam memberikan bantuan dan pertolongan kepada masyarakat terdampak bencana di Sumatera dan Aceh. Forum ini juga berharap pemerintah mengambil langkah strategis dan antisipatif untuk mencegah terjadinya bencana serupa di kemudian hari.
Termasuk menindak tegas pihak-pihak, baik individu maupun korporasi yang terbukti menyalahi aturan dalam mengeksploitasi sumber daya alam tanpa mempertimbangkan keseimbangan lingkungan.
"Forum juga mengajak seluruh warga negara Indonesia untuk saling bahu membahu serta terlibat aktif dalam memberikan bantuan kepada para korban bencana," terangnya.
Sikap kedua Forum Kiai Sepuh dan Mustasyar ini terkait dinamika di tubuh PBNU. Abdul Muid menyampaikan, Forum Kiai Sepuh berpandangan bahwa proses pemakzulan Ketua Umum PBNU tidak sesuai dengan aturan organisasi sebagaimana ketentuan AD/ART.
6. Kiai sepuh minta dinamika diselesaikan internal
Meski demikian, lanjut Muid, para kiai sepuh juga melihat adanya informasi kuat terjadinya pelanggaran atau kekeliruan serius dalam pengambilan keputusan oleh Ketua Umum yang perlu diklarifikasi melalui mekanisme organisasi secara menyeluruh.
Tidak hanya itu, Forum Kiai Sepuh juga mengajak seluruh pihak untuk menahan diri, menjaga ketertiban organisasi dan menghindari langkah yang berpotensi memperbesar ketegangan.
"Forum menegaskan bahwa persoalan ini hendaknya diselesaikan melalui mekanisme internal NU tanpa melibatkan institusi atau proses eksternal demi menjaga kewibawaan jam'iyyah dan memelihara NU sebagai aset besar bangsa," jelas Muid membacakan hasil kesimpulan Forum Kiai Sepuh dan Mustasyar.
Selain itu, Gus Muid juga menjelaskan bahwa forum juga merekomendasikan agar Rapat Pleno untuk menetapkan PJ Ketum PBNU tidak diselenggarakan sebelum seluruh prosedur dan musyawarah diselesaikan sesuai ketentuan organisasi.
7. Pemakzulan Gus Yahya tak sesuai aturan
Menurut Mu'id, dalam forum tersebut juga memandang proses pemakzulan Gus Yahya sebagai Ketum PBNU tidak sesuai. Sebab pemakzulan tak sesuai dengan aturan organisasi sebagaimana ketentuan AD/ART.
"Ya pastinya seperti itu (forum kiai sepuh akui Gus Yahya Ketum PBNU). Jadi, di poin satu sudah jelas bahwa forum berpandangan bahwa proses pemakzulan ketua umum tidak sesuai dengan aturan," terangnya saat jumpa pers di Ponpes Tebuireng, Minggu (7/12/2025).
8. Gus Yahya mengaku telah menjawab semua pertanyaan kiai sepuh
Sementara, Gus Yahya mengaku telah menjawab semua pertanyaan tentang dinamika PBNU kepada Forum Sesepuh dan Mustasyar NU di Ndalem Kasepuhan Ponpes Tabuireng. Ketum PBNU ini juga siap menjalankan arahan dan nasihat dari para kiai sepuh dan Mustasyar NU.
"Kami hanya menitipkan kepada sesepuh ulama mohon dipertimbangkan tentang masa depan tatanan organisasi. NU ini didirikan untuk mengorganisir. Itu artinya untuk mengelola urusan-urusan melalui tatanan yang baik. Nah, mohon dipikirkan supaya tatanan ini tidak runtuh di tengah jalan," jelasnya.
Sebagai informasi, masalah di tubuh PBNU ini mulai mencuat usai keluarnya surat edaran PBNU tentang tindak lanjut keputusan rapat harian Syuriyah PBNU yang diteken Wakil Rais Aam PBNU Afifuddin Muhajir dan Katib Ahmad Tajul Mafakhir pada Selasa (25/11/2025).
Pada surat edaran itu pada butir 2 menyebutkan bahwa KH Yahya Cholil Staquf tidak lagi berstatus sebagai Ketua Umum PBNU terhitung mulai 26 November 2025. Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar kemudian mengumumkan, pemakzulan berlaku sejak 26 November 2025 pukul 00.45 WIB. Saat ini, kepemimpinan PBNU sepenuhnya berada di tangan Rais Aam.
Kiai Miftah menegaskan, saat ini Gus Yahya tidak lagi memiliki kewenangan maupun hak menggunakan atribut Ketua Umum. Ia menegaskan, keputusan Syuriah PBNU ini bersifat final.
"Terhitung mulai tanggal 26 November 2025 pukul 00.45 WIB, KH Yahya Cholil Staquf tidak lagi berstatus sebagai Ketua Umum PBNU. Sejak saat itu, kepemimpinan PBNU sepenuhnya berada di tangan Rais Aam," kata Kiai Miftah usai silaturahmi Rais Aam PBNU dengan para Syuriah PBNU dan 36 PWNU yang digelar di kantor PWNU Jawa Timur, Sabtu (29/11/2025).
Simak Video "Video PBNU soal Desakan Gus Yahya Mundur: Diselesaikan Pakai Cara Ulama"
(ihc/abq)