Suara ledakan cukup keras terdengar di Desa Tasikharjo dan Remen, Kecamatan Jenu, Tuban. Suara ledakan diduga berasal di kilang minyak milik PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang tak jauh dari pemukiman warga.
Suara ledakan diketahui terdengan sekitar pukul 12.00 WIB yang diikuti dengan api dan kepulan asap hitam pekat yang membumbung tinggi. Karena hal ini warga yang panik sempat berhamburan keluar.
"Sekitar jam 12.00 WIB, api mulai kelihatan. Ada suara ledakan kecil dulu, dan api membesar. Asapnya hitam pekat," tutur Kamtomo, warga setempat, Kamis (15/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kamtomo mengaku, kepanikan langsung menyelimuti warga sekitar. Tak sedikit warga Tasikharjo memilih lari ke Pantai Panduri, dan warga Remen ngungsi ke balai desa.
"Kami takut asapnya beracun karena ini perusahaan kimia," ujar Kamtomo.
Senada, warga lain Hanafi (51), menuturkan ledakan sempat terdengar satu kali, diikuti kobaran api yang makin besar. "Asap keluar sekitar lima menit, terus duar Ledakan besar banget," ujar Hanafi.
Namun yang membuat warga kesal, bukan hanya ledakan itu sendiri, melainkan minimnya informasi dari pihak perusahaan.
"Nggak ada imbauan atau pemberitahuan sama sekali dari TPPI. Alarm juga telat banget bunyinya, " kata Hanafi.
Kepala Desa Tasikharjo, Damuri, mengaku langsung bergerak begitu mendapat kabar dari anaknya bahwa pabrik TPPI terbakar. Namun, ketika mencoba menghubungi pihak perusahaan, tak satu pun nomor darurat diangkat.
"Saya telpon semua yang berkepentingan di TPPI, nggak ada yang jawab. Saya tahu mungkin mereka panik, tapi seharusnya ada koordinasi. Minimal kasih tahu saya sebagai kepala desa supaya bisa ambil langkah," tutu Kades Damuri.
Damuri akhirnya memerintahkan pengeras suara masjid untuk mengimbau warga segera evakuasi. "Semua lari sendiri-sendiri, karena panik. Untungnya nggak ada korban jiwa," kata Damuri. Namun ia menegaskan, trauma mendalam dialami warga.
"Bayangkan, anak-anak sekolah harus dipulangkan, warga ketakutan karena asap hitam pekat menutup langit." imbuh Damuri.
Insiden ini bukan pertama kali saja, namun sebelumnya juga pernah terjadi. Beberapa waktu sebelumnya, masyarakat sempat meminta relokasi permukiman karena khawatir dengan risiko kebocoran gas dan polusi dari pabrik. Namun permintaan itu tak kunjung direspons serius oleh pihak TPPI.
"Sejak dulu kami minta dialog dan relokasi, tapi nggak pernah ada tanggapan. Setelah kebakaran ini, kami akan bersurat resmi ke DPRD Tuban, Bupati, dan Kementerian Perindustrian. Ini bukan sekadar protes, tapi demi keselamatan warga," tegas Damuri.
Ia juga menyebut akan menuntut audiensi terbuka dengan pihak TPPI. Hal itu agar warga tahu apa saja dampak.
"Kami ingin tahu dampaknya apa, bahaya asapnya seperti apa, dan bagaimana tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat sekitar," ujarnya.
Sekitar 40 menit kemudian setelah ledakan, api mulai berhasil dikendalikan. Namun, kepulan asap hitam saat itu masih terlihat membayangi langit Tasikharjo. Sebagian warga mulai kembali ke rumah masing-masing, tapi rasa takut masih menyelimuti.
(auh/abq)











































