3 Desa di Mojokerto Langganan Krisis Air, Warga Berharap Pompa Tenaga Surya

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Rabu, 13 Agu 2025 09:00 WIB
Penyaluran bantuan air bersih di Desa Kunjorowesi (Foto: Istimewa)
Mojokerto -

Krisis air bersih yang setiap tahun melanda tiga desa di Kabupaten Mojokerto belum mendapatkan solusi. Rupanya pemerintah ketiga desa mempunyai aspirasi yang sama, yakni bantuan pompa air tenaga surya.

Kades Duyung, Kecamatan Trawas, Jurianto Bambang Siswantoro mengatakan, 114 keluarga di desanya mengalami kesulitan air bersih sejak kemarau akhir Juli 2025. Terdiri dari 56 keluarga di Dusun Duyung dan 58 keluarga di Dusun Bantal.

Salah satu penyebabnya letak sumber mata air di Dusun Bantal lebih rendah dari permukiman penduduk. Kedua, debit sumber air di Dusun Duyung turun menjadi 30-50% selama kemarau. Sebab air bersih dialirkan melalui pipa sekitar 3,5 Km dari Desa Tamiajeng, Trawas.

"Kondisi ini sejak lama, 15 tahun lebih," kata Jurianto kepada detikJatim, Rabu (13/8/2025).

Menurut Jurianto, pihaknya sudah duduk bersama dengan Pemkab Mojokerto dan Pemprov Jatim untuk mencari solusi masalah kekeringan ini. Pihaknya mengusulkan pembangunan instalasi pipa sekitar 3,5 Km untuk mengalirkan air bersih dari Sumber Lumpang di Dusun Bantal ke permukiman penduduk yang kesulitan air.

Sedangkan untuk mendorong air dari Sumber Lumpang, kata Jurianto, dibutuhkan mesin pompa listrik. Ia berharap mendapatkan bantuan panel surya sebagai sumber listrik bagi mesin pompa air. Panel surya untuk menghindari tagihan listrik yang mahal.

"Rencana listriknya dari solar sel (panel tenaga surya)," terangnya.

Kepala Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Susi Darsono juga mengharapkan solusi serupa. Menurutnya, sekitar 1.700 keluarga di Dusun Kunjoro dan Kandangan saat ini krisis air bersih. Warganya mengalami kesulitan air setiap tahun sejak puluhan tahun silam.

"Kondisi ini sejak dulu kala, sejak saya kecil sudah terjadi. Karena tidak ada sumber mata air di desa kami," ungkapnya.

Warga Dusun Kunjoro dan Kandangan biasa menampung air hujan untuk mandi, memasak, mencuci dan minum. Begitu kemarau tiba, air bersih menjadi langka dan mahal.

Betapa tidak, selama ini dua dusun tersebut hanya mengandalkan dari Sumber Lumpang di Dusun Bantal, Desa Duyung. Air bersih dari Sumber Lumpang dialirkan melalui pipa sekitar 11 Km ke penampungan di bagian bawah Dusun Kunjoro.

Selanjutnya, air ditarik ke permukiman Dusun Kunjoro dan Kandangan menggunakan 2 mesin pompa listrik secara estafet. Sebab penampungan lebih rendah sekitar 200 mdpl dibandingkan permukiman. Sumber air bersih ini sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan warga.

"Karena setiap rumah hanya dapat giliran enam hari sekali. Biaya listrik dua pompa sekitar Rp8 juta lebih per bulan. Oleh sebab itu kami usulkan ke Pemprov Jatim untuk diganti solar sel," ujar Darsono.

Karena jauh dari kata cukup, lanjut Darsono, pihaknya berharap Pemkab Mojokerto dan Pemprov Jatim menambah pipanisasi dari Sumber Lumpang ke Dusun Kunjoro. Usulan ini juga didukung Pemerintah Desa Duyung yang rela berbagi air dengan warga Dusun Kunjoro dan Kandangan.




(auh/abq)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork