Kemekel

Kejadian yang Bikin Rena Tertawa Meski 3 Tabung Elpiji di Tokonya Amblas

Aprilia Devi - detikJatim
Selasa, 04 Jun 2024 16:19 WIB
Ilustrasi toko kelontong, bukan toko milik Rena. (Foto: Dok. PNM)
Sidoarjo -

Setiap orang yang kehilangan barang miliknya, apalagi barang dagangan, pasti akan sedih. Itulah yang dialami Rena (bukan nama sebenarnya) ketika menyadari 3 tabung elpiji di tokonya amblas. Tapi ujung peristiwa itu justru membuat Rena tertawa bersama warga di kampungnya.

Peristiwa yang dialami Rena ini terjadi di Kecamatan Tulangan, Sidoarjo pada Rabu 29 Mei 2024. Rena diminta menggantikan orang tuanya menjaga toko kelontong di garasi rumah mereka. Kedua orang tuanya pergi sebentar untuk menjenguk tetangga yang sakit.

Sambil menyelam minum air, Rena duduk di tempat yang agak tersembunyi dengan niat melanjutkan nonton drakor sambil menjaga toko. Daripada mati gaya menunggu pelanggan yang mungkin tak kunjung datang.

Tiba-tiba datang seorang pria ke tokonya. Karena tidak melihat ada penjaga, pria itu berteriak mau beli beras. Rena segera menunda drakor yang sedang seru-serunya. Dia layani pembeli itu tapi beras di tokonya ternyata sedang kosong. Rena pun menunjukkan toko lain di sekitar sana.

"Di sini kebetulan kosong, mas. Kalau mau di blok belakang ada yang jual," kata Rena menceritakan kembali peristiwa pada hari itu kepada detikJatim, Selasa (4/6/2024).

Pria itu meminta agar Rena menunjukkan jalan menuju toko kelontong yang dia maksud. Kepada Rena pria itu mengaku merupakan orang baru di kompleks perumahan itu.

"Wah mbak, boleh nggak kalau diantar ke sana? Saya orang baru soalnya," kata Rena menirukan permintaan pria itu kepada dirinya.

Sebagai anak yang baik dan suka membantu sesama, Rena pun menuruti permintaan pria itu tanpa menaruh kecurigaan apapun. Dia selalu ingat pesan kedua orang tuanya agar tidak berburuk sangka terhadap orang lain. Tapi ternyata pria itu memang berniat jahat.

Rena menitipkan rumah dan toko kepada adiknya. Rena mengaku sudah mempertimbangkan situasi di sekitar. Suasana di perumahan siang itu cukup ramai. Sejumlah tetangga sedang beraktivitas di luar rumah.

"Di dalam hatiku bilang kalau 'kayaknya nggak bakal ada apa-apa deh. Toh banyak tetangga di luar, pasti adikku bakal aman aja'. Aku juga pergi cuma sebentar," kata Rena.

Segera saja Rena mengajak pria berjalan kaki menuju ke toko kelontong yang menjual beras. Namun, lama kelamaan Rena merasa ada yang tidak beres dengan gelagat pria yang dia antarkan. Seperti berupaya mengulur waktu agar Lena meninggalkan rumah lebih lama.

Seperti buah simalakama, Rena segera teringat adiknya yang sedang sendirian di rumah. Dia khawatir kedua orang tuanya belum pulang. Sebaliknya, dia juga khawatir kedua orang tuanya marah ketika pulang tapi Rena tidak ada di toko dan meninggalkan adiknya sendirian. Tidak amanah.

Rena pun bergegas pulang usai menunjukkan toko yang dia maksud. Dia tidak menggubris lagi ketika pria itu menanyakan hal lain yang menurutnya sudah tidak penting untuk dia jawab.

Langkah kakinya sudah semakin dekat dengan rumah. Rena berpapasan dengan pemotor membawa 3 tabung gas elpiji melon. Bukan pemandangan yang aneh, Rena pun tidak curiga. Dari jauh dia tahu kedua orang tuanya belum pulang. Tapi begitu sampai rumah Rena kaget saat adiknya tampak panik.

"Kak, kak, kayaknya tadi ada yang ambil elpiji 3 nggak bayar deh," kata adik Rena begitu melihatnya masuk ke rumah.

Rena langsung teringat pria naik motor bebek membawa 3 tabung elpiji yang berpapasan dengannya. Ingatannya juga kembali pada pria yang hendak membeli beras dan memintanya mengantar ke toko kelontong blok belakang. Dia yakin keduanya berkomplot!

Peristiwa yang justru bikin Rena tertawa. Baca di halaman berikutnya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork