Cerita Mahasiswa UMS Sempat 5 Kali Ditolak Masuk FK, Kini Lulus Cumlaude

Cerita Mahasiswa UMS Sempat 5 Kali Ditolak Masuk FK, Kini Lulus Cumlaude

Esti Widiyana - detikJatim
Kamis, 16 Mar 2023 02:01 WIB
Mahasiswa FK UM Surabaya Maya Rafida
Mahasiswa FK UM Surabaya Maya Rafida (Dok. UM Surabaya)
Surabaya -

Maya Rafida, mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) lulus dengan predikat cumlaude dengan IPK 3,81. Ia mampu meraih peringkat 1 pada Ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE).

Prestasi perempuan asal Sumenep ini bukan tanpa kendala. Sebab sebelum ini ia pernah pernah ditolak hingga 5 kali untuk masuk Fakultas Kedokteran di lima kampus berbeda.

Kegagalan ini bahkan sempat membuat Maya terpuruk. Tapi nasib berkata lain, pada percobaan yang ke-6, ia diterima masuk diterima di FK UMS. Bahkan ia lantas menyelesaikan pendidikan S1 dengan hasil cumlaude lalu pada jenjang profesinya kali ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maya lantas bercerita mengenai ujian OSCE yang diikutinya. Ia menyebut butuh persiapan tertentu dengan metode belajar memahami bukan hanya menghafal. Adapun salah satu kiatnya yakni dilakukan dengan membentuk kelompok belajar dengan 2 atau 3 orang teman.

"Banyak peserta gagal ketika OSCE, lantaran mereka sekadar menghafalkan gejala, pemeriksaan dan terapi. Ketika soal atau situasi OSCE diubah langsung bingung," kata Maya kepada wartawan usai mengambil sumpah profesi di UMS, Rabu (15/3/2023).

ADVERTISEMENT

Ia lalu membagikan sejumlah tips agar lulus OSCE dengan nilai baik. Pertama, sering berlatih agar semakin mudah mengingat dan memahami apa yang sudah dipelajari saat ujian. Saat latihan bisa mempelajari dari YouTube tentang bagaimana melakukan prosedur dengan benar.

"Belajar dari buku juga bisa membantu memantapkan kemampuan pemeriksaan dan penalaran kita. Jangan lupa juga untuk belajar checklist atau referensi yang dirujuk oleh dosen, karena itu juga yang akan dijadikan rujukan penilaian," jelasnya.

Selanjutnya, mengingat semua prosedur, sebagai peserta ujian penting memahami checklist jika ada atau minimal langkah-langkah pemeriksaan dan pengerjaan yang sesuai dengan literatur. Menurutnya, cuci tangan seringkali kali dijadikan indikator oleh penguji, bahwa peserta ujian memulai mengerjakan prosedur dan soal dengan baik dan tepat.

"Saat praktik, kalian akan semakin paham bahwa cuci tangan sangat penting, salah satunya untuk mencegah infeksi yang ditularkan dari tenaga kesehatan kepada pasien," ujarnya.

Terakhir, ialah tenang dan yakin, karena kepanikan seringkali menyerang saat berada di dalam ruang ujian maupun saat membaca soal. Ketika panik, seseorang akan lebih mudah melupakan langkah-langkah yang sudah dilatih atau rencanakan sebelumnya. Akhirnya tidak fokus untuk mengerjakan soal dalam waktu singkat.

Ketertarikannya pada dunia kesehatan memang telah ada sejak dari kecil. Ia mengaku memang memiliki cita-cita menjadi dokter dan hal tersebut juga didukung dari orang tua.

"Jadi sewaktu kecil saya sering melihat orang-orang sakit dan berobat di puskesmas dekat rumah. Saya selalu penasaran dengan sakit yang mereka alami. Kemudian muncul keinginan menjadi dokter dan Alhamdulillah cita-cita saya didukung orang tua," tuturnya.

Padahal, lanjut Maya, keluarganya tidak ada yang berlatar belakang dari bidang kesehatan. Hal ini lah yang semakin dirinya mantap mengejar cita-citanya masuk kedokteran. Sebab, menjadi dokter bisa menyalurkan jiwa sosialnya.

"Dengan menolong orang lain, menjadi perantara menyembuhkan penyakit tentu akan memberikan kebahagiaan bagi banyak orang. Dengan menjadi dokter bisa mendatangkan banyak manfaat bagi orang lain dan diri sendiri," ujar Maya.

"Saya meyakini profesi ini karena akan selalu dibutuhkan, tak peduli seperti apa perkembangan zaman. Peluang untuk menjadi dokter akan selalu terbuka karena perannya di dunia selalu dibutuhkan banyak orang," tandas Maya.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads