Sorot

Ponpes Tertua di Jombang Pilih Terbuka dengan Wali Santri-Polisi Cegah Arogansi

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Sabtu, 17 Sep 2022 11:00 WIB
Ponpes Tebuireng Jombang (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Jombang -

Pondok Pesantren (Ponpes0 besar di Kabupaten Jombang memilih terbuka dengan kepolisian saat terjadi tindak pidana. Pengasuh pesantren juga bersikap demokratis dengan wali santri terkait tata tertib yang diterapkan.

Salah satunya Ponpes Tebuireng di Desa Cukir, Diwek, Jombang yang mempunyai sekitar 5.000 santri. Tidak ada syarat khusus yang disodorkan pesantren ini kepada santri baru maupun orang tua santri. Para santri yang lolos seleksi dan diterima di pesantren ini hanya disodori tata tertib yang harus mereka patuhi. Tata tertib pesantren, kewajiban dan hak santri juga disosialisasikan kepada para orang tua santri.

"Tentu kami tidak sampai ada syarat khusus, tidak boleh melibatkan ini (Polisi) tidak ada. Karena kami khawatir justru itu akan memicu arogansi pengurus. Di Tebuireng semuanya terbuka. Kalau misalnya terjadi masalah hukum, mau tidak mau harus diselesaikan secara hukum. Di Tebuireng itu kami apa adanya saja," kata Pengasuh Pondok Pesantren Putri Tebuireng KH Fahmi Amrullah Hadziq atau Gus Fahmi kepada detikJatim di lokasi, Sabtu (17/9/2022).

Pengasuh Ponpes Tebuireng, lanjut Gus Fahmi, juga bersikap demokratis terhadap para orang tua santri. Pesantren yang didirikan KH Hasyim Asy'ari 123 tahun lalu ini memberikan akses kepada wali santri untuk mengajukan komplain jika merasa keberatan dengan kebijakan pesantren. Tidak ada lagi hukuman fisik terhadap santri yang melanggar tata tertib pesantren.

"Misalnya ada santri melanggar, sudah tidak ada lagi hukuman fisik. Kami gunakan pembinaan. Misalnya tidak boleh keluar pondok sekian hari, disuruh menulis Surah Yasin," terangnya.

Menurut GusFahmi, sejumlah hikmah bisa dipetik dari kasus penganiayaan yang menewaskan seorang santri di Pondok Modern DarussalamGontor,Ponorogo. Antara lain pengurus maupun keamanan pondok tidak boleh powerful meski diberi kewenangan menertibkan para santri. Apalagi sampai melarang keluarga santri melibatkan kepolisian ketika terjadi tindak pidana di p

"Mungkin itu perlu direvisi kalau menurut saya, tidak boleh ada lagi kekerasan di pesantren. Jadikanlah pesantren yang ramah, nyaman bagi santri. Sehingga orang tua tidak khawatir. Karena pesantren menjadi jujukan para orang tua untuk menjaga anak-anak mereka dari pergaulan bebas. Kalau di pondok mengalami itu (Kekerasan), terus para orang tua ke mana lagi," cetusnya.

Tebuireng, kata Gus Fahmi terus berupaya menjadi pesantren yang aman dan nyaman bagi semua santri. "Ustaz dan ustazah di sini saya minta jangan menjaga jarak dengan santri. Supaya mereka menjadi orang tua, seperti kakak bagi para santri. Karena para santri jauh dari keluarga," jelasnya.



Simak Video "Video: Fenomena Manusia Gua Jombang, 60 Tahun Hidup di Pedalaman Hutan"

(fat/fat)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork