Empati yang besar dalam penanganan korban serta pendampingan psikologis kepada keluarga mahasiswa yang hanyut terseret arus Sungai Singorojo beberapa waktu lalu, membuat Polres Kendal mendapat apresiasi dan penghargaan dari Kapolda Jawa Tengah Irjen Ribut Hari Wibowo. Pelayanan yang prima dan cepat ini membuat Polres Kendal bakal menjadi pilot project layanan psikologis.
Karo SDM Polda Jawa Tengah, Kombes Noviana Tursanurohmad menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada tim konselor Polres Kendal yang telah memberikan pendampingan psikologis kepada keluarga mahasiswa yang meninggal terseret arus Sungai Singorojo, Kecamatan Singorojo.
"Saya mewakili Kapolda Jawa Tengah menyampaikan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada tim konselor Polres Kendal yang telah melakukan penanganan cepat terhadap korban di lokasi bersama tim SAR gabungan, relawan dan anggota Kodim 0715 Kendal," kata Noviana kepada detikJateng di aula Mapolres Kendal, Selasa (11/11/2025).
"Pendampingan yang dilakukan tim Konselor Polres Kendal terhadap keluarga korban dalam memberikan pendampingan psikologis ini luar biasa. Langkah cepat, tanggap dan peduli dalam melayani masyarakat," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Noviana menyebut, upaya trauma healing yang dilakukan jajaran Polres Kendal dinilai sebagai bentuk nyata kehadiran Polri di tengah masyarakat yang sedang berduka.
"Pendampingan psikologi seperti ini sangat penting. Ini adalah wujud kepedulian Polri, bukan hanya menjaga keamanan secara fisik, tetapi juga ketenangan batin masyarakat. Wujud dari polisi yang humanis ya harus seperti ini," terangnya.
Tim Konselor dan pendampingan yang disiapkan Polres Kendal dalam pendampingan kepada korban diharapkan menjadi pilot project pelayanan psikologis. Tidak hanya pendampingan terhadap korban bencana, diharapkan juga bisa melakukan pendampingan terhadap korban-korban kriminal.
"Polres Kendal bisa jadi contoh buat Polres-Polres lain yang ada di Jawa Tengah. Dan ini ke depannya bisa jadi Pilot Project Layanan Psikologis, pelayanannya tidak hanya terhadap korban bencana saja tapi bisa juga terhadap korban-korban kriminal," ungkapnya.
Sementara itu, Kapolres Kendal AKBP Hendry Susanto Sianipar mengatakan saat ini Polres Kendal memiliki delapan konselor aktif yang siap memberikan dukungan psikologis baik bagi masyarakat maupun anggota Polri sendiri. Namun, jumlah itu perlu penambahan agar setiap Polsek dapat memiliki konselor pendamping.
"Kami ingin memastikan pelayanan psikologi bisa dirasakan langsung hingga tingkat Polsek. Karena kesejahteraan mental personel dan masyarakat adalah bagian penting dari keamanan," kata Hendry.
"Kalau sekarang cuma ada delapan konselor dan tenaga konselor ini perlu ditambah agar setiap polsek memiliki konselor pendamping," sambungnya.
Kapolres menjelaskan bila program yang digagasnya disetujui oleh Polda Jawa Tengah, pihaknya akan membuka layanan hotline.
"Kalau memang Polres Kendal dijadikan pilot project untuk layanan konselor pendampingan psikologis, kami siap dengan terobosan program kami. Kami juga akan buka layanan hotline," jelasnya.
Hendry menerangkan pelayanan pendampingan psikologis tidak hanya fokus pada pendampingan korban bencana namun juga di internal polres dan korban-korban kriminal.
"Pelayanan pendampingan psikologis ini tidak terfokus terhadap korban bencana tapi juga bisa di internal polres. Bisa juga nantinya melakukan pendampingan terhadap korban-korban kriminal," terangnya.
Hendry menambahkan keamanan tidak hanya dibangun dengan patroli dan penegakan hukum, tetapi juga lewat empati dan pendampingan emosional. "Keamanan tidak hanya dibangun dengan patroli dan penegakan hukum, tetapi juga lewat empati dan pendampingan emosional," tambahnya.
Hendry mengungkapkan dengan semboyan 'melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat', Polri juga harus bisa memberikan ketenangan.
"Kami ini kan polisi yang harus bisa humanis kepada masyarakat dengan semboyan kami dengan melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat. Kami hadir bukan hanya saat masyarakat butuh perlindungan, tetapi juga saat mereka butuh ketenangan," ungkapnya.
"Kami dan masyarakat ini kan mitra, jadi tidak boleh ada jarak. Justru harus saling menguatkan dan menjaga ketentraman dan kemanusiaan di tengah kehidupan bersama," pungkasnya.
(aku/dil)











































