Pelaku Penyekapan 4 Anak di Boyolali Ungkap Alasan Rantai Korban di Dalam Rumah

Pelaku Penyekapan 4 Anak di Boyolali Ungkap Alasan Rantai Korban di Dalam Rumah

Jarmaji - detikJateng
Kamis, 17 Jul 2025 18:22 WIB
Tersangka SP, saat dibawa petugas ke ruangan untuk dimintai keterangannya, Senin (14/7/2025).
Tersangka SP, saat dibawa petugas ke ruangan untuk dimintai keterangannya, Senin (14/7/2025). Foto: Jarmaji/detikJateng
Boyolali -

Seorang pria warga Boyolali, SP (65) menjadi tersangka karena telah menyekap dan merantai 4 anak yang dititipkan kepadanya. Selama disekap anak-anak itu juga kelaparan karena hanya ditinggali makanan berupa singkong.

Pengacara tersangka, Joko Raharjo, mengatakan 4 nak tersebut berasal dari Semarang dan Batang. Mereka dititipkan oleh orang tuanya masing-masing kepada SP.

"Tadi saya sudah wawancara sama bu SP, terkait untuk sistem pembelajarannya di sana. Tadi dari awal diberitakan bahwa anak-anak tersebut dibawa ke situ (rumah SP) bukan karena ditawari atau diajak oleh Pak SP. Tetapi dari orang tua-orang tua (anak-anak) itu memang sudah dia merelakan atau mengikhlaskan bahwa anaknya dititipkan ke Pak SP," kata Joko Raharjo, Kamis (17/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebut anak-anak itu dititipkan ke SP karena faktor ekonomi. SP menurutnya mengasuh 4 anak tersebut tanpa memungut bayaran.

Selama dititipkan di rumah SP, terang dia, 4 anak itu juga diberikan pembelajaran ilmu keagamaan maupun ilmu pendidikan formal. Pagi hari setelah bangun tidur waktu subuh, anak-anak tersebut mengaji. Kemudian siang hingga sore hari diberikan pembelajaran pendidikan umum atau formal. Untuk pendidikan formalnya itu, SP mendatangkan guru privat untuk mengajar pendidikan kejar paket C.

ADVERTISEMENT

"Selama 4 anak tersebut dititipkan dan dirawat oleh Pak SP, dan juga dikasih untuk pembelajaran tentang pendidikan dan diikutsertakan kejar paket, dengan sistem setiap hari guru yang mengajar paket itu datang ke rumah, antara jam 11.00 WIB sampai jam 4 sore (16.00 WIB)," imbuhnya.

Hanya saja, dalam merawat dan mendidik anak-anak itu tak selamanya berjalan mulus. Dia menyebut anak-anak tersebut sering membuat masalah, termasuk mencuri.

Alasan itu pula yang kemudian SP terpaksa merantai anak-anak saat hendak pergi. Dengan harapan anak-anak itu tidak melakukan perbuatan mencuri lagi. Saat dirantai, anak-anak itu juga tetap dikasih makan.

"Mungkin ketakutan dari Pak SP. Kemarin (anak-anak) mau ditinggal pergi, (takut) kalau anak-anak itu melakukan pencurian dan lain sebagainya, makanya diantisipasi dengan cara dirantai. Akan tetapi pada saat dirantai tetap ditinggali makanan, seperti singkong, polo pendem," ucapnya.

Dikemukakan Joko, SP merantai anak-anak tersebut dengan tujuan agar ada efek jera dan tidak melakukan pencurian lagi. Menurut Joko, pihak kliennya itu dalam pembelajaran juga tidak pernah melakukan kekerasan kepada bocah-bocah yang dititipkan kepadanya itu.

Diberitakan sebelumnya, seorang anak diduga kelaparan hingga melakukan pencurian kotal amal. Warga kemudian menangkapnya dan mengantarkan mereka ke rumah SP.

Yang mengejutkan, warga yang mengantarkan anak itu menemukan dua anak lagi dalam kondisi kakinya di rantai di rumah tempatnya belajar mengaji.

Polisi turun tangan menyelidiki kasus itu. Hasil pemeriksaan medis, juga ditemukan luka memar pada tubuh anak-anak tersebut. Dalam kasus ini, Polres Boyolali telah menetapkan SP (65), pemilik rumah sekaligus guru mengaji 4 anak tersebut sebagai tersangka.




(ahr/apl)


Hide Ads