Demo Mahasiswa UIN Semarang Tolak UKT Naik-Wajib Bayar Mahad Rp 4 Juta

Sejumlah mahasiswa UIN Walisongo Semarang menggelar demonstrasi sore ini di kampus. Mereka menyoroti mahalnya biaya kuliah maupun kewajiban tinggal di asrama atau mahad. Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Korlap aksi, Iqbal Mujahid, salah satunya menyoroti pembayaran Mahad sebesar Rp 4 juta. Karena jika tidak dibayarkan, mereka diancam tidak bisa mengurus KRS (Kartu Rencana Studi). Salah satu mahasiswa, Fadil, mengaku sudah membayar. Namun, fasilitas yang diterimanya jauh dari kata memadai. Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Sorotan lain yang disuarakan mahasiswa adalah kenaikan UKT. Di Fisip, UKT tertinggi naik dari Rp 6,2 juta menjadi Rp 7 juta. Hal itu menyebabkan sejumlah mahasiswa terbebani. Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Mahasiswa UIN Walisongo juga mendesak kampus mengusut kasus kekerasan seksual yang tengah terjadi di Sosiologi. Dalam aksi demo, mereka membakar keranda sebagai matinya demokrasi di lingkungan kampus. Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Pihak kampus melalui Wakil Rektor I Muchsin mengaku belum mengetahuinya. Ia memersilakan mahasiswa yang keberatan Mahad bisa mengajukan pernyataan agar kampus menggelar audiensi. Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Sejumlah mahasiswa UIN Walisongo Semarang menggelar demonstrasi sore ini di kampus. Mereka menyoroti mahalnya biaya kuliah maupun kewajiban tinggal di asrama atau mahad. Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Korlap aksi, Iqbal Mujahid, salah satunya menyoroti pembayaran Mahad sebesar Rp 4 juta. Karena jika tidak dibayarkan, mereka diancam tidak bisa mengurus KRS (Kartu Rencana Studi). Salah satu mahasiswa, Fadil, mengaku sudah membayar. Namun, fasilitas yang diterimanya jauh dari kata memadai. Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Sorotan lain yang disuarakan mahasiswa adalah kenaikan UKT. Di Fisip, UKT tertinggi naik dari Rp 6,2 juta menjadi Rp 7 juta. Hal itu menyebabkan sejumlah mahasiswa terbebani. Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Mahasiswa UIN Walisongo juga mendesak kampus mengusut kasus kekerasan seksual yang tengah terjadi di Sosiologi. Dalam aksi demo, mereka membakar keranda sebagai matinya demokrasi di lingkungan kampus. Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Pihak kampus melalui Wakil Rektor I Muchsin mengaku belum mengetahuinya. Ia memersilakan mahasiswa yang keberatan Mahad bisa mengajukan pernyataan agar kampus menggelar audiensi. Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng