Manusia bukanlah makhluk abadi. Allah SWT akan mencabut nyawa setiap manusia melalui malaikat maut pada waktunya. Setelah roh meninggalkan jasadnya, kehidupan alam Barzakh dimulai.
Disadur dari buku Perjalanan Setelah Kematian tulisan Ustadz Dr Firanda Andirja Lc MA, di alam Barzakh, Malaikat Munkar dan Nakir bakal memberikan pertanyaan-pertanyaan khusus. Yang benar menjawab akan mendapatkan nikmat kubur. Sebaliknya, jika salah, adzab kubur menanti.
Perjalanan hidup manusia di alam Barzakh terus berlanjut hingga hari kiamat tiba. Di alam ini, pilihannya hanya dua, yakni nikmat atau adzab. Semuanya bergantung kepada jawaban yang diberikan kepada malaikat penanya.
Tanda-tanda hari kiamat sendiri ada banyak, mulai dari kemunculan Dabbah, turunnya Imam Mahdi, hingga Matahari terbit dari arah Barat. Hari kiamat dimulai dengan tiupan sangkakala yang mengagetkan seluruh manusia. Allah SWT berfirman:
وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِ فَفَزِعَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ اِلَّا مَنْ شَاۤءَ اللّٰهُ ۗوَكُلٌّ اَتَوْهُ دٰخِرِيْنَ
Artinya: "(Ingatlah) pada hari (ketika) sangkakala ditiup sehingga terkejutlah semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi, kecuali yang Allah kehendaki. Semuanya datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri." (QS an-Naml: 87)
Lalu, apa saja peristiwa yang terjadi selepas hari kiamat hingga manusia dimasukkan surga atau neraka? Berikut rangkaiannya yang perlu detikers pahami.
Poin Utamanya:
- Setelah meninggal dunia, manusia memasuki alam Barzakh.
- Dari alam Barzakh, manusia dibangkitkan dengan terompet sangkakala, tepatnya saat Yaumul Ba'ats alias Hari Kebangkitan.
- Berturut-turut setelahnya adalah Yaumul Mahsyar, Yaumul Hisab, Yaumul Mizan, Yaumul Sirath, dan Yaumul Jaza'.
Rangkaian Peristiwa Hari Akhir
1. Yaumul Ba'ats (Hari Kebangkitan)
Hari Kebangkitan alias Yaumul Ba'ats terjadi setelah sangkakala ditiup untuk kali ketiga. Namun, ulama berselisih pendapat tentang jumlah tiupan sangkakala. Ada yang menyebut tiupan sangkakala berjumlah 2 atau 3. Wallahu a'lam bish-shawab.
Yang jelas, saat Hari Kebangkitan, tiupan sangkakala membuat semua manusia bangkit dari kuburnya tanpa terkecuali. Berdasar hadits Nabi Muhammad SAW, manusia dibangkitkan dalam kondisi tidak berpakaian, tidak beralas kaki, dan belum dikhitan.
Allah SWT berfirman:
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ اَخِيْهِۙ. وَاُمِّهٖ وَاَبِيْهِۙ. وَصَاحِبَتِهٖ وَبَنِيْهِۗ. لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَىِٕذٍ شَأْنٌ يُّغْنِيْهِۗ. وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ مُّسْفِرَةٌۙ. ضَاحِكَةٌ مُّسْتَبْشِرَةٌ ۚ. وَوُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌۙ. تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ ۗ. اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْكَفَرَةُ الْفَجَرَةُ ࣖ.
Artinya: "Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, (dari) ibu dan bapaknya, serta (dari) istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. Pada hari itu ada wajah-wajah yang berseri-seri, tertawa lagi gembira ria. Pada hari itu ada (pula) wajah-wajah yang tertutup debu (suram) dan tertutup oleh kegelapan (ditimpa kehinaan dan kesusahan). Mereka itulah orang-orang kafir lagi para pendurhaka." (QS Abasa: 34-42)
2. Yaumul Mahsyar (Hari Berkumpul di Padang Mahsyar)
Dikutip dari buku Kunci Akidah tulisan Muh Asroruddin al-Jumhuri, setelah dibangkitkan, manusia akan dikumpulkan di padang Mahsyar. Semuanya digiring menuju padang ini, dari manusia pertama sampai terakhir.
Kondisi setiap manusia berbeda-beda. Mereka yang dahulu meninggal syahid berjuang di jalan Allah SWT, akan datang dengan kondisi berlumuran darah. Namun, baunya tidaklah amis, melainkan harum bak minyak kasturi. Lain lagi dengan muadzin alias orang yang mengumandangkan adzan.
"Para muadzin adalah orang yang paling panjang lehernya pada hari Kiamat." (HR Muslim 1/290 nomor 387)
Allah SWT menurunkan Matahari dalam jarak 1 mil dari kepala manusia di Padang Mahsyar. Pada hari itu, hanya naungan Allah SWT sajalah yang ada. Tidak ada lagi gedung, bangunan, payung, maupun hal-hal lain yang biasa dipakai berlindung.
Nabi SAW bersabda:
تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ، حَتَّى تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيلٍ، فَيَكُونُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ، فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى كَعْبَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى حَقْوَيْهِ ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْحِمُهُ الْعَرَقُ الْجَامًا
Artinya: "Pada hari Kiamat, Matahari didekatkan ke manusia hingga sebatas satu mil. Lalu mereka bercucuran keringat sesuai amal perbuatan mereka. Di antara mereka ada yang berkeringat hingga tumitnya, ada yang berkeringat hingga lututnya, ada yang berkeringat hingga pinggang dan ada yang benar-benar tenggelam oleh keringat." (HR Muslim 4/2196 no 2864)
3. Yaumul Hisab (Hari Perhitungan)
Selanjutnya, ada Yaumul Hisab atau Hari Perhitungan. Seorang muslim akan dihisab dengan hisaban yasir (hisab yang ringan). Sebaliknya, ada manusia yang dihisab secara munaqasyah. Hisab ini bersifat sangat mendetail sehingga menyiksa. Terlebih, hisab munaqasyah dilakukan di hadapan seluruh manusia. Alhasil, orang yang banyak dosanya merasa malu.
Penerimaan catatan amal kemudian dilakukan setelah proses hisab. Manusia menerimanya dengan tangan kanan atau kiri. Mereka yang menerima dengan tangan kanan menjadi bangga karena catatan amalnya begitu indah. Di sisi lain, mereka yang menerima dengan tangan kiri mendapat nasib buruk.
4. Yaumul Mizan (Hari Penimbangan)
Sesuai namanya, yang ditimbang dalam peristiwa ini adalah amal seseorang. Timbangan di sisi Allah SWT bersifat adil. Tidak ada seorang pun yang dirugikan. Semua amal, biarpun sangat kecil, akan mendapatkan ganjaran yang sesuai.
Allah SWT berfirman:
وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔاۗ وَاِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ اَتَيْنَا بِهَاۗ وَكَفٰى بِنَا حٰسِبِيْنَ
Artinya: "Kami akan meletakkan timbangan (amal) yang tepat pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun dirugikan walaupun sedikit. Sekalipun (amal itu) hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya. Cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan." (QS al-Anbiya: 47)
Juga firman-Nya:
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ. وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ ࣖ.
Artinya: "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya." (QS al-Zalzalah: 7-8)
5. Yaumul Sirath (Hari Melewati Jembatan)
Usai penimbangan selesai, Allah SWT membuat tempat itu jadi gelap gulita. Dalam keadaan mata tidak bisa melihat apa pun, manusia harus berjalan melewati jembatan Sirath yang berada tepat di atas neraka Jahannam. Jembatan ini sangatlah licin, lebih kecil dari rambut, dan lebih tajam ketimbang benang.
Kondisi setiap orang ketika menyeberangi jembatan itu berbeda-beda. Seorang muslim yang beriman akan mendapatkan cahaya, membantu mereka melewati jembatan. Sebaliknya, mereka yang mengingkari Allah SWT akan diliputi kegelapan sehingga terjatuh dalam neraka Jahannam.
Nabi Muhammad SAW meminta kepada Allah SWT untuk menyelamatkan umatnya. Namun, tidak semua berhasil melewati jembatan itu. Sebagian akan terjatuh atau tercabik-cabik akibat besi pengait di sisi kanan-kiri jembatan. Menurut para ulama, mereka adalah orang-orang berdosa yang perlu disucikan dahulu sebelum kemudian dianugerahi surga.
6. Yaumul Jaza' (Hari Pembalasan)
Dikutip dari buku Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas IX tulisan Harjan Syuhada dan Fida' Abdilah, peristiwa terakhir adalah Yaumul Jaza' alias Hari Pembalasan. Setiap manusia akan diberi ganjaran sesuai amal perbuatan masing-masing sebagaimana sudah disinggung sekilas dalilnya di atas.
Ganjaran terbaik tentunya adalah surga. Allah SWT banyak merinci sifat-sifat surga dalam Al-Quran. Contohnya terdapat di surat Muhammad ayat 15 yang berbunyi:
مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِيْ وُعِدَ الْمُتَّقُوْنَ ۗفِيْهَآ اَنْهٰرٌ مِّنْ مَّاۤءٍ غَيْرِ اٰسِنٍۚ وَاَنْهٰرٌ مِّنْ لَّبَنٍ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهٗ ۚوَاَنْهٰرٌ مِّنْ خَمْرٍ لَّذَّةٍ لِّلشّٰرِبِيْنَ ەۚ وَاَنْهٰرٌ مِّنْ عَسَلٍ مُّصَفًّى ۗوَلَهُمْ فِيْهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ وَمَغْفِرَةٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ ۗ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِى النَّارِ وَسُقُوْا مَاۤءً حَمِيْمًا فَقَطَّعَ اَمْعَاۤءَهُمْ
Artinya: "Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa (adalah bahwa) di dalamnya ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, sungai-sungai air susu yang rasanya tidak berubah, sungai-sungai khamar yang lezat bagi peminumnya, dan sungai-sungai madu yang murni. Di dalamnya mereka memperoleh segala macam buah dan ampunan dari Tuhan mereka. (Apakah orang yang memperoleh kenikmatan surga) sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga usus mereka terpotong-potong?"
Sebaliknya, mereka yang ingkar atas nikmat Allah SWT akan dijebloskan ke dalam neraka. Di sana, berbagai siksaan bakal ditimpakan sesuai dosa masing-masing. Wallahu a'lam bish-shawab.
Demikian uraian ringkas rangkaian peristiwa kehidupan Hari Akhir sampai masuk surga atau neraka. Semoga bermanfaat.
Simak Video "Siap-siap "War" Tiket Indonesia Vs Argentina Segera Dimulai"
(anm/apu)