TACB Sragen Ungkap Pendopo Mangkubumi Tetiba Ambruk gegara Kayu Keropos

TACB Sragen Ungkap Pendopo Mangkubumi Tetiba Ambruk gegara Kayu Keropos

Tara Wahyu NV - detikJateng
Selasa, 02 Des 2025 18:32 WIB
Penampakan Pendopo Petilasan Mangkubumi di Sragen yang ambruk, Selasa (2/12/2025).
Penampakan Pendopo Petilasan Mangkubumi di Sragen yang ambruk, Selasa (2/12/2025). Foto: Tara Wahyu/detikJateng
Sragen -

Pendopo petilasan Mangkubumi di Desa Krikilan, Masaran, Sragen tiba-tiba ambruk. Ambruknya petilasan yang dulu ditempati Pangeran Mangkubumi, kelak bergelar Sultan Hamengku Buwono I, tersebut diduga karena kayu penyangga Pendopo banyak yang keropos.

Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Sragen, Anjarwati Sri Sayekti, mengatakan ambruknya pendopo karena kayu yang digunakan sudah keropos. Meskipun dari tampilan luar kayu tersebut masih bagus.

"Karena kan memang ada beberapa kayu lama yang itu dari luar utuh, tapi di dalam keropos. Nah, itu yang mungkin kemarin secara visual di luar memang utuh begitu," katanya kepada awak media, Selasa (2/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ambar mengatakan material lama Pendopo tersebut masih digunakan. Namun ternyata beban yang ada di atas melebihi dari kekuatan kayu tersebut.

ADVERTISEMENT

"Karena material lama masih kita gunakan, ternyata itu kekuatan di atas itu melebihi bebannya lebih. Bebannya itu melebihi dari kekuatan dari soko-soko yang samping ini, kan karena dia penyangga bener ya, tidak yang sebagai penjaga utama kan tidak cuman soko yang ada di tengah," ungkapnya

Ia mengatakan ada 12 tiang untuk penyangga Pendopo Mangkubumi tersebut. Beberapa penyangga masih menggunakan meterial yang lama.

"Yang 12 itu kan juga sebagai tiang pendamping begitu. Nah, itu kemarin kan kita coba untuk pertahankan, tidak digantikan yang baru begitu," bebernya.

Lebih lanjut, Ambar mengatakan nantinya Pendopo Mangkubumi akan dibangun lagi. Beberapa struktur bangunan akan diganti yang baru.

"Iya, didirikan kembali, istilahnya kayu yang masih bisa digunakan yang yang secara kekuatan secara ini masih bisa digunakan, digunakan. Tetapi nanti untuk kekuatan yang di bagian tiang-tiang itu akan diganti baru," bebernya.

"Kita mencoba mempertahankan supaya tidak tergantikan. Jadi aspek cagar budaya juga masih kita perhatikan begitu. Ya, tindak lanjutnya akan didirikan lagi, dimulai lagi dari awal," sambung Ambar.

Selain struktur Pendopo, Ambar menyebut material genting juga akan diganti. Meski diganti, genting yang digunakan akan tetap terlihat sealamiah mungkin.

"Material lain (genting) ganti material lain yang menyesuaikan dari kekuatan beban ini tadi. Kita menyesuaikan dan kita mencoba untuk senatural mungkin disesuaikan dengan dengan konsep lama. Jadi nanti untuk wuwungan juga memakai yang tradisional gitu," bebernya.

Ia memastikan, jenis genting yang akan digunakan bukan dari tanah liat. Hal tersebut, kata dia, setelah mendapat saran dari sesepuh setempat.

"Tidak tanah liat (jenis genting). Karena saran dari sesepuh di sana, ada beberapa yang menyarankan memang berapa kali tidak kersa (mau) memakai genting tanah liat. Ini keyakinan masyarakat, iya itu nonteknis. Tetapi kami menyesuaikan, kami menghormati sistem kepercayaan masyarakat setempat," jelasnya.

Selain itu, material genting diganti untuk meringankan tiang yang masih bisa digunakan. Pihaknya mengaku masih mencari material untuk pengganti genting.

"Itu tadi yang pertama, yang kedua supaya meringankan beban soko yang masih bisa kita gunakan itu tadi. Ini baru mencari (material)," tegasnya.

Di kesempatan yang sama, Plt Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkab Sragen, Sutrisna, mengatakan pihaknya masih mencari material yang baru sesuai dengan panduan Dinas Pekerjaan Umum maupun tim cagar budaya.

"Karena ini memperbaharui ya, dari genting tanah liat, kita masih survei mencari material sesuai dengan panduan dari Dinas PU maupun tim lainnya," ujarnya.

Ia mengatakan 12 tiang itu masih utuh namun tetap akan diganti yang baru. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan di Pendopo Mangkubumi.

"12 tiang itu masih utuh, kan melesat. Tapi kita ganti yang baru untuk menjamin keamanan," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Pendopo petilasan Pangeran Mangkubumi, yang kelak bergelar Sultan Hamengku Buwono I sebagai pendiri Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, di Desa Krikilan, Masaran, Sragen ambruk saat proses rehabilitasi. Pendopo tersebut kini hanya menyisakan puing-puing kayu dan genting.

Dari pantauan detikJateng di Desa Krikilan RT 06, pendopo petilasan Mangkubumi tinggal alasnya saja. Sedangkan bangunan sudah tidak lagi berdiri.

Genting yang terlihat masih baru juga tergeletak di tanah, beberapa kayu juga terlihat ditumpuk di belakang. Yang tersisa hanya dua bangunan kamar mandi di sisi kanan belakang.

Sesepuh Desa Krikilan yang juga pemberi wakaf tanah untuk Pendopo Mangkubumi, Suhardi (70), mengatakan bangunan tersebut ambruk pada Senin (1/12) sore. Menurutnya, saat itu, bangun tiba-tiba ambruk.

"Kemarin sore pukul 15.45 WIB, ambruk, brek. Kronologinya mungkin salah teknis secara mendirikan atau gimana ya, tidak ada angin tidak ada hujan, Tiba-tiba ambruk," katanya ditemui di kediamannya, Selasa (2/12).

Suhardi mengatakan saat ambruk tidak ada pekerja yang berada di sana. Ia menerangkan, rehabilitasi pendopo Mangkubumi memasuki tahap finishing ketika insiden terjadi.

"Alhamdulillah tidak ada (pekerja). Sebenarnya hampir selesai tinggal finishing lantai, tinggal bersih-bersih," ucapnya.

Halaman 2 dari 2
(apu/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads