Pendopo Mangkubumi Sragen Ambruk Saat Direnov Telan Anggaran Rp 200 Juta

Pendopo Mangkubumi Sragen Ambruk Saat Direnov Telan Anggaran Rp 200 Juta

Tara Wahyu NV - detikJateng
Selasa, 02 Des 2025 17:01 WIB
Penampakan Pendopo Petilasan Mangkubumi di Sragen yang tiba-tiba ambruk, Selasa (2/12/2025).
Penampakan Pendopo Petilasan Mangkubumi di Sragen yang tiba-tiba ambruk, Selasa (2/12/2025). Foto: Tara Wahyu/detikJateng
Sragen -

Pendopo petilasan Mangkubumi di Desa Krikilan, Masaran, Sragen, ambruk saat direnovasi atau direhabilitasi. Pemkab Sragen mengungkap anggaran rehabilitasi Pendopo Mangkubumi itu.

Kabid Kebudayaan Pemkab Sragen, Johny Ariawan, mengatakan anggaran yang dikeluarkan untuk rehabilitasi senilai Rp 200 juta. Ia mengatakan, selama rehabilitasi telah menggandeng arkeologi dan tim Cagar Budaya.

"Anggaran Rp 200 juta. Kan ada perencana, pelaksana, dan ada tim tenaga ahlinya juga. Penanganannya memang harus melibatkan arkeologi dan tim cagar budaya, nah ini sudah kita penuhi semua," kata Johny kepada awak media, Selasa (2/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jhony mengatakan sejak awal sudah melibatkan tim pengawas, arkeolog dan tim cagar budaya. Menurutnya, Pendopo Mangkubumi bisa ambruk karena ada faktor teknis dan non-teknis.

"Tim dari awal dengan arkeolog, sampai pengawas, ya kemarin itu ya teknis dan non teknis dua-duanya, kita tidak bisa sembarangan rehabilitasi, karena kayu-kayunya itu yang cagar budaya, pilar-pilar kayu," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Penampakan Pendopo Petilasan Mangkubumi di Sragen yang tiba-tiba ambruk, Selasa (2/12/2025).Penampakan Pendopo Petilasan Mangkubumi di Sragen yang tiba-tiba ambruk, Selasa (2/12/2025). Foto: Tara Wahyu/detikJateng

Menurutnya, kayu-kayu yang di Pendopo Mangkubumi sudah banyak yang keropos. Meskipun, dari luar kayu tersebut masih terlihat bagus.

"Memang sebagian besar kayu-kayu yang keropos itu memang banyak yang sudah tidak bisa digunakan. Untung ambruknya nggak patah kayunya," bebernya.

Menurutnya, kayu-kayu di Pendopo Mangkubumi sudah berusia lebih dari 1 abad. Salah satunya yakni tumpangsari yang sudah berusaha sekitar 300 tahun.

"Beberapa tumpangsari itu ada yang berusia juga memang sudah hampir 300 tahun. Ketika kita inspeksi dengan tim arkeolog, 300 tahun, sejak tahun 1746. Hampir 300 tahun juga ya wajar kalau ada yang keropos," bebernya.

Lebih lanjut, Jhony mengatakan rehabilitasi Pendopo Mangkubumi akan tetap dilanjutkan. Rencananya, beberapa di antaranya akan menggunakan bahan yang baru.

"Jadi kita yang terpasang itu sebagian memang baru, tapi ada penanda khusus bahwa ini material baru, material lama tetap ada. Lah yang yang penggandaan-penggandaan itu harus dikasih tanda, dan ini sudah ditandai," terangnya.

Selain itu, untuk kayu yang tidak bisa digunakan nantinya akan tetap diperlihatkan. Tujuannya agar masyarakat akan tetap mengetahui kayu asli dari Pendopo Mangkubumi.

"Sepertinya malah akan menjadi daya tarik ya. Kayu-kayu yang masih ada itu opsinya adalah dipajang di situ diberikan pelindung. Sehingga nanti pengunjung di Pendopo itu masih bisa mengetahui yang aslinya ini seperti ini loh," jelas dia.

Diberitakan sebelumnya, Pendopo petilasan Pangeran Mangkubumi, yang kelak bergelar Sultan Hamengku Buwono I sebagai pendiri Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, di Desa Krikilan, Masaran, Sragen ambruk saat proses rehabilitasi. Pendopo tersebut kini hanya menyisakan puing-puing kayu dan genting.

Dari pantauan detikJateng di Desa Krikilan RT 06, pendopo petilasan Mangkubumi tinggal alasnya saja. Sedangkan bangunan sudah tidak lagi berdiri.

Genting yang terlihat masih baru juga tergeletak di tanah, beberapa kayu juga terlihat ditumpuk di belakang. Yang tersisa hanya dua bangunan kamar mandi di sisi kanan belakang.

Sesepuh Desa Krikilan yang juga pemberi wakaf tanah untuk Pendopo Mangkubumi, Suhardi (70), mengatakan bangunan tersebut ambruk pada Senin (1/12) sore. Menurutnya, saat itu, bangun tiba-tiba ambruk.

"Kemarin sore pukul 15.45 WIB, ambruk, brek. Kronologinya mungkin salah teknis secara mendirikan atau gimana ya, tidak ada angin tidak ada hujan, Tiba-tiba ambruk," katanya ditemui di kediamannya, Selasa (2/12).

Suhardi mengatakan saat ambruk tidak ada pekerja yang berada di sana. Ia menerangkan, rehabilitasi pendopo Mangkubumi memasuki tahap finishing ketika insiden terjadi.

"Alhamdulillah tidak ada (pekerja). Sebenarnya hampir selesai tinggal finishing lantai, tinggal bersih-bersih," ucapnya.

Halaman 2 dari 2
(afn/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads