Hampir Rampung Direnov, Pendopo Mangkubumi di Sragen Tetiba Ambruk

Hampir Rampung Direnov, Pendopo Mangkubumi di Sragen Tetiba Ambruk

Tara Wahyu NV - detikJateng
Selasa, 02 Des 2025 14:05 WIB
Penampakan Pendopo Petilasan Mangkubumi di Sragen yang tiba-tiba ambruk, Selasa (2/12/2025).
Penampakan Pendopo Petilasan Mangkubumi di Sragen yang tiba-tiba ambruk, Selasa (2/12/2025). Foto: Tara Wahyu/detikJateng
Sragen -

Pendopo petilasan Pangeran Mangkubumi, yang kelak bergelar Sultan Hamengku Buwono I sebagai pendiri Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, di Desa Krikilan, Masaran, Sragen ambruk saat proses rehabilitasi. Pendopo tersebut kini hanya menyisakan puing-puing kayu dan genting.

Dari pantauan detikJateng di Desa Krikilan RT 06, pendopo petilasan Mangkubumi tinggal alasnya saja. Sedangkan bangunan sudah tidak lagi berdiri.

Genting yang terlihat masih baru juga tergeletak di tanah, beberapa kayu juga terlihat ditumpuk di belakang. Yang tersisa hanya dua bangunan kamar mandi di sisi kanan belakang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesepuh Desa Krikilan yang juga pemberi wakaf tanah untuk Pendopo Mangkubumi, Suhardi (70), mengatakan bangunan tersebut ambruk pada Senin (1/12) sore. Menurutnya, saat itu, bangun tiba-tiba ambruk.

"Kemarin sore pukul 15.45 WIB, ambruk, brek. Kronologinya mungkin salah teknis secara mendirikan atau gimana ya, tidak ada angin tidak ada hujan, Tiba-tiba ambruk," katanya ditemui di kediamannya, Selasa (2/12/2025).

ADVERTISEMENT

Suhardi mengatakan saat ambruk tidak ada pekerja yang berada di sana. Ia menerangkan, rehabilitasi pendopo Mangkubumi memasuki tahap finishing ketika insiden terjadi.

"Alhamdulillah tidak ada (pekerja). Sebenarnya hampir selesai tinggal finishing lantai, tinggal bersih-bersih," ucapnya.

Suhardi menduga, pendopo tersebut ambruk bisa karena konstruksi yang tidak kuat. Di mana tidak ada tiang untuk penyangga.

"Mungkin keberatan muatan atap genting itu, dan di situ secara teknis material bangunan antara yang lama dan yang baru mungkin pemasangan secara kurang simetris. Dalam mendirikan itu tidak ada tiang atau dipalang, jadi berat," bebernya.

Selain itu, ia mengatakan bahwa ada dongeng mengenai Pendopo Mangkubumi. Menurutnya, dari dongeng yang beredar, pendopo tidak mau diberi atap genting.

"Dulu tahun 90 Pendopo berada di RT 03, dari dulu tidak mau diberi atap genting. Tapi pada tahun 94 Pendopo tersebut dipindah ke lahan yang saya wakafkan di tanah seluas 400 meter. Ukuran bangunan 9x9 meter, bentuk Jawa limasan," bebernya.

Mantan Kepala Desa (kades) Krikilan tahun 1993-2001 itu melanjutkan, sebelumnya atap pendopo menggunakan rapak. Lalu setelah pindah diganti menjadi sirap kayu dan rehabilitasi ketiga rencana diganti genting.

"Sebelumnya itu pakai rapak anyaman dari daun tebu. Mungkin kurang terus diganti sirap kayu setelah itu direhab lagi mau diganti genting, terus ini jadi ambruk," bebernya.

Rehabilitasi tersebut, kata dia, sudah dilakukan selama 20 hari. Awalnya, ia berharap rehabilitasi dilakukan pada hari ini, bertepatan pada Selasa Pon.

"Ini sudah 20 hari. Kemarin dari dinas minta saran pada saya, kalau bongkar ini tepatnya saya beri, jane hari Selasa ini, Selasa Pon Jawa, tapi mungkin kelamaan. Jadi 20 hari setelah ini sudah dibongkar," terangnya.

Dirinya mengaku tidak tahu anggaran yang digelontorkan untuk rehabilitasi pendapa tersebut. Pendopo tersebut, biasanya digunakan untuk acara saat hari jadi Kabupaten Sragen.

"Kalau itu (anggaran) tidak tahu, dari pemerintah langsung ke pemborong," pungkasnya.

Jadi Petilasan Sultan HB I Saat Melawan VOC

Dikatakan Suhardi, tempat itu merupakan petilasan Pangeran Mangkubumi saat melawan Perusahaan Hindia Timur Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie/VOC). Mangkubumi datang ke sana pada Selasa Pon, Jumadil Awal tahun 1747.

Mangkubumi kemudian membentuk koalisi bersama keponakannya, Raden Mas Said yang kelak bergelar Mangkunegara I, untuk melawan VOC serta Keraton Surakarta Hadiningrat yang saat itu dikuasai kakaknya, Paku Buwono II.

"Tepatnya pada Selasa Pon, Jumadil Awal. Tahun 1746 Masehi Raden Mas Sujono tindak rawuh di Tugu Pandak Karangnongko. Di situ berikrar menyatakan membentuk pemerintahan koalisi atau pemerintahan pemberontakan, tapi dalam tanda petik, bukan memberontak Keraton Surakarta, tapi memberontak VOC," jelasnya.

Menurutnya, pendopo tersebut merupakan pendopo pertama yang didatangi oleh Mangkubumi di Sragen yang kala itu bernama Sukowati. Warga sekitar, kata dia, mempunyai istilah penyebutan Mbok Rondo Dadapan.

"Itu, pendopo yang pertama dirawuhi (didatangi) ya. Kalau dongeng itu pendopo yang didirikan di sini itu istilahnya punyaannya Mbok Rondo Ndadapan. Itu kalau saya mungkin untuk memudahkan seorang, seseorang nama wanita yang tidak atau belum teridentifikasi nama aslinya. Jadi si Ndadap, si wanita itu kayak identik wanita,"benernya.

Konfirmasi ke Pemkab Sragen

detikJateng sudah menghubungi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen, Sutrisna, terkait anggaran dan kejadian ambruknya Pendopo Mangkubumi, tapi belum dijawab.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
[Gambas:Video 20detik]
(apu/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads