7 Fakta Miris Prostitusi 'Pahe' Berkedok Warung Soto di Delanggu Klaten

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 15 Mei 2023 09:49 WIB
Satpol-PP Pemkab Klaten gerebek lokasi prostitusi berkedok warung di Desa Gatak, Kecamatan Delanggu. (Foto: Dok Satpol PP Klaten)
Solo -

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Klaten menggerebek sebuah warung soto di Desa Gatak, Kecamatan Delanggu, Klaten. Warung soto tersebut diduga dijadikan tempat prostitusi.

Dari hasil pengecekan petugas, ada dua PSK yang mangkal di warung soto tersebut. Warga bahkan menyebut praktik prostitusi di warung soto itu sudah berlangsung turun temurun. Tarif yang dipatok pun tergolong paket hemat atau pahe, yakni Rp 70 ribu termasuk sewa kamar.

Berikut 7 fakta miris prostitusi berkedok warung soto di Klaten, dirangkum oleh tim detikJateng.

1. Terungkap dari Temuan Mayat Kakek-kakek

Praktik prostitusi ini terbongkar usai seorang kakek berinisial P (70) warga Kecamatan Delanggu ditemukan meninggal dunia di warung soto tersebut. Diduga korban terkena serangan jantung.

"Diduga sakit jantung. Sudah diperiksa dokter Puskesmas tidak ada tanda kekerasan," jelas Kapolsek Delanggu AKP Sutiman Hadi kepada wartawan di lokasi, Selasa (2/5/2023) siang.

Menurut Kapolsek, kejadian tersebut diketahui sekitar pukul 11.30 WIB dan warga melapor ke Polsek. Korban ditemukan meninggal saat posisi tidur di dalam rumah.

"Katanya begitu tidur langsung bablas meninggal dunia. Keluarga sudah menerima dan jenazah dibawa pulang," imbuh Sutiman.

2. Digerebek Satpol PP

Satpol PP Pemkab Klaten kemudian menggerebek warung soto tersebut. Petugas menemukan dugaan lokasi itu menjadi tempat prostitusi.

"Betul yang kemarin lokasi ada orang meninggal. Tapi saat kita gerebek posisi tidak ada tamu," ungkap Sub koordinator bidang penindakan dan penegakan Perda Satpol-PP dan Pemadam Kebakaran Pemkab Klaten, Sulamto kepada detikJateng, Selasa (9/5/2023) siang.

3. Sediakan 3 Kamar

Dijelaskan Sulamto, dari hasil pengecekan rumah tersebut milik seorang warga yang sudah lanjut usia. Di rumah tersebut ada tiga kamar yang sering digunakan untuk praktik prostitusi .

"Ada tiga kamar yang ditemukan di dalam rumah tersebut. Biasanya rumah tersebut kedoknya untuk warung," imbuh Sulamto.

4. Tarif Rp 70 ribu

Hasil pemeriksaan petugas, terungkap tarif pelanggan cukup bayar Rp 70.000 sudah termasuk sewa kamar.

"Tarif yang dipatok penunggu warung itu Rp 70.000, itu kamar plus PSK-nya. Yang punya rumah atau kamar dapat Rp 15.000, sisanya untuk PSK," ungkap Sub Koordinator Penindakan Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Pemkab Klaten, Sulamto kepada detikJateng, Jumat (12/5/2023).

Dijelaskan Sulamto, modus di rumah tersebut terungkap setelah pada Senin (8/5) sekitar pukul 14.00 WIB Satpol PP mengecek lokasi. Rumah tersebut ukuran kecil.

5. Ada 2 PSK Mangkal

Dari hasil pengecekan, anak pemilik rumah itulah yang membuka warung soto, wedangan dan lainnya yang juga membuka layanan prostitusi. Ada dua PSK yang mangkal.

"Ada dua orang PSK yang ada di situ yang berasal dari wilayah sekitar Delanggu. Kita juga menerima laporan dari warga lewat medsos kita, rumah tersebut memang digunakan untuk itu," paparnya.

Satpol PP, sambung Sulamto, sebenarnya sudah terus mengawasi rumah tersebut. Bahkan tahun lalu pernah digerebek tapi kosong.

"Setahun yang lalu kita lakukan penggerebekan di situ, operasi pekat tapi kosong tidak ada penghuni sehingga tidak ada hasil. Baru kali ini benar adanya, kamar yang digunakan ada tiga kamar," imbuh Sulamto.

Warung tersebut ternyata sudah lama jadi lokasi prostitusi. Simak di halaman selanjutnya.




(aku/sip)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork