Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, terus berbenah untuk mewujudkan diri sebagai destinasi wisata berkelas dunia. Salah satu upayanya adalah dengan menarik investasi di sektor perhotelan.
Langkah ini selaras dengan visi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, yakni Jabar Istimewa dengan tagline Lembur Diurus, Kota Ditata (kampung dirawat, kota ditata).
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, Iendra Sofyan, menyampaikan bahwa Pangandaran memiliki nilai positif untuk menarik investor. Selain itu, jumlah kunjungan wisatawan ke daerah ini juga terus meningkat.
"Pangandaran menjadi peringkat ke-2 penyumbang jumlah kunjungan wisata terbanyak di Jabar setelah Kota Bandung," ucap Iendra kepada detikJabar usai menghadiri groundbreaking De Auraya Villas, Jumat (26/9/2025).
Menurutnya, jumlah wisatawan ke Jawa Barat per September sudah mencapai 1,2 juta orang dari target bulanan 777 ribu.
"Mungkin Pangandaran menyumbangkan setidaknya paling banyak," katanya.
Iendra menambahkan, tingginya kunjungan ke Bandung juga dipengaruhi wisatawan yang datang ke Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan Bandung Raya.
"Faktor itu dilihat pada liburan hari Raya Idul Fitri, dan hari besar lainnya," ucapnya.
Meski demikian, ia menilai larangan study tour tidak berpengaruh besar terhadap tren masyarakat untuk berlibur. Pangandaran sendiri memiliki visi jangka panjang dalam lima tahun ke depan, yaitu menjadi destinasi wisata mendunia yang menitikberatkan pada pendidikan agama dan karakter.
"Visi ini sangat selaras dengan Visi Jabar Istimewa," imbuhnya.
Iendra juga mengingatkan adanya tantangan dari sisi ekonomi. "Laju pertumbuhan ekonomi Jabar pada triwulan dua 5,23% masih diatas nasional, hanya Pangandaran masih 2,89% dibawah rata-rata Jabar dan tapi menurun dibanding triwulan 1," ucapnya.
Meski begitu, terdapat capaian positif di sektor ketenagakerjaan. "Tingkat pengangguran terbuka TPT capai 1.58% menjadi yang terendah di Jabar bahkan Jabar mencapai 6%," katanya.
Ia juga menambahkan bahwa tingkat kemiskinan Pangandaran berada di 8,78% dan terus menurun.
Menurut Iendra, sumber daya utama Pangandaran adalah investasi. Dia pun mengapresiasi hadirnya villa hotel Auraya Villas yang berinvestasi di Pangandaran.
"Hadirnya villa hotel Auraya Villas menjadi nafas segar bagi investasi di Pangandaran terutama dapat mendongkrak sisi pendapatan ekonomi daerah," ungkapnya.
Namun, ia menekankan pentingnya dukungan pemerintah daerah. "Nilai investasi Jabar mencapai Rp 68,64 triliun peringkat ke-3 nasional setelah Jawa Timur. Sementara Kabupaten Pangandaran tahun 2025 nilai investasinya mencapai Rp 30 miliar dari target Rp 300 Miliar diharapkan naik 5% akhir tahun ini," terangnya.
Ia juga menegaskan, sektor properti seperti villa dan hotel akan menjadi pendorong signifikan dalam meningkatkan nilai investasi.
Optimisme Pemerintah Daerah
Bupati Pangandaran, Citra Pitriyami, menyambut optimis hadirnya investasi di daerahnya. "Pangandaran adalah bongkahan berlian yang nilainya sangat luar biasa tinggi. Keindahan alam dan potensi wisatanya akan semakin bersinar dengan adanya investasi yang terarah," katanya.
Citra berharap pembangunan hotel sejalan dengan tata ruang serta tetap menjaga keseimbangan lingkungan.
"Jangan khawatir. Jika villa dan hotel sudah berdiri, pegawainya adalah masyarakat Pangandaran. Semakin banyak investasi masuk, dampaknya akan semakin meluas dan meningkatkan kesejahteraan para pedagang dan perajin lokal. Semakin banyak investor, semakin maju masyarakat kita," katanya.
Ia juga memaparkan capaian investasi. Meskipun target tahun ini Rp 300 miliar, angka sementara baru tercapai Rp 30 miliar. Namun, dengan empat proyek hotel besar yang sedang berjalan, nilai investasi sebenarnya diperkirakan sudah melampaui target.
"Saat ini, terdapat empat proyek hotel besar yang sedang dalam tahap pembangunan, antara lain Grand Cahaya Surya, Kendan, dan Blue Orchid. Dengan adanya proyek ini, estimasi nilai investasi di Pangandaran diperkirakan sudah mencapai Rp 400 Miliar," ungkapnya.
Meski investasi mengalir, aksesibilitas masih menjadi pekerjaan rumah. Citra mencontohkan tingginya biaya transportasi.
"Akses transportasi udara dan darat masih dinilai tinggi untuk masuk kesini," ucapnya.
Untuk penerbangan Pangandaran-Bandung, harga tiket mencapai Rp 1,3 juta. Sementara perjalanan darat memakan waktu 6-7 jam. Citra berharap jalur kereta api bisa diaktifkan kembali agar mobilitas lebih cepat dan murah.
Konsep Villatel dan Fasilitas Premium
De Auraya Villas dibangun di atas lahan 2,64 hektare, hanya satu kilometer dari Pantai Pangandaran. Proyek ini menghadirkan 56 unit villa yang dapat dikelola menjadi 168 kamar, dengan konsep Villatel (villa-hotel).
Komisaris Terra Capital, Timotius Sudarmono, menyatakan konsep tersebut menjawab kebutuhan pasar. "Konsep Villatel yang kami bawa menjawab dua kebutuhan sekaligus, kebutuhan akomodasi premium di Pangandaran dan kebutuhan investor akan instrumen properti yang menguntungkan. Ini adalah kesempatan emas bagi mereka yang ingin memiliki villa pribadi dengan potensi imbal hasil menarik," katanya.
Salah satu daya tarik De Auraya Villas adalah kolam renang terbesar di Pangandaran yang disiapkan sebagai landmark kawasan. "Pangandaran, sebagai destinasi wisata unggulan Jawa Barat, terus mencatat pertumbuhan kunjungan wisatawan yang tinggi. Namun, kawasan ini masih mengalami kekurangan kamar hotel berkualitas (backlog kamar) yang signifikan," ucapnya.
Catatan DPRD Pangandaran
Ketua DPRD Pangandaran, Asep Noordin, mengingatkan agar pembangunan tetap memperhatikan aspek lingkungan.
"Pembangunannya juga harus berkonsep kelestarian alam, sehingga tidak menambah lagi limbah hotel, IPAL nyah harus dipikirkan sejak awal," ucapnya.
Selain itu, ia menekankan pentingnya sport tourism. "Tidak hanya membuat nyaman tapi juga sehat," katanya.
Simak Video "Menikmati Suasana Pantai yang Tenang di Malam Hari di Pangandaran "
(dir/dir)