Mengutip Oddity Central, proyek pembangunan jalur kereta cepat di China dimulai sejak 2020. Hingga kini, kontraktor telah menyelesaikan rel sepanjang 163,54 km dan pengerjaannya tinggal sedikit lagi menuju tahap akhir.Foto: via Oddity Central
Namun, kelancaran proyek tersebut terganggu karena seorang pemilik rumah bernama Bibi Zhang menolak pindah. Ia meminta kompensasi dalam bentuk uang ganti rugi yang nilainya mencapai ratusan miliar rupiah. Foto: via Oddity Central
Pada awalnya, pemilik rumah tersebut menuntut kompensasi sebesar Rp 234 juta per meter persegi. Namun, pihak berwenang menyatakan bahwa angka tersebut jauh melampaui batas harga yang diatur dalam ketentuan resmi. Setiap kali pemerintah menolak, permintaan ganti rugi dari pemilik rumah justru semakin meningkat hingga akhirnya mencapai Rp 233 miliar untuk keseluruhan properti.Foto: Tangkapan Layar YouTube Hanlin Popular Science
Faktanya, pemerintah setempat sebenarnya telah menawarkan kompensasi berupa 5 juta yuan atau sekitar Rp 11,7 miliar, ditambah tiga unit rumah dengan luas setara milik Zhang. Namun, karena penolakan tersebut, pembangunan jalur kereta cepat terhenti selama dua tahun, hingga akhirnya rumah Zhang kini terhimpit di antara jembatan rel kereta cepat.Foto: Tangkapan Layar YouTube Hanlin Popular Science
Sejak rumah Zhang menjadi sorotan media, ia mulai merasakan tekanan yang berat. Situasi tersebut membuatnya tidak lagi betah tinggal di lingkungan yang penuh sorotan. Pada akhirnya, Zhang memutuskan untuk menyerah dan menyatakan bahwa dirinya bersama keluarga akan menerima tawaran kompensasi dari pemerintah sesuai aturan yang berlaku.Foto: Tangkapan Layar YouTube Hanlin Popular Science