Potret SMKN Senilai Rp 2,6 M yang Terbengkalai di Ciamis

Bangunan sekolah di Dusun Sukalena, Desa Cijeungjing, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, memang belum pernah digunakan untuk aktivitas belajar mengajar. Sejak selesai dibangun sekitar tahun 2024, benteng bangunan sekolah itu ambles dan tidak aman untuk digunakan. Akhirnya bangunan pun dibiarkan rusak dan tidak terawat.
Akses untuk menuju bangunan SMKN 1 Cijeungjing cukup jauh dari Jalan Raya Ciamis-Banjar. Lokasinya berada di dalam area perkebunan dan hanya ada sedikit rumah penduduk di sekitarnya dengan menyusuri jalan desa yang di cor. Menurut informasi, bangunan SMKN 1 Cijeungjing dibangun dari APBD Provinsi Jawa Barat senilai Rp 2,6 miliar.
Pantauan detikJabar di lokasi, tidak ada papan nama sekolah baik di gerbang atau pun di area bangunan. Jalan ke area bangunan sekolah dari jalan desa pun masih tanah merah dengan jarak sekitar 100 meter. Sesampainya di lokasi, terlihat hanya ada 3 bangunan, yang sepertinya untuk ruang guru, ruang kelas dan satu bangunan toilet.
Memasuki komplek sekolah, suasananya begitu sunyi dan tidak ada aktivitas apa pun. Tidak ada seorang pun yang dapat ditemui di sekolah tersebut. Bagian halaman sekolah pun banyak ditumbuhi rumput liar yang sangat rimbun.
 
Bangunan sekolah tersebut dibangun di pinggir tebing yang di bawahnya terdapat Sungai Cimuntur. Beberapa titik pada bagian samping bangunan ambles, ruang kelas dan juga ruang guru diduga tidak layak ditempati karena khawatir ambruk. Retakan-retakan nampak jelas di bagian dinding, lantai hingga plafon bangunan. Di dalam bangunan pun tidak terdapat meja atau kursi.
Seperti penuturan Andang, warga Sukalena yang berada tidak jauh dari sekolah. Menurutnya bangunan untuk SMKN 1 Cijeungjing itu belum pernah digunakan. Bangunan tersebut selesai dibangun sekitar tahun 2024.
 
Bangunan sekolah di Dusun Sukalena, Desa Cijeungjing, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, memang belum pernah digunakan untuk aktivitas belajar mengajar. Sejak selesai dibangun sekitar tahun 2024, benteng bangunan sekolah itu ambles dan tidak aman untuk digunakan. Akhirnya bangunan pun dibiarkan rusak dan tidak terawat.
Akses untuk menuju bangunan SMKN 1 Cijeungjing cukup jauh dari Jalan Raya Ciamis-Banjar. Lokasinya berada di dalam area perkebunan dan hanya ada sedikit rumah penduduk di sekitarnya dengan menyusuri jalan desa yang di cor. Menurut informasi, bangunan SMKN 1 Cijeungjing dibangun dari APBD Provinsi Jawa Barat senilai Rp 2,6 miliar.
Pantauan detikJabar di lokasi, tidak ada papan nama sekolah baik di gerbang atau pun di area bangunan. Jalan ke area bangunan sekolah dari jalan desa pun masih tanah merah dengan jarak sekitar 100 meter. Sesampainya di lokasi, terlihat hanya ada 3 bangunan, yang sepertinya untuk ruang guru, ruang kelas dan satu bangunan toilet.
Memasuki komplek sekolah, suasananya begitu sunyi dan tidak ada aktivitas apa pun. Tidak ada seorang pun yang dapat ditemui di sekolah tersebut. Bagian halaman sekolah pun banyak ditumbuhi rumput liar yang sangat rimbun. 
Bangunan sekolah tersebut dibangun di pinggir tebing yang di bawahnya terdapat Sungai Cimuntur. Beberapa titik pada bagian samping bangunan ambles, ruang kelas dan juga ruang guru diduga tidak layak ditempati karena khawatir ambruk. Retakan-retakan nampak jelas di bagian dinding, lantai hingga plafon bangunan. Di dalam bangunan pun tidak terdapat meja atau kursi.
Seperti penuturan Andang, warga Sukalena yang berada tidak jauh dari sekolah. Menurutnya bangunan untuk SMKN 1 Cijeungjing itu belum pernah digunakan. Bangunan tersebut selesai dibangun sekitar tahun 2024.