Balai Kota Cirebon, yang juga dikenal sebagai Raadhuis, adalah bangunan bersejarah yang dibangun dengan gaya arsitektur Art Deco. Pembangunannya dimulai pada tanggal 26 Juni 1926 dan selesai pada 1 September 1927.
Keraton Kasepuhan adalah keraton tertua di Cirebon yang didirikan pada tahun 1529 oleh Sunan Gunung Jati, salah satu Wali Songo. Kompleks keraton ini dulunya menjadi pusat pemerintahan dan kegiatan keagamaan Kesultanan Cirebon.
BAT (British American Tobacco) Cirebon dibangun pada 1924. Pabrik ini memproduksi rokok kretek dan putih selama masa penjajahan Belanda hingga kemerdekaan Indonesia.
Keraton Kanoman dibangun pada 1678 adalah hasil dari perpecahan Kesultanan Cirebon. Kompleks keraton ini memiliki keindahan arsitektur yang kental dengan nilai tradisional Jawa dan nuansa Islam.
Gereja Katolik Santo Yusuf didirikan tahun 1887 oleh seorang pengusaha pabrik gula bernama Louis Theodorus Gonsalves. Dengan gaya arsitektur ala Portugis.
Keraton Kaprabonan, yang lebih kecil dari keraton lainnya, didirikan pada abad ke-19 sebagai pusat pendidikan agama Islam. Meski ukurannya tidak sebesar Kasepuhan atau Kanoman, keraton ini tetap memancarkan pesona dengan arsitektur tradisional yang khas.
Gereja Kristen Pasundan dibangun pada 1788 oleh keluarga misionaris Belanda, Joachm Wichert dan istrinya Johanna Maria Alting.
Keraton Kacirebonan didirikan pada tanggal 18 Maret 1808 M oleh Pangeran Muhammad Haerudin yang merupakan putra mahkota dari Keraton Kanoman.
Kelenteng Talang dibangun sekitar tahun 1450 oleh Tan Sam Cay atau Muhammad Syafii. Awalnya Kelenteng Talang bukan merupakan kelenteng tapi masjid untuk etnis Tionghoa yang Muslim.
Masjid Merah Panjunan dibangun pada 1480 oleh seorang pendakwah keturunan Arab bernama Syekh Syarif Abdurrahman. Keahliannya dalam membuat gerabah membuat ia dijuluki Pangeran Panjunan.
Masjid Sang Cipta Rasa didirikan pada sekitar tahun 1480. Masjid ini berada di kawasan Keraton Kasepuhan.