Citanggeuleuk, Nusa Penida di Pelosok Garut Swiss van Java

Pantai ini bisa diakses menggunakan kendaraan bermotor dengan waktu tempuh sekitar 4-5 jam dengan rute Garut-Cikajang-Pameungpeuk-Mekarmukti.
Belum banyak yang mengenal dan mengunjungi Pantai Citanggeuleuk ini. Padahal, ada segudang keindahan yang tersembunyi di dalamnya. Udaranya segar, khususnya ketika dinikmati pada pagi hari. Di beberapa penjuru, ada kawasan persawahan warga yang terhampar berwarna hijau.
 
Panorama tebing karang yang menjulang tinggi di pinggir pantai menjadi daya tarik utamanya. Pemandangannya yang estetik, membuat suasana Citanggeuleuk mirip dengan Pantai Kelingking di Nusa Penida, Bali. Di antara tebing-tebing karang yang menjulang tinggi itu, terdapat banyak lubang menganga. Lubang tersebut, adalah sarang burung walet yang sengaja dibuat.
Pantai ini tidak bisa dijadikan arena berenang karena ombaknya yang ganas. Meski begitu, pengunjung tetap bisa menikmati suasana yang indah. Selain panorama tebing karang, yang menjadi keunikan Pantai Citanggeuleuk juga antara lain pasir hitam, yang terhampar di sepanjang pantai.
Pantai Citanggeuleuk saat ini dikelola seadanya oleh pihak desa. Di lokasi, prasarana masih terbatas. Hanya ada sejumlah balai-balai, hingga tempat bilas pakaian. Salah satu yang harus diperbaiki adalah akses jalan masuk yang masih dalam keadaan belum representatif dengan pasir dan bebatuan.
Setiap pengunjung yang datang ke Pantai Citanggeuleuk, dikenakan biaya Rp 5 ribu rupiah. Bagi pengunjung yang membawa kendaraan, juga wajib membayar karcis parkir dengan nominal yang sama. Jika berminat untuk berkunjung ke Citanggeuleuk, waktu pagi atau sore hari sangat direkomendasikan.
Sebab, jika berkunjung di waktu siang, matahari akan bersinar sangat terik sehingga membuat cuaca di sana sangat panas.
Pantai ini bisa diakses menggunakan kendaraan bermotor dengan waktu tempuh sekitar 4-5 jam dengan rute Garut-Cikajang-Pameungpeuk-Mekarmukti.
Belum banyak yang mengenal dan mengunjungi Pantai Citanggeuleuk ini. Padahal, ada segudang keindahan yang tersembunyi di dalamnya. Udaranya segar, khususnya ketika dinikmati pada pagi hari. Di beberapa penjuru, ada kawasan persawahan warga yang terhampar berwarna hijau. 
Panorama tebing karang yang menjulang tinggi di pinggir pantai menjadi daya tarik utamanya. Pemandangannya yang estetik, membuat suasana Citanggeuleuk mirip dengan Pantai Kelingking di Nusa Penida, Bali. Di antara tebing-tebing karang yang menjulang tinggi itu, terdapat banyak lubang menganga. Lubang tersebut, adalah sarang burung walet yang sengaja dibuat.
Pantai ini tidak bisa dijadikan arena berenang karena ombaknya yang ganas. Meski begitu, pengunjung tetap bisa menikmati suasana yang indah. Selain panorama tebing karang, yang menjadi keunikan Pantai Citanggeuleuk juga antara lain pasir hitam, yang terhampar di sepanjang pantai.
Pantai Citanggeuleuk saat ini dikelola seadanya oleh pihak desa. Di lokasi, prasarana masih terbatas. Hanya ada sejumlah balai-balai, hingga tempat bilas pakaian. Salah satu yang harus diperbaiki adalah akses jalan masuk yang masih dalam keadaan belum representatif dengan pasir dan bebatuan.
Setiap pengunjung yang datang ke Pantai Citanggeuleuk, dikenakan biaya Rp 5 ribu rupiah. Bagi pengunjung yang membawa kendaraan, juga wajib membayar karcis parkir dengan nominal yang sama. Jika berminat untuk berkunjung ke Citanggeuleuk, waktu pagi atau sore hari sangat direkomendasikan.
Sebab, jika berkunjung di waktu siang, matahari akan bersinar sangat terik sehingga membuat cuaca di sana sangat panas.