Dahulu irigasi ini kumuh, terbengkalai dan menjadi tempat pembuangan sampah. Segelintir pemuda yang jengah dengan kondisi tersebut kemudian bergerak untuk membersihkan dan menata saluran air yang mengalir dari Gunung Galunggung itu. Sampah-sampah yang datang dari wilayah hulu disekat dan dibersihkan, seraya edukasi tentang pengolahan dan pemilahan sampah digencarkan kepada warga di sepanjang irigasi.
Inisiatif ini disambut baik, dan memantik partisipasi dari berbagai lapisan termasuk pemerintah Kota Tasikmalaya.
Penataan pun merambah ke jalur pejalan kaki di pinggiran irigasi. Warga melakukan pembangunan secara swadaya, dengan bantuan material bangunan dari pemerintah yang juga semangat berkolaborasi dengan warganya.
Warga juga 'melak lauk' atau menebar berbagai jenis ikan di saluran irigasi yang menjadi daya tarik bagi pengunjung yang datang. Langkah pelestarian ini beriringan dengan promosi potensi perikanan lokal Leuwihieum.
Ikan-ikan pun tumbuh dengan baik karena saluran air yang bersih dan lingkungan yang lestari. Kini saluran irigasi yang dulu kotor, berubah menjadi destinasi wisata urban yang ciamik. Jalur irigasi ini ramai dikunjungi pada sore hari, anak-anak berenang dan bermain dengan ikan di sana.
Kampung Leuwihieum yang dulu 'hieum' atau menakutkan, kini menjadi tempat wisata tematik yang cantik.