Dari perkampungan yang berada di lembah, masyarakat berangkat menuju tempat pemungutan suara (TPS) 02 Desa Neglasari Kecamatan Salawu yang dibangun di luar kampung atau di area parkir objek wisata. Jaraknya lumayan jauh, sekitar 600 meter dengan kontur menanjak. Cukup berat bagi masyarakat luar, namun terasa biasa bagi masyarakat Kampung Naga. Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar
Sejak TPS dibuka masyarakat adat berdatangan hingga menyebabkan antrian di pendaftaran. Para petugas KPPS tampak mengenakan pakaian adat setelan kampret putih lengkap dengan ikat kepala khas Sunda. Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar
Sambil menanti antrean, warga Kampung Naga memilih melihat-lihat calon pemimpinnya di papan pengumuman. Sementara sebagian lainnya memilih bercengkerama, ngobrol ngalor ngidul. Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar
Di TPS Kampung Naga ini tercatat ada 288 pemilih, jumlah itu tak semua berasal dari kampung adat namun sebagian kecilnya ada warga luar kampung adat. Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar
Uron (62) selaku Ketua RT Kampung Naga mengatakan warga Kampung Adat bebas menentukan pilihannya dan tetua kampung pun tidak mengarahkan. Hal ini terbukti pada Pemilu sebelumnya yang selalu berwarna, pilihannya tak seragam. "Bebas, tidak pernah seragam pilihan warga di sini. Semua dibebaskan, sesuai keinginan dan pilihan masing-masing," kata. Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar
Uron menambahkan tingkat partisipasi warga Kampung Naga untuk mengikuti Pemilu relatif tinggi. "Biasanya kalau yang sudah-sudah semua warga ikut nyoblos," kata Uron. Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar