Tradisi ini digelar sebagai bentuk rasa syukur dari para nelayan atas hasil tangkapan laut selama satu tahun. Ada serangkaian prosesi acara dalam penyelenggaraan tradisi ini. (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)
Prosesi diawali dengan pengajian yang dilakukan oleh para nelayan. Setelah itu, mereka pun bergotong-royong membuat miniatur kapal yang digunakan untuk menyimpan ancak atau sesajen. (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)
Sesajen tersebut nantinya akan dilarung ke tengah laut. Namun sebelum itu, sesajen yang telah ditempatkan di dalam miniatur akan lebih dulu diarak. Dalam prosesi arak-arakan ini, ada beragam kesenian dan alunan musik yang ikut mengiringi. (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)
Arak-arakan ini akan berakhir di pantai Kesenden. Setelahnya, sesajen yang terdiri dari beberapa macam hasil bumi itu kemudian dibawa ke tengah laut. Setibanya di lokasi yang telah ditentukan, sesajen tersebut kemudian dilarung. Selain prosesi larung sesajen, dalam tradisi nadran ini ada beragam hiburan kesenian yang turut digelar. Seperti kesenian burok hingga pertunjukkan musik dangdut khas pantura. (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)
"Nadran atau sedekah laut ini merupakan tradisi masyarakat di wilayah Pantura. Tradisi ini juga dilakukan oleh masyarakat kami di wilayah Samadikun Kelurahan Kesenden sebagai wujud rasa syukur nelayan atas hasil tangkapan selama satu tahun," kata Lurah Kesenden, Ruliyanto, Sabtu (28/10/2023). (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)