Penampakan Sepi dan Gelapnya ITC Kebon Kelapa Bandung

Menurut Ketua Perhimpunan Pemilik Penghuni Satuan Rumah Susun Pusat Perbelanjaan Kebon Kalapa (P3SRS-P2K) Bandung Ahmad Kustedi, dari 2.000 kios yang ada di ITC Bandung, hanya 500 yang terisi. "Di ITC Kebon Kalapa ada 2.000 kios, yang terisi 500 kios. Setelah pandemi itu tinggal 700 kios. Sekarang hanya 500," ucapnya. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar).
Di lantai satu itu kondisinya gelap. Karena tak banyak aktivitas. Lingkungannya juga tak terawat karena jarang aktivitas warga. Beberapa kios yang sudah tutup meninggalkan barang yang sudah rusak, seperti manekin. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar).
 ITC Bandung terdiri dari empat lantai. Aktivitas yang lumayan ramai berada di lantai dasar. Di lantai dasar berisi penjualan pakaian dan lainnya. Namun, kondisi paling sepi berada di lantai satu. Hanya segelintir kios yang masih buka.  (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar).
Ahmad Kustedi mengatakan kondisi sepi pengunjung memang sudah dirasa sejak pandemi COVID-19. Kemudian, lanjut dia, ditambah lagi dengan aktivitas jual beli secara online yang terus berkembang. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar).
Pengelola dan pedagang pun meminta agar pemerintah bisa bertindak. Pedagang mendorong agar ada regulasi jelas mengenai aktivitas penjualan online. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar).
Menurut Ketua Perhimpunan Pemilik Penghuni Satuan Rumah Susun Pusat Perbelanjaan Kebon Kalapa (P3SRS-P2K) Bandung Ahmad Kustedi, dari 2.000 kios yang ada di ITC Bandung, hanya 500 yang terisi. Di ITC Kebon Kalapa ada 2.000 kios, yang terisi 500 kios. Setelah pandemi itu tinggal 700 kios. Sekarang hanya 500, ucapnya. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar).
Di lantai satu itu kondisinya gelap. Karena tak banyak aktivitas. Lingkungannya juga tak terawat karena jarang aktivitas warga. Beberapa kios yang sudah tutup meninggalkan barang yang sudah rusak, seperti manekin. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar).
 ITC Bandung terdiri dari empat lantai. Aktivitas yang lumayan ramai berada di lantai dasar. Di lantai dasar berisi penjualan pakaian dan lainnya. Namun, kondisi paling sepi berada di lantai satu. Hanya segelintir kios yang masih buka.  (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar).
Ahmad Kustedi mengatakan kondisi sepi pengunjung memang sudah dirasa sejak pandemi COVID-19. Kemudian, lanjut dia, ditambah lagi dengan aktivitas jual beli secara online yang terus berkembang. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar).
Pengelola dan pedagang pun meminta agar pemerintah bisa bertindak. Pedagang mendorong agar ada regulasi jelas mengenai aktivitas penjualan online. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar).