Potret Kampung Miliarder Tempat Para Sultan dari Garut

Perkampungan warga ini, terletak di lereng Gunung Pangauban. Tepatnya, berada di Kampung Pangauban, Desa Jangkurang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Dibanding dengan menuju perkotaan Garut, letak perkampungan ini lebih dekat menuju Bandung via jalur Cijapati.
Rumah-rumah mewah yang ada di Kampung Pangauban ini, tak lain adalah kepunyaan dari bos-bos pembuatan tas, yang ada di Kampung Pangauban. Mereka telah eksis sejak lama. Namun, yang menjadi unik, para bos pembuat tas di sana rata-rata merupakan pria yang bahkan tak tamat sekolah dasar. Hal tersebut diungkap Kepala Dusun II Pangauban, Deni Ramdani kepada detikJabar.
Deretan rumah mewah langsung menyambut siapapun yang datang ke sana. Berderet di sisi kiri dan kanan jalan desa, yang ada di sana. Rumah-rumah para sultan ini, rata-rata memiliki pola yang sama. Memiliki warna yang terang, dengan dua pilar besar yang menjulang di bagian depan bangunan. Mirip The White House yang ada di Amerika Serikat.
Salah satu sultan pemilik rumah super mewah sekaligus bos pembuatan tas di Pangauban, adalah Haji Amang. Haji Amang diketahui memulai bisnis tas-nya sejak tahun 2000, dan telah mengalami jatuh-bangun usaha berkali-kali. Dia juga bahkan pernah ditipu oleh seorang oknum dokter asal Tasikmalaya. Duit ratusan juta rupiah raib seketika, ketika Haji Amang diberi giro bodong oleh sang dokter.
 
Hadirnya para sultan di Kampung Pangauban ini, menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat yang tinggal di sana. Sebab, para bos ini kerap memberikan pekerjaan kepada warga. Masyarakat ikut mengerjakan proyek pengerjaan tas. Mulai dari menjahit, hingga membuat bordel. Maka tak heran, jika menurut Deni, di kampung bisa dikatakan sama sekali tidak ada pengangguran.
 
Rumah-rumah mewah yang ada di Kampung Pangauban, adalah simbol kesuksesan para sultan di sana. Tak mengherankan. Sebab, mereka kabarnya bisa meraup omzet hingga ratusan juta rupiah per bulannya, dari memasarkan tas ke seluruh Indonesia.
 
Perkampungan warga ini, terletak di lereng Gunung Pangauban. Tepatnya, berada di Kampung Pangauban, Desa Jangkurang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Dibanding dengan menuju perkotaan Garut, letak perkampungan ini lebih dekat menuju Bandung via jalur Cijapati.
Rumah-rumah mewah yang ada di Kampung Pangauban ini, tak lain adalah kepunyaan dari bos-bos pembuatan tas, yang ada di Kampung Pangauban. Mereka telah eksis sejak lama. Namun, yang menjadi unik, para bos pembuat tas di sana rata-rata merupakan pria yang bahkan tak tamat sekolah dasar. Hal tersebut diungkap Kepala Dusun II Pangauban, Deni Ramdani kepada detikJabar.
Deretan rumah mewah langsung menyambut siapapun yang datang ke sana. Berderet di sisi kiri dan kanan jalan desa, yang ada di sana. Rumah-rumah para sultan ini, rata-rata memiliki pola yang sama. Memiliki warna yang terang, dengan dua pilar besar yang menjulang di bagian depan bangunan. Mirip The White House yang ada di Amerika Serikat.
Salah satu sultan pemilik rumah super mewah sekaligus bos pembuatan tas di Pangauban, adalah Haji Amang. Haji Amang diketahui memulai bisnis tas-nya sejak tahun 2000, dan telah mengalami jatuh-bangun usaha berkali-kali. Dia juga bahkan pernah ditipu oleh seorang oknum dokter asal Tasikmalaya. Duit ratusan juta rupiah raib seketika, ketika Haji Amang diberi giro bodong oleh sang dokter. 
Hadirnya para sultan di Kampung Pangauban ini, menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat yang tinggal di sana. Sebab, para bos ini kerap memberikan pekerjaan kepada warga. Masyarakat ikut mengerjakan proyek pengerjaan tas. Mulai dari menjahit, hingga membuat bordel. Maka tak heran, jika menurut Deni, di kampung bisa dikatakan sama sekali tidak ada pengangguran. 
Rumah-rumah mewah yang ada di Kampung Pangauban, adalah simbol kesuksesan para sultan di sana. Tak mengherankan. Sebab, mereka kabarnya bisa meraup omzet hingga ratusan juta rupiah per bulannya, dari memasarkan tas ke seluruh Indonesia.