Seni Ekstrem Sunda Lais yang Bikin Penonton 'Sport Jantung'

Lais adalah atraksi seni, yang dilakukan di atas dua buah bambu berukuran belasan meter, dan tali tambang di tengahnya, yang menyatukan kedua bambu tersebut. Dalam kesenian ini, seorang lelaki memanjat bambu itu, kemudian melenggak-lenggok dengan mahir di atas tali. Ketinggian dua batang bambu ini bisa mencapai 13 meter. Sedangkan jarak di antara keduanya berkisar 6 meter.
Saat menjalankan atraksi itu, pelais diiringi musik dari gamelan, hingga seni pencak silat. Yang membuat setiap pasang mata yang melihatnya dibuat meringis, adalah aksi pemeran dalam Lais ini, sama sekali tak dilengkapi oleh secuil pengaman pun. Para pemain, hanya bertumpu pada kekuatan badannya.
Dalam artikel yang diterbitkan Disparbud Garut, jika Lais sebenarnya diambil dari nama orang. Yakni Pak Laisan, seorang pemanjat pohon kelapa ternama di Kampung Nangka Pait, Kecamatan Sukawening, Garut. Karena keahliannya itu, setiap kali beraksi memetik kelapa, Pak Lais selalu ditonton oleh masyarakat setempat. Itu kemudian mendorong para seniman lokal untuk mengembangkan apa yang dilakukan Pak Laisan menjadi seni budaya.
Apa yang dilakukan Laisan itu, kemudian akhirnya menjadi seni Lais yang dikenal hingga kini. Dalam perkembangannya, Lais kemudian kerap ditampilkan di ajang-ajang besar, seperti Hari Ulang Tahun Garut. Lais juga kemudian tak tampil sendiri, dia diiringi pengiring musik hingga pelawak saat melakukan aksinya.
 
Sementara dalam sebuah jurnal berjudul Regenerasi Pemerolehan Seni Lais di Padepokan Lais Pancawarna Kampung Sayang Desa Cibunar Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut karya Ayu Septiani dan Asri Soraya Afsari dari Universitas Padjadjaran, menyatakan ada beberapa gerakan yang dilakukan oleh para pemain Lais. Mulai dari gerakan leha-leha, ngaitkeun suku, koprol, beulit kacang, hingga ngolecer. Yang pasti, gerakannya tidak dilakukan secara asal-asalan. Dengan gerakan yang cukup banyak dan tempatnya yang berbahaya ini, membuat seni Lais dikenal sebagai seni yang ekstrem di Garut.
 
Tidak semua orang bisa untuk melakukannya. Menurut sesepuh pegiat Lais dari Kampung Sayang, Desa Cibunar, Cibatu, Garut, Ade Dadang, setiap pemain Lais harus melalui latihan yang berat terlebih dahulu. Selain itu, ternyata ada hal magis yang tersembunyi di balik aksi pertunjukan Lais. Dimana, seorang pemain Lais harus memberikan sesajen terlebih dahulu sebelum berlangsungnya atraksi.
Lais adalah atraksi seni, yang dilakukan di atas dua buah bambu berukuran belasan meter, dan tali tambang di tengahnya, yang menyatukan kedua bambu tersebut. Dalam kesenian ini, seorang lelaki memanjat bambu itu, kemudian melenggak-lenggok dengan mahir di atas tali. Ketinggian dua batang bambu ini bisa mencapai 13 meter. Sedangkan jarak di antara keduanya berkisar 6 meter.
Saat menjalankan atraksi itu, pelais diiringi musik dari gamelan, hingga seni pencak silat. Yang membuat setiap pasang mata yang melihatnya dibuat meringis, adalah aksi pemeran dalam Lais ini, sama sekali tak dilengkapi oleh secuil pengaman pun. Para pemain, hanya bertumpu pada kekuatan badannya.
Dalam artikel yang diterbitkan Disparbud Garut, jika Lais sebenarnya diambil dari nama orang. Yakni Pak Laisan, seorang pemanjat pohon kelapa ternama di Kampung Nangka Pait, Kecamatan Sukawening, Garut. Karena keahliannya itu, setiap kali beraksi memetik kelapa, Pak Lais selalu ditonton oleh masyarakat setempat. Itu kemudian mendorong para seniman lokal untuk mengembangkan apa yang dilakukan Pak Laisan menjadi seni budaya.
Apa yang dilakukan Laisan itu, kemudian akhirnya menjadi seni Lais yang dikenal hingga kini. Dalam perkembangannya, Lais kemudian kerap ditampilkan di ajang-ajang besar, seperti Hari Ulang Tahun Garut. Lais juga kemudian tak tampil sendiri, dia diiringi pengiring musik hingga pelawak saat melakukan aksinya. 
Sementara dalam sebuah jurnal berjudul Regenerasi Pemerolehan Seni Lais di Padepokan Lais Pancawarna Kampung Sayang Desa Cibunar Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut karya Ayu Septiani dan Asri Soraya Afsari dari Universitas Padjadjaran, menyatakan ada beberapa gerakan yang dilakukan oleh para pemain Lais. Mulai dari gerakan leha-leha, ngaitkeun suku, koprol, beulit kacang, hingga ngolecer. Yang pasti, gerakannya tidak dilakukan secara asal-asalan. Dengan gerakan yang cukup banyak dan tempatnya yang berbahaya ini, membuat seni Lais dikenal sebagai seni yang ekstrem di Garut. 
Tidak semua orang bisa untuk melakukannya. Menurut sesepuh pegiat Lais dari Kampung Sayang, Desa Cibunar, Cibatu, Garut, Ade Dadang, setiap pemain Lais harus melalui latihan yang berat terlebih dahulu. Selain itu, ternyata ada hal magis yang tersembunyi di balik aksi pertunjukan Lais. Dimana, seorang pemain Lais harus memberikan sesajen terlebih dahulu sebelum berlangsungnya atraksi.