Senyum ART Rohimah yang Kembali Usai Disiksa Pasutri Sadis KBB

Senyum Rohimah, ART yang disiksa oleh majikannya di Kabupaten Bandung Barat telah kembali.
detikJabar berkesempatan untuk berbincang dengan Rohimah di rumah orang tuanya, yang terletak di Kampung Nangor, Desa Pangeureunan, Kecamatan Blubur Limbangan, Garut, Jumat (4/11/2022).

Dengan wajah yang masih dipenuhi luka memar, Rohimah mulai berani berbicara. Dia menceritakan kejadian memilukan, yang dialaminya dalam waktu tiga bulan sejak Agustus 20222 itu.
Rohimah mengatakan, semula, tidak ada yang aneh kala dia bekerja sebagai asisten rumah tangga di keluarga tersebut. Awalnya, bahkan Rohimah disambut hangat oleh majikannya. Tapi, semuanya berubah di sekitaran bulan Agustus.

Niat Rohimah untuk pulang diketahui oleh majikannya. Sebab, itu sang majikan kemudian menyita ponsel milik Rohimah dan komunikasi dengan keluarga akhirnya terputus. Firasat Rohimah untuk pulang, memang benar. Tapi apa daya, dia akhirnya tak bisa kemana-mana sama sekali karena dikurung di dalam rumah.
Sejak saat itu, kemudian Rohimah menjadi sering disiksa majikannya. Pukulan hingga tendangan, diterimanya setiap kali sang majikan pulang ke rumah di akhir pekan. Rohimah mengatakan, aksi penyiksaan itu dilakukan, saat dia dianggap lalai dalam mengerjakan tugasnya.

Aksi kekerasan yang diterimanya itu, berlanjut hingga tiga bulan lamanya. Parahnya lagi, tak hanya Yulio yang melakukan kekerasan kepada Rohimah, tapi juga Loura. Di suatu momen, Rohimah mengaku pernah dipukul dengan menggunakan teflon. Kemudian, di momen lainnya, dia juga mengaku pernah diinjak dan tangannya dimasukan ke dalam kloset di kamar mandi.
Rohimah untuk sementara tinggal di rumah orang tuanya. Lokasinya, saling berdampingan dengan rumah Rohimah sendiri. Kondisi rumah milik orang tuanya, jauh lebih baik ketimbang rumah milik Rohimah. Sebab, rumah orang tua sudah diperbaiki melalui program rumah tidak layak huni (Rutilahu).


Tapi, kondisi yang berbanding terbalik, terjadi pada rumah Rohimah. Seperti dilihat detikJabar, rumah milik Rohimah sangat tidak layak ditempati. Rumah dibuat dari bilik bambu beratapkan genting yang sudah lapuk.
Terdapat beberapa rumah menganga juga di rumah panggung semi permanen tersebut. Beberapa di antaranya, ditambal menggunakan karung. Tapi, sebagian yang lain, dibiarkan begitu saja.
Senyum Rohimah, ART yang disiksa oleh majikannya di Kabupaten Bandung Barat telah kembali.
detikJabar berkesempatan untuk berbincang dengan Rohimah di rumah orang tuanya, yang terletak di Kampung Nangor, Desa Pangeureunan, Kecamatan Blubur Limbangan, Garut, Jumat (4/11/2022).Dengan wajah yang masih dipenuhi luka memar, Rohimah mulai berani berbicara. Dia menceritakan kejadian memilukan, yang dialaminya dalam waktu tiga bulan sejak Agustus 20222 itu.
Rohimah mengatakan, semula, tidak ada yang aneh kala dia bekerja sebagai asisten rumah tangga di keluarga tersebut. Awalnya, bahkan Rohimah disambut hangat oleh majikannya. Tapi, semuanya berubah di sekitaran bulan Agustus.Niat Rohimah untuk pulang diketahui oleh majikannya. Sebab, itu sang majikan kemudian menyita ponsel milik Rohimah dan komunikasi dengan keluarga akhirnya terputus. Firasat Rohimah untuk pulang, memang benar. Tapi apa daya, dia akhirnya tak bisa kemana-mana sama sekali karena dikurung di dalam rumah.
Sejak saat itu, kemudian Rohimah menjadi sering disiksa majikannya. Pukulan hingga tendangan, diterimanya setiap kali sang majikan pulang ke rumah di akhir pekan. Rohimah mengatakan, aksi penyiksaan itu dilakukan, saat dia dianggap lalai dalam mengerjakan tugasnya.Aksi kekerasan yang diterimanya itu, berlanjut hingga tiga bulan lamanya. Parahnya lagi, tak hanya Yulio yang melakukan kekerasan kepada Rohimah, tapi juga Loura. Di suatu momen, Rohimah mengaku pernah dipukul dengan menggunakan teflon. Kemudian, di momen lainnya, dia juga mengaku pernah diinjak dan tangannya dimasukan ke dalam kloset di kamar mandi.
Rohimah untuk sementara tinggal di rumah orang tuanya. Lokasinya, saling berdampingan dengan rumah Rohimah sendiri. Kondisi rumah milik orang tuanya, jauh lebih baik ketimbang rumah milik Rohimah. Sebab, rumah orang tua sudah diperbaiki melalui program rumah tidak layak huni (Rutilahu).Tapi, kondisi yang berbanding terbalik, terjadi pada rumah Rohimah. Seperti dilihat detikJabar, rumah milik Rohimah sangat tidak layak ditempati. Rumah dibuat dari bilik bambu beratapkan genting yang sudah lapuk.
Terdapat beberapa rumah menganga juga di rumah panggung semi permanen tersebut. Beberapa di antaranya, ditambal menggunakan karung. Tapi, sebagian yang lain, dibiarkan begitu saja.