Produksi Sepatu Cibaduyut yang Perlahan Bangkit

Pada awal pandemi, produksi sepatu di Cibaduyut menyusut drastis. Orderan seret, begitupun dengan produksi. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Pandemi menyulitkan perekonomian warga Cibaduyut. Dari pelaku usaha hingga pekerja. Pekerja tak ada pilihan. Mereka tetap bekerja dan berharap bisa terus bertahan. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
"Pas awal pandemi itu sebenarnya tidak ada pilihan. Keluar dari pekerjaan juga bukan solusi, sebab di luar sana (kerja lain) juga sama. Semua mengalami kesulitan," kata Taryana salah seorang pekerja di rumah produksi sepatu, Senin (19/9/2022). (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Produksi sepatu rata-rata menyusut 50 persenan. Penjualan pun sama. Sebelum pandemi, produksi bisa 100 pasang sepatu lebih. Kini, mulai mendekati normal. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Orderan juga menyusut. Sebelum pandemi, rumah produksi sepatu bisa menerima orderan partai besar sebanyak 700 sampai 900 pasang. Saat pandemi, orderan besar jarang didapat. Hanya mengandalkan penjualan online. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Saat ini, orderan besar kembali bergeliat. Namun, jumlahnya tak sama seperti sebelum pandemi. Rata-rata, rumah produksi bisa menerima 500 pasang orderan. Selain itu, penjualan online juga bergeliat. Per hari bisa 30 pasang terjual melalui pesanan online. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Pada awal pandemi, produksi sepatu di Cibaduyut menyusut drastis. Orderan seret, begitupun dengan produksi. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Pandemi menyulitkan perekonomian warga Cibaduyut. Dari pelaku usaha hingga pekerja. Pekerja tak ada pilihan. Mereka tetap bekerja dan berharap bisa terus bertahan. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Pas awal pandemi itu sebenarnya tidak ada pilihan. Keluar dari pekerjaan juga bukan solusi, sebab di luar sana (kerja lain) juga sama. Semua mengalami kesulitan, kata Taryana salah seorang pekerja di rumah produksi sepatu, Senin (19/9/2022). (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Produksi sepatu rata-rata menyusut 50 persenan. Penjualan pun sama. Sebelum pandemi, produksi bisa 100 pasang sepatu lebih. Kini, mulai mendekati normal. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Orderan juga menyusut. Sebelum pandemi, rumah produksi sepatu bisa menerima orderan partai besar sebanyak 700 sampai 900 pasang. Saat pandemi, orderan besar jarang didapat. Hanya mengandalkan penjualan online. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Saat ini, orderan besar kembali bergeliat. Namun, jumlahnya tak sama seperti sebelum pandemi. Rata-rata, rumah produksi bisa menerima 500 pasang orderan. Selain itu, penjualan online juga bergeliat. Per hari bisa 30 pasang terjual melalui pesanan online. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)