Deretan Batu Melingkar Tasik yang Dipercaya Peninggalan Leluhur Sunda

Lokasi Batu Melingkar berada di komplek makam keramat Lemah Tuan Alam, Cipeujit, Desa Jahiang, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Lemah Tuan Alam diyakini masyarakat sekitar sebagai leluhur yang berhubungan dengan Kampung Adat Naga.
Sesuai namanya, Situs Batu Melingkar ini terdiri dari deretan batu yang bentuknya melingkar. Ukuran batunya berbeda beda mulai kecil hingga ukuran batu sedang. Posisi batu tertata rapi dalam keadaan berdiri tegak.
Lingkaran batu ini ada yang satu lingkaran saja dengan batu ukuran besar di tengahnya. Terdapat juga lingkaran batu yang berurutan, seolah berderet dari lingkaran besar, mengecil sampai terpusat satu batu saja.
"Kami masyarakat Desa Jahiang awalnya tidak tahu ada batu melingkar. Puluhan tahun kami mengetahui makam yang dikeramatkan warga, nggak ada yang tahu tersimpan batu melingkar. Tapi pas ada tim ekapedisi yang digagas Pak Anton Charliyan, tokoh Sunda yang juga mantan Kapolda Jawa Barat, akhirnya ditemukan," kata Gandi Sugandi (68), Kepala Desa Jahiang dikonfirmasi detikjabar belum lama ini.
Diyakini batu melingkar merupakan peninggalan leluhur Sunda dari zaman kerajaan dulu. Periodenya diperkirakan sebelum masuknya budaya Hindu dan Buddha dari India.

Bila dilihat dari bentuk batuannya dikategorikan sangat sederhana dan tidak berbentuk. Ini diyakini sebagai budaya asli leluhur Sunda Galunggung yang melambangkan kondisi alam Tatar Pasundan. Disinyalir penemuan batu melingkar sebagai lokasi kehidupan sehari-hari masyarakat Sunda hingga lokasi tempat pendidikan.
Lokasi Batu Melingkar berada di komplek makam keramat Lemah Tuan Alam, Cipeujit, Desa Jahiang, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Lemah Tuan Alam diyakini masyarakat sekitar sebagai leluhur yang berhubungan dengan Kampung Adat Naga.
Sesuai namanya, Situs Batu Melingkar ini terdiri dari deretan batu yang bentuknya melingkar. Ukuran batunya berbeda beda mulai kecil hingga ukuran batu sedang. Posisi batu tertata rapi dalam keadaan berdiri tegak.
Lingkaran batu ini ada yang satu lingkaran saja dengan batu ukuran besar di tengahnya. Terdapat juga lingkaran batu yang berurutan, seolah berderet dari lingkaran besar, mengecil sampai terpusat satu batu saja.
Kami masyarakat Desa Jahiang awalnya tidak tahu ada batu melingkar. Puluhan tahun kami mengetahui makam yang dikeramatkan warga, nggak ada yang tahu tersimpan batu melingkar. Tapi pas ada tim ekapedisi yang digagas Pak Anton Charliyan, tokoh Sunda yang juga mantan Kapolda Jawa Barat, akhirnya ditemukan, kata Gandi Sugandi (68), Kepala Desa Jahiang dikonfirmasi detikjabar belum lama ini.
Diyakini batu melingkar merupakan peninggalan leluhur Sunda dari zaman kerajaan dulu. Periodenya diperkirakan sebelum masuknya budaya Hindu dan Buddha dari India.Bila dilihat dari bentuk batuannya dikategorikan sangat sederhana dan tidak berbentuk. Ini diyakini sebagai budaya asli leluhur Sunda Galunggung yang melambangkan kondisi alam Tatar Pasundan. Disinyalir penemuan batu melingkar sebagai lokasi kehidupan sehari-hari masyarakat Sunda hingga lokasi tempat pendidikan.