Asa Pengamen Bandung Naik Kelas, Bikin Album Musik Trotoar

Asa Pengamen Bandung Naik Kelas, Bikin Album Musik Trotoar

Sudirman Wamad - detikJabar
Selasa, 25 Jul 2023 22:29 WIB
Penampilan pengamen Bandung di Stadion Sidolig, Selasa (25/7/2023).
Penampilan pengamen Bandung di Stadion Sidolig, Selasa (25/7/2023). (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Bandung -

Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ) Bandung memunculkan terobosan anyar dalam memberdayakan musisi jalanan. KPJ meluncurkan album kompilasi musik trotoar bertajuk 'Langkah'.

Album Langkah tak hanya sekadar kumpulan musik belaka. Tapi, di dalamnya ada asa para pengamen Bandung untuk terus berkarya. Selain itu, album 'Langkah' bagian dari suara mereka dalam menghapus stigma terhadap musisi jalanan.

Asa para pengamen untuk naik kelas terselip dalam album yang diluncurkan di Stadion Sidolig, stadion bersejarah di Kota Bandung. Di stadion tua itu, mereka juga menyumbangkan suaranya. Mentas bak musisi beken di tanah air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini tujuannya untuk membantu meningkatkan sektor ekonomi kreatif (ekraf). Kita punya program inkubasi. Harapannya membentuk ekosistem, jadi karya teman-teman ini bisa dikonsumsi publik secara luas," kata Ketua KPJ Bandung Cepi Suhendar saat berbincang dengan detikJabar, Selasa (25/7/2023).

Cepi menerangkan sebanyak 20 pengamen, baik grup maupun perorangan menyodorkan karyanya. Sebanyak 20 karya itu kemudian dikurasi hingga akhirnya terpilih 10 karya terbaik yang masuk dalam album 'Langkah' musik trotoar.

KPJ bekerja sama dengan publisher dan agregator. KPJ ingin mengenakan pada musisi jalanan tentang produksi dan manajemen dalam pembuatan album tersebut.

Cepi punya mimpi melalui KPJ musik atau karya para musisi jalanan ini bisa didengar di platform digital. "Jadi kita ini ada di bawah tonggak dari peraturan daerah, ada dua perda yaitu kemajuan budaya dan sektor ekraf. Kita ingin teman-teman musisi itu tak berhenti di situ (di jalanan) untuk berkarya. Jadi, karya teman-teman ini bisa jadi investasi juga," ucap Cepi.

ADVERTISEMENT

"Kita masuk di era berbeda. Makanya, kita manfaatkan era ini. Jadi, kita mengedukasi teman-teman melalui kegiatan ini, menghadirkan narasumber," katanya menambahkan.

Cepi yang juga pernah mengamen sejak era 90-an itu mengatakan, musisi jalanan ketika sudah naik kelas, dalam artian karyanya bisa dinikmati masyarakat luas, maka secara ekonomi dan pemikiran pun akan bergeser.

"Jadi, tak hanya pola pikir yang berubah, mental juga akan berubah. Mereka akan bergeser ke zona nyamannya," ucap Cepi.

Saat ini sebanyak 2.800 pengamen tercatat sebagai anggota KPJ. Namun, tak semua musisi jalanan di Bandung ikut bergabung. Organisasi yang sudah ada sejak era 90-an ini masih konsisten menyuarakan dan memberdayakan mereka yang hidup di jalanan.

"COVID-19 merupakan kondisi yang berat bagi kami. Tapi, alhamdulillah kita bergerak. Album kompilasi ini kita harapkan bisa terus dilakukan setiap tahun," kata Cepi.

Cepi bekerja sama dengan pemerintah untuk pemberdayaan musisi jalan. Rencananya, ada sembilan titik anyar untuk musisi jalanan punya tempat manggung. Sehingga, lanjut dia, pengamen di lampu lalu lintas bisa berkurang.

"Kita juga edukasi teman-teman, agar punya sikap dan bisa membuat seni pertunjukan yang bagus. Ibaratnya ngamen keren. Saat ini, baru ada satu tempat di King," kata Cepi.

(tey/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads