6 Fakta Bule Belgia di Pangandaran yang Fasih Bahasa Sunda

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Minggu, 12 Mar 2023 08:25 WIB
Wim LB Smet, bule Belgia yang piawai bahasa Sunda. (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Wim LB Smet, bule Belgia yang tinggal di Pantai Batukaras, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran harus beradaptasi dengan berbagai adat dan budaya Sunda setelah menikahi istrinya Han Han.

Pria kelahiran 1970 itu terbang dari negaranya Belgia ke Pangandaran untuk menikahi Han Han tahun 1999. Setelah menikah, Wim harus beradaptasi dengan keluarga barunya di Batukaras, terutama dalam hal komunikasi menggunakan bahasa Sunda.

detikJabar mendatangi rumah Wim pada belum lama ini di samping Sungai Cijulang yang bermuara ke Pantai Batukaras. Di villa miliknya, ia menyewakan beberapa kamar kepada wisatawan yang hendak berlibur ke Pantai Batukaras.

Wim mengalami masa transisi kebudayaan setempat yang menuntutnya harus berbaur dengan warga mayoritas suku Sunda. Tinggal di Batukaras, Pangandaran, membuat Wim disebut Bule Sunda (Bulsun) karena ia fasih berbahasa Sunda.

Berikut ini, fakta-fakta Bule Belgia yang Menikah dengan Penduduk Pangandaran

1. Mualaf Saat Menikah

Sebelum menikahi Hen-Hen, Wim didampingi ustaz dan ulama di Batukaras untuk memasuki agama Islam. Tepat tahun 1999 sebelum menikahi Hen-Hen, Wim sudah memeluk agama Islam dan memiliki nama baru Wim Adam LB Smet.

Wim mengucapkan kalimat syahadat dibantu para tokoh ulama di Batukaras dan resmi masuk islam. Keluarga Wim di Belgia menyetujui keputusannya dan memperbolehkan memeluk agama islam.

2. Disunat Sebelum Menikah

Setelah memeluk agama islam Wim disunat dan memiliki cerita unik yang dialaminya sebelum melakukan prosesi sunat.

"Teman saya di Bandung melakukan sunat dengan usia yang tak anak-anak lagi, pasca disunat malah makin parah. Awalnya saya juga takut tapi melihat teman jadi gak percaya disunat di Indonesia saat itu," kata Wim.

Ia mengatakan memilih disunat di Belgia. Saat disunat, ia dibius total agar tidak merasakan rasa ngilu.

"Usia 27 tahun saya baru disunat waktu itu," ucapnya.

3. Pulang-Pergi Belgia-Indonesia

Dalam pernikahan pertamanya Wim masih sering pulang pergi ke Belgia karena pekerjaannya. Wim bekerja sebagai seorang fotografer.

"Awal nikah memang pulang pergi Belgia Indonesia, 5 bulan kerja, 7 bulan ke Indonesia. Karena dulu nukerin uang Belgia ke rupiah jadi banyak gepokan. Makannya awet," kata Wim.

Selain fotografer Wim pernah bekerja di toko bangunan, punya kafe hingga berbagai jenis usaha. Menurutnya saat ini berhenti bekerja diluar karena di Batukaras, Pangandaran sudah mempunyai villa yang bisa disewakan.

"Saya kira ini sudah lebih dari cukup," ucapnya.




(mso/orb)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork