Bacaan Surah Al-Mulk Lengkap dengan Arab, Latin, dan Artinya

Bacaan Surah Al-Mulk Lengkap dengan Arab, Latin, dan Artinya

Yusuf Alfiansyah Kasdini - detikHikmah
Sabtu, 30 Nov 2024 08:00 WIB
Alquran, quran, mengaji, dzikir.
Ilustrasi surah Al-Mulk. Foto: Freepik
Jakarta -

Surah Al-Mulk adalah salah satu surah yang memiliki banyak keutamaan dalam Islam. Surah ini adalah surah ke-67 dalam mushaf Al-Qur'an yang terdiri dari 30 ayat, dan termasuk dalam golongan surah Makkiyah, yaitu surah yang diturunkan di kota Makkah.

Surah Al-Mulk terletak pada juz ke-29 dan menjadi salah satu bacaan yang sering dibaca oleh umat Islam, terutama menjelang tidur, karena banyak keutamaan yang terkandung di dalamnya.

Mengutip dari buku Keutamaan Al-Qur'an Dalam Perspektif Hadits karangan Ahsantudhonni, Rasulullah SAW bahkan menyebutkan bahwa Surah Al-Mulk adalah penyelamat dari azab kubur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rasulullah SAW bersabda, "Surah al-Mulk adalah perisai, ia adalah penyelamat dari siksa adzab kubur." (HR. Tirmidzi).

Selain itu, surah ini juga mengandung banyak pelajaran tentang kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, yang menunjukkan bahwa segala sesuatu di langit dan bumi adalah ciptaan-Nya.

ADVERTISEMENT

Bacaan Surah Al-Mulk Lengkap

Untuk memahami lebih mendalam tentang bacaan Surah Al-Mulk , berikut kami sajikan teks lengkapnya dalam bahasa Arab, latin, dan terjemahannya.

تَؚٰرَكَ الَّذِيْ ؚِيَدِهِ الْمُلْكُۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ ؎َيْءٍ قَدِيْرٌۙ١

Tabārakal-laŌī biyadihil-mulk(u), wa huwa 'alā kulli syai'in qadīr(un).

1. Maha Berkah Zat yang menguasai (segala) kerajaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,

ۚالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَؚْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ٢

AllaŌī khalaqal-mauta wal-ឥayāta liyabluwakum ayyukum aឥsanu 'amalā(n), wa huwal-'azīzul-gafūr(u).

2. yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

الَّذِيْ خَلَقَ سَؚْعَ سَمٰوٰتٍ طَِؚاقًاۗ مَا تَرٰى فِيْ خَلْقِ الرَّحْمٰنِ مِنْ تَفٰوُتٍۗ فَارْجِعِ الَؚْصَرَۙ هَلْ تَرٰى مِنْ فُطُوْرٍ٣

AllaŌī khalaqa sab'a samāwātin ṭibāqā(n), mā tarā fī khalqir-raឥmāni min tafāwut(in), farji'il-baṣara hal tarā min fuṭūr(in).

3. (Dia juga) yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu tidak akan melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih ketidakseimbangan sedikit pun. Maka, lihatlah sekali lagi! Adakah kamu melihat suatu cela?

ثُمَّ ارْجِعِ الَؚْصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِؚْ اِلَيْكَ الَؚْصَرُ خَاسِ؊ًا وَّهُوَ حَسِيْرٌـ

Ṡummarji'il-baṣara karrataini yanqalib ilaikal-baṣaru khāsi'aw wa huwa ឥasīr(un).

4. Kemudian, lihatlah sekali lagi (dan) sekali lagi (untuk mencari cela dalam ciptaan Allah), niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu dengan kecewa dan dalam keadaan letih (karena tidak menemukannya).

وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاۀءَ الدُّنْيَا ؚِمَصَاؚِيْحَ وَجَعَلْنٰهَا رُجُوْمًا لِّل؎َّيٰطِيْنِ وَاَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَاَؚ السَّعِيْرِ٥

Wa laqad zayyannas-samā'ad-dun-yā bimaṣābīឥa wa ja'alnāhā rujūmal lisy-syayāṭīni wa a'tadnā lahum 'aŌābas-sa'īr(i).

5. Sungguh, Kami benar-benar telah menghiasi langit dunia dengan bintang-bintang, menjadikannya (bintang-bintang itu) sebagai alat pelempar terhadap setan, dan menyediakan bagi mereka (setan-setan itu) azab (neraka) Sa'ir (yang menyala-nyala).

وَلِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا ؚِرَؚِّهِمْ عَذَاُؚ جَهَنَّمَۗ وَؚِ؊ْسَ الْمَصِيْرُي

Wa lil-laŌīna kafarū birabbihim 'aŌābu jahannam(a), wa bi'sal-maṣīr(u).

6. Orang-orang yang kufur kepada Tuhannya akan mendapat azab (neraka) Jahanam. Itulah seburuk-buruk tempat kembali.

اِذَآ اُلْقُوْا فِيْهَا سَمِعُوْا لَهَا ؎َهِيْقًا وَّهِيَ تَفُوْرُۙ٧

IŌā ulqū fīhā sami'ū lahā syahīqaw wa hiya tafūr(u).

7. Apabila dilemparkan ke dalamnya (neraka), mereka pasti mendengar suaranya yang mengerikan saat ia membara.

تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْ؞ِۗ كُلَّمَآ اُلْقِيَ فِيْهَا فَوْجٌ سَاَلَهُمْ خَزَنَتُهَآ اَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيْرٌۙٚ

Takādu tamayyazu minal-gaiẓ(i), kullamā ulqiya fÄ«hā faujun sa'alahum khazanatuhā alam ya'tikum naŌīr(un).

8. (Neraka itu) hampir meledak karena marah. Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang kafir) dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaganya bertanya kepada mereka, "Tidak pernahkah seorang pemberi peringatan datang kepadamu (di dunia)?"

قَالُوْا َؚلٰى قَدْ جَاۀءَنَا نَذِيْرٌ ەۙ فَكَذَؚّْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللّٰهُ مِنْ ؎َيْءٍۖ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ كَؚِيْرٍ٩

Qālū balā qad jā'anā naŌīr(un), fa kaŌŌabnā wa qulnā mā nazzalallāhu min syai'(in), in antum illā fī ឍalālin kabīr(in).

9. Mereka menjawab, "Pernah! Sungguh, seorang pemberi peringatan telah datang kepada kami, tetapi kami mendustakan(-nya) dan mengatakan, 'Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun.'" (Para malaikat berkata,) "Kamu tidak lain hanyalah (berada) dalam kesesatan yang besar."

وَقَالُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ اَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْٓ اَصْحؚِٰ السَّعِيْرِ١٠

Wa qālū lau kunnā nasma'u au na'qilu mā kunnā fī aṣឥābis-sa'īr(i).

10. Mereka juga berkata, "Andaikan dahulu kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), tentulah kami tidak termasuk ke dalam (golongan) para penghuni (neraka) Sa'ir (yang menyala-nyala)."

فَاعْتَرَفُوْا ؚِذَنؚِْۢهِمْۚ فَسُحْقًا لِّاَصْحؚِٰ السَّعِيْرِ١١

Fa'tarafū biŌambihim, fasuឥqal li'aṣឥābis-sa'īr(i).

11. Mereka mengakui dosanya (saat penyesalan tidak lagi bermanfaat). Maka, jauhlah (dari rahmat Allah) bagi para penghuni (neraka) Sa'ir (yang menyala-nyala) itu.

اِنَّ الَّذِيْنَ يَخْ؎َوْنَ رََؚّهُمْ ؚِالْغَيؚِْ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ كَؚِيْرٌ١٢

Innal-laŌīna yakhsyauna rabbahum bil-gaibi lahum magfiratuw wa ajrun kabīr(un).

12. Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya dengan tanpa melihat-Nya akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.

وَاَسِرُّوْا قَوْلَكُمْ اَوِ اجْهَرُوْا ؚِهٖۗ اِنَّهٗ عَلِيْمٌ ؚِۢذَاتِ الصُّدُوْرِ١٣

Wa asirrū qaulakum awijharū bih(ī), innahū 'alīmum biŌātiṣ-ṣudūr(i).

13. Rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.

اَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَۗ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَؚِيْرُ ࣖ١ـ

Alā ya'lamu man khalaq(a), wa huwal-laṭīful-khabīr(u).

14. Apakah (pantas) Zat yang menciptakan itu tidak mengetahui, sedangkan Dia (juga) Maha Halus lagi Maha Mengetahui?

هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْ؎ُوْا فِيْ مَنَاكِؚِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهٖۗ وَاِلَيْهِ النُّ؎ُوْرُ١٥

Huwal-laŌī ja'ala lakumul-arឍa Ōalūlan famsyū fī manākibihā wa kulū mir rizqih(ī), wa ilaihin-nusyūr(u).

15. Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu dalam keadaan mudah dimanfaatkan. Maka, jelajahilah segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Hanya kepada-Nya kamu (kembali setelah) dibangkitkan.

ءَاَمِنْتُمْ مَّنْ فِى السَّمَاۀءِ اَنْ يَّخْسِفَ ؚِكُمُ الْاَرْضَ فَاِذَا هِيَ تَمُوْرُۙ١ي

A'amintum man fis-samā'i ay yakhsifa bikumul-arឍa fa'iŌā hiya tamūr(u).

16. Sudah merasa amankah kamu dari Zat yang di langit, yaitu (dari bencana) dibenamkannya bumi oleh-Nya bersama kamu ketika tiba-tiba ia terguncang?

اَمْ اَمِنْتُمْ مَّنْ فِى السَّمَاۀءِ اَنْ يُّرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصًِؚاۗ فَسَتَعْلَمُوْنَ كَيْفَ نَذِيْرِ١٧

Am amintum man fis-samā'i ay yursila 'alaikum ឥāṣibā(n), fa sata'lamūna kaifa naŌīr(i).

17. Atau, sudah merasa amankah kamu dari Zat yang di langit, yaitu (dari bencana) dikirimkannya badai batu oleh-Nya kepadamu? Kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku.

وَلَقَدْ كَذََؚّ الَّذِيْنَ مِنْ قَؚْلِهِمْ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيْرِ١ٚ

Wa laqad kaŌŌabal-laŌīna min qablihim fakaifa kāna nakīr(i).

18. Sungguh, orang-orang sebelum mereka pun benar-benar telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka, betapa hebatnya kemurkaan-Ku!

اَوَلَمْ يَرَوْا اِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صٰۀفّٰتٍ وَّيَقؚِْضْنَۘ مَا يُمْسِكُهُنَّ اِلَّا الرَّحْمٰنُۗ اِنَّهٗ ؚِكُلِّ ؎َيْءٍۢ َؚصِيْرٌ١٩

Awalam yarau ilaṭ-ṭairi fauqahum ṣāffātiw wa yaqbiឍn(a), mā yumsikuhunna illar-raឥmān(u), innahū bikulli syai'im baṣīr(un).

19. Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.

اَمَّنْ هٰذَا الَّذِيْ هُوَ جُنْدٌ لَّكُمْ يَنْصُرُكُمْ مِّنْ دُوْنِ الرَّحْمٰنِۗ اِنِ الْكٰفِرُوْنَ اِلَّا فِيْ غُرُوْرٍۚ٢٠

Am man hāŌal-laŌī huwa jundul lakum yanṣurukum min dūnir-raឥmān(i), inil-kāfirūna illā fī gurūr(in).

20. Atau, siapakah yang akan menjadi bala tentara bagimu yang dapat menolongmu selain (Allah) Yang Maha Pengasih? Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu.

اَمَّنْ هٰذَا الَّذِيْ يَرْزُقُكُمْ اِنْ اَمْسَكَ رِزْقَهٗ ۚ َؚلْ لَّجُّوْا فِيْ عُتُوٍّ وَّنُفُوْرٍ٢١

Am man hāŌal-laŌī yarzuqukum in amsaka rizqah(ū), bal lajjū fī 'utuwwiw wa nufūr(in).

21. Atau, siapakah yang dapat memberimu rezeki jika Dia menahan rezeki-Nya? Sebaliknya, mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri (dari kebenaran).

اَفَمَنْ يَّمْ؎ِيْ مُكًِؚّا عَلٰى وَجْهِهٖٓ اَهْدٰىٓ اَمَّنْ يَّمْ؎ِيْ سَوِيًّا عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ٢٢

Afamay yamsyī mukibban 'alā wajhihī ahdā ammay yamsyī sawiyyan 'alā ṣirāṭim mustaqīm(in).

22. Apakah orang yang berjalan dengan wajah tertelungkup itu lebih mendapatkan petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?

قُلْ هُوَ الَّذِيْٓ اَنْ؎َاَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَؚْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَ؎ْكُرُوْنَ٢٣

Qul huwal-laŌī ansya'akum wa ja'ala lakumus-sam'a wal-abṣāra wal-af'idah(ta), qalīlam mā tasykurūn(a).

23. Katakanlah, "Dialah Zat yang menciptakanmu dan menjadikan bagimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. (Akan tetapi,) sedikit sekali kamu bersyukur."

قُلْ هُوَ الَّذِيْ ذَرَاَكُمْ فِى الْاَرْضِ وَاِلَيْهِ تُحْ؎َرُوْنَ٢ـ

Qul huwal-laŌī Ōara'akum fil-arឍi wa ilaihi tuឥsyarūn(a).

24. Katakanlah, "Dialah yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi dan kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan."

وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ٢٥

Wa yaqūlūna matā hāŌal-wa'du in kuntum ṣādiqīn(a).

25. Mereka berkata, "Kapankah (datangnya) janji (azab) ini jika kamu orang-orang benar?"

قُلْ اِنَّمَا الْعِلْمُ عِنْدَ اللّٰهِ ۖوَاِنَّمَآ اَنَا۠ نَذِيْرٌ مُؚِّيْنٌ٢ي

Qul innamal-'ilmu 'indallāh(i), wa innamā ana naŌīrum mubīn(un).

26. Katakanlah (Nabi Muhammad), "Sesungguhnya ilmu (tentang hari Kiamat itu) hanya ada pada Allah. Aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang jelas."

فَلَمَّا رَاَوْهُ زُلْفَةً سِيْۀـَٔتْ وُجُوْهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَقِيْلَ هٰذَا الَّذِيْ كُنْتُمْ ؚِهٖ تَدَّعُوْنَ٢٧

Falammā ra'auhu zulfatan sī'at wujūhul-laŌīna kafarū wa qīla hāŌal-laŌī kuntum bihī tadda'ūn(a).

27. Ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat) sudah dekat, wajah orang-orang kafir itu menjadi muram. Dikatakan (kepada mereka), "Ini adalah (sesuatu) yang dahulu kamu selalu mengaku (bahwa kamu tidak akan dibangkitkan)."

قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ اَهْلَكَنِيَ اللّٰهُ وَمَنْ مَّعِيَ اَوْ رَحِمَنَاۙ فَمَنْ يُّجِيْرُ الْكٰفِرِيْنَ مِنْ عَذَاٍؚ اَلِيْمٍ٢ٚ

Qul ara'aitum in ahlakaniyallāhu wa mam ma'iya au raឥimanā, famay yujīrul-kāfirīna min 'aŌābin alīm(in).

28. Katakanlah (Nabi Muhammad), "Tahukah kamu jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersamaku atau memberi rahmat kepada kami (dengan memperpanjang umur kami,) lalu siapa yang dapat melindungi orang-orang kafir dari azab yang pedih?"

قُلْ هُوَ الرَّحْمٰنُ اٰمَنَّا ؚِهٖ وَعَلَيْهِ تَوَكَّلْنَاۚ فَسَتَعْلَمُوْنَ مَنْ هُوَ فِيْ ضَلٰلٍ مُؚِّيْنٍ٢٩

Qul huwar-raឥmānu āmannā bihī wa 'alaihi tawakkalnā, fasata'lamūna man huwa fī ឍalālim mubīn(in).

29. Katakanlah (Nabi Muhammad), "Dialah Zat Yang Maha Pengasih, kami beriman kepada-Nya dan hanya kepada-Nya kami bertawakal. Kelak kamu akan tahu siapa yang berada dalam kesesatan yang nyata."

قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ اَصَؚْحَ مَاۀ؀ُكُمْ غَوْرًا فَمَنْ يَّأْتِيْكُمْ ؚِمَاۀءٍ مَّعِيْنٍ ࣖ٣٠

Qul ara'aitum in aṣbaឥa mā'ukum gauran famay ya'tīkum bimā'im ma'īn(in).

30. Katakanlah (Nabi Muhammad), "Terangkanlah kepadaku jika (sumber) air kamu surut ke dalam tanah, siapa yang akan memberimu air yang mengalir?"

Kandungan Surah Al-Mulk

Menurut Syaikh Adil Muhammad Khalil dalam buku Tadabur Al-Qur'an: Menyelami Makna Al-Qur'an dari Al-Fatihah Sampai An-Nas, surah Al-Mulk secara keseluruhan mengajarkan kita tentang kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang mengatur seluruh alam semesta.

Salah satu tema utama dalam surah ini adalah bahwa Allah SWT-lah yang memegang kendali atas segala sesuatu, dari penciptaan makhluk hingga aturan-aturan alam semesta yang menakjubkan. Berikut adalah beberapa tema utama yang terkandung dalam Surah Al-Mulk:

1. Hikmah Penciptaan Makhluk

Surah ini menjelaskan dengan mendalam tentang hikmah di balik penciptaan makhluk-Nya, yang merupakan tanda kebesaran Allah SWT (ayat 2, 23, 24).

2. Keajaiban Aturan Alam Semesta

Ayat 3 dan 4 mengungkapkan betapa menakjubkannya aturan alam semesta yang ditetapkan oleh Allah SWT. Segala yang ada di langit dan bumi berfungsi dengan sangat teratur dengan sangat ajaib.

3. Makna Penciptaan Bintang-bintang

Pada ayat 5, Surah Al-Mulk menjelaskan hikmah di balik penciptaan bintang-bintang yang bersinar di langit.

4. Keadaan Orang Kafir pada Hari Kiamat

Surah ini juga menggambarkan keadaan orang-orang kafir di akhirat, yang akan menghadapi siksa yang pedih (ayat 7, 11, 27).

5. Seruan untuk Berpikir dan Merenung

Dalam ayat 28-30, Surah Al-Mulk menyeru orang-orang kafir untuk merenung, berpikir, dan menggunakan akal mereka sebagai hakim dalam menerima kebenaran.




(inf/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads