Berdiri Sejak 1761, Masjid Jami Tambora Masih Kokoh Berdiri

Warga beribadah di masjid tua, Masjid Jami Tambo, Jl Tambora IV, Jakarta Barat.
Masjid tersebut dibangun 1761 Masehi oleh KH Moestodjib dan Ki Daeng. Makam keduanya masih terawat dan berada di halaman masjid.
Moestodjib dan Ki Daeng merupakan penentang penjajahan Belanda dari Makassar dan sempat menyebarkan agama Islam di daerah Sumbawa. Keduanya ditangkap dan dibuang ke Batavia untuk menjalani kerja paksa. Setelah selesai menjalani hukuman 5 tahun, keduanya menetap di Angke Duri (sekarang Tambora).
Pada perang kemerdekaan, Masjid Jami Tambora menjadi markas perjuangan melawan Netherland Indies Civil Administrations (NICA) Belanda. Pada Oktober 1954, NICA menyerbu masjid dan menangkap tokoh perang kemerdekaan Masdupi. Saat ini masjid tersebut telah ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya.
Ruang utama masjid terdiri dari 4 pilar utama. Pada bagian barat terdapat relung yang dinamakan mihrab. Lengkungnya menyerupai bentuk kubah, di atasnya terdapat angka 11 dan 81 di utara mihrab.
Atap masjid menyerupai atap tumpang dua berbentuk limasan dari genteng. Pada puncaknya terdapat mustaka berbentuk nanas.
Arsitektur masjid percampuran gaya arsitektur Jawa, Cina, Belanda dan Arab.
Warga beribadah di masjid tua, Masjid Jami Tambo, Jl Tambora IV, Jakarta Barat.
Masjid tersebut dibangun 1761 Masehi oleh KH Moestodjib dan Ki Daeng. Makam keduanya masih terawat dan berada di halaman masjid.
Moestodjib dan Ki Daeng merupakan penentang penjajahan Belanda dari Makassar dan sempat menyebarkan agama Islam di daerah Sumbawa. Keduanya ditangkap dan dibuang ke Batavia untuk menjalani kerja paksa. Setelah selesai menjalani hukuman 5 tahun, keduanya menetap di Angke Duri (sekarang Tambora).
Pada perang kemerdekaan, Masjid Jami Tambora menjadi markas perjuangan melawan Netherland Indies Civil Administrations (NICA) Belanda. Pada Oktober 1954, NICA menyerbu masjid dan menangkap tokoh perang kemerdekaan Masdupi. Saat ini masjid tersebut telah ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya.
Ruang utama masjid terdiri dari 4 pilar utama. Pada bagian barat terdapat relung yang dinamakan mihrab. Lengkungnya menyerupai bentuk kubah, di atasnya terdapat angka 11 dan 81 di utara mihrab.
Atap masjid menyerupai atap tumpang dua berbentuk limasan dari genteng. Pada puncaknya terdapat mustaka berbentuk nanas.
Arsitektur masjid percampuran gaya arsitektur Jawa, Cina, Belanda dan Arab.