Potret Megah dan Bersejarah Masjid Al Azhar Jakarta

Masjid Al Azhar berlokasi di Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Sejarah masjid tersebut terukir panjang sejak tahun 50-an.
Bangunan masjid khas Timur Tengah dengan kubah bawang.
Cat putih di seluruh bangunan masjid membuat Al Azhar makin menonjol dan berwibawa.
Masjid Al Azhar Jakarta dibangun pada tahun 1953 hingga 1958. Gagasan membangun masjid dan sekolah di Kebayoran Baru diprakarsai oleh 14 orang tokoh Partai Masyumi Baru.
Masjid Agung Al-Azhar (MAA) didirikan oleh Yayasan Pesantren Islam (YPI) pada tanggal 19 November 1953 di atas tanah milik yayasan seluas 43.755 m2. Menurut sejumlah literatur, arsitek Masjid Agung Al Azhar sama dengan Masjid Istiqlal yakni Friedrich Silaban.
Pada tanggai 19 Agustus 1993 masjid ini dijadikan cagar budaya nasional oleh pemerintah pusat. Kemudian Dinas Kebudayaan menetapkan Masjid Agung Al Azhar sebagai Cagar Budaya pada tahun 2021. Sebagai Cagar Budaya, ada unsur-unsur bangunan yang harus dipertahankan misalnya desain dasar dan konstruksi utama bangunan tidak boleh diubah.
Di sisi dalam kubah terlihat lukisan kaligrafi. Lafaz Allah berada di bagian puncaknya, dikelilingi oleh 99 Asma'ul Husna. Jendela-jendela kecil juga terlihat mengelilingi bagian kubah, memberikan pencahayaan alamiah ke dalam masjid.
Warga sedang beribadah di Masjid Agung Al Azhar, Jl Sisimangaraja, Jakarta Selatan, Jumat (22/3/2024).
Ada juga yang melaksanakan salat di masjid tersebut.
Jejeran sandal dan sepatu jemaah di area wudhu Masjid Agung Al Azhar.
Masjid Al Azhar berlokasi di Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Sejarah masjid tersebut terukir panjang sejak tahun 50-an.
Bangunan masjid khas Timur Tengah dengan kubah bawang.
Cat putih di seluruh bangunan masjid membuat Al Azhar makin menonjol dan berwibawa.
Masjid Al Azhar Jakarta dibangun pada tahun 1953 hingga 1958. Gagasan membangun masjid dan sekolah di Kebayoran Baru diprakarsai oleh 14 orang tokoh Partai Masyumi Baru.
Masjid Agung Al-Azhar (MAA) didirikan oleh Yayasan Pesantren Islam (YPI) pada tanggal 19 November 1953 di atas tanah milik yayasan seluas 43.755 m2. Menurut sejumlah literatur, arsitek Masjid Agung Al Azhar sama dengan Masjid Istiqlal yakni Friedrich Silaban.
Pada tanggai 19 Agustus 1993 masjid ini dijadikan cagar budaya nasional oleh pemerintah pusat. Kemudian Dinas Kebudayaan menetapkan Masjid Agung Al Azhar sebagai Cagar Budaya pada tahun 2021. Sebagai Cagar Budaya, ada unsur-unsur bangunan yang harus dipertahankan misalnya desain dasar dan konstruksi utama bangunan tidak boleh diubah.
Di sisi dalam kubah terlihat lukisan kaligrafi. Lafaz Allah berada di bagian puncaknya, dikelilingi oleh 99 Asmaul Husna. Jendela-jendela kecil juga terlihat mengelilingi bagian kubah, memberikan pencahayaan alamiah ke dalam masjid.
Warga sedang beribadah di Masjid Agung Al Azhar, Jl Sisimangaraja, Jakarta Selatan, Jumat (22/3/2024).
Ada juga yang melaksanakan salat di masjid tersebut.
Jejeran sandal dan sepatu jemaah di area wudhu Masjid Agung Al Azhar.