6 Potret Al-Qur'an Unik di Indonesia

Pengunjung melihat koleksi Al-Qur'an mini Istanbul Turki di Museum Gusjigang, Kudus, Jawa Tengah, Senin (27/3/2023). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho  

Museum tersebut menyimpan puluhan koleksi Al-Qur'an kuno seperti Al-Qur'an jumbo, Al-Qur'an mini Istanbul Turki, Al-Qur'an berbahan kulit sapi hingga Al-Qur'an dari daun lontar yang berusia tiga abad. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho  

Umat Islam bertadarus menggunakan Al-Qur'an raksasa di Masjid Baiturrahman, Banyuwangi, Jawa Timur. ANTARA/Budi Candra Setya  

Al-Qur'an raksasa yang memiliki ukuran halaman 142 x 210 centimeter berusia 13 tahun itu merupakan karya yang ditulis tangan H Abdul Karim untuk dibaca setiap bulan Ramadan di Masjid Baiturrahman Banyuwangi. ANTARA/Budi Candra Setya

Pemilik membandingkan Al-Qur'an kuno dengan Al-Qur'an dari Kemenag di rumahnya Desa Margaluyu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi  

Al-Qur'an dari kertas daluang yang ditulis tangan oleh Kyai Haji Amir dari pesantren Wanantara Talun Cirebon Girang itu berusia satu setengah abad lebih. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi  

Pengunjung melihat koleksi Al-Quran mini Istanbul Turki di Museum Gusjigang, Kudus, Jawa Tengah, Senin (27/3/2023). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho  
Museum tersebut menyimpan puluhan koleksi Al-Quran kuno seperti Al-Quran jumbo, Al-Quran mini Istanbul Turki, Al-Quran berbahan kulit sapi hingga Al-Quran dari daun lontar yang berusia tiga abad. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho  
Umat Islam bertadarus menggunakan Al-Quran raksasa di Masjid Baiturrahman, Banyuwangi, Jawa Timur. ANTARA/Budi Candra Setya  
Al-Quran raksasa yang memiliki ukuran halaman 142 x 210 centimeter berusia 13 tahun itu merupakan karya yang ditulis tangan H Abdul Karim untuk dibaca setiap bulan Ramadan di Masjid Baiturrahman Banyuwangi. ANTARA/Budi Candra Setya
Pemilik membandingkan Al-Quran kuno dengan Al-Quran dari Kemenag di rumahnya Desa Margaluyu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi  
Al-Quran dari kertas daluang yang ditulis tangan oleh Kyai Haji Amir dari pesantren Wanantara Talun Cirebon Girang itu berusia satu setengah abad lebih. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi