Kasus penculikan anak sempat ramai dibicarakan warganet pada beberapa waktu ke belakang. Terutama terkait kasus anak Bilqis yang hilang lantaran diculik di Makassar dan ditemukan di Jambi.
Setelah enam hari pencarian, kini Bilqis telah dipastikan kembali bersama orang tua dan keluarganya yang berada di Makassar. Maraknya kasus penculikan anak juga ikut ditanggapi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti.
Ia menilai kasus penculikan bisa dihindari dengan memberikan perhatian terhadap pengasuhan anak dengan sebaik-baiknya. Pengasuhan anak ini tidak hanya dilakukan di rumah tetapi juga sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak hilang itu kan kebanyakan terjadinya (ketika) anak sedang bermain, kemudian ada ya manusia yang berniat jahat kemudian menculik mereka. Saya kira pentingnya begini, yang pertama kita harus memberikan perhatian terhadap pengasuhan anak dengan sebaik-baiknya, baik di sekolah maupun di rumah," tuturnya.
Hal itu disampaikan Menteri Mu'ti kepada wartawan usai menghadiri agenda Rapat Koordinasi Kepala Daerah Revitalisasi Satuan Pendidikan dan Digitalisasi Pembelajaran Tahun Anggaran 2026 di ICE BSD Tangerang, Banten, Kamis (13/11/2025).
Sistem Menjemput Anak ke Sekolah
Sekum PP Muhammadiyah itu menilai sekolah perlu menyiapkan suatu aturan terkait mengantar dan menjemput murid di sekolah. Aturan ini bermanfaat untuk memitigasi adanya kasus penculikan dari sekolah.
Tidak hanya aturannya, sekolah dinilai perlu memastikan bahwa yang mengantar dan menjemput itu adalah benar-benar utusan keluarga. Jangan sampai si penjemput justru seseorang yang tidak murid kenali.
"Karena itu maka agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, kami mengimbau kepada sekolah-sekolah terutama untuk jenjang pendidikan anak usia dini ya, pendidikan anak yang bermain, TK dan SD dari kelas awal itu untuk memastikan agar yang mengantar dan menjemput itu adalah memang mereka yang berasal dari keluarga atau diberikan kepercayaan oleh keluarga," imbau Mu'ti.
Untuk meningkatkan kewaspadaan, Mu'ti juga menyarankan agar sekolah punya data siapa penjemput dan pengantar murid. Berbagai langkah ini, jadi pengamanan berlapis dalam menghadapi penculikan anak di sekolah.
"Bahkan kalau perlu sekolah punya data, kalau perlu sekolah punya data siapa yang mengantar, siapa yang menjemput. Ini saya kira yang pertama yang terkait dengan yang di sekolah," tegasnya.
Saling Jaga di Masyarakat
Selain untuk sekolah, Menteri Mu'ti juga mengeluarkan imbauan kepada orang tua dan masyarakat. Ia menyarankan agar orang tua tak melepas perhatiannya terhadap anak-anak.
Sedangkan masyarakat, Guru Besar UIN Jakarta itu menyarankan agar lingkungan Rukun Tetangga (RT) menerapkan sikap saling jaga dan saling perhatian terutama untuk anak-anak yang bermain di ruang umum.
"Anak-anak yang bermain di ruang umum memang itu harus ada pendamping atau kalau tidak ada pendamping, ada yang mengawasi dari para tetangga. Kita perkuat suasana kehidupan saling menjaga, kehidupan dimana kita ini istilah asingnya sering disebut dengan neighborhood ya, mungkin bahasa kitanya adalah kewargaan," ucapnya.
Dengan memperkuat budaya kewargaan, akan tercipta kondisi yang saling menjaga. Baik itu anak, keluarga, maupun tetangga, tak ada salahnya untuk saling menjaga menurut Mendikdasmen.
"Kita perkuat budaya kewargaan dimana semua kita saling menjaga, walaupun bukan anak kita sendiri tapi mereka semua adalah tetangga kita, keluarga kita yang harus kita jaga bersama-sama," tegasnya.
(det/nwk)











































