Menurut Direktur Eksekutif Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan Nisa Felica anak yang tinggal bersama keluarga kurang mampu akan sulit mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Berbeda dengan anak yang tinggal di keluarga berkecukupan.
"Penelitian PSPK, bahwa faktor keluarga menentukan kualitas pendidikan anak. Status sosial yang lebih rendah (akan) sulit mengakses pendidikan berkualitas. Kalau punya uang banyak bisa memilih sekolah lebih baik," ungkapnya dalam Pelatihan Jurnalistik yang diselenggarakan oleh Gerakan Jurnalis Peduli Pendidikan 2021, Selasa (26/1/2021).
Terbukti juga, ketika anak dari keluarga yang kurang mampu masuk ke sekolah negeri dengan kualitas yang baik tidak akan memengaruhi prestasinya. Sebab, lagi-lagi hal itu dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga.
"Pas masuk negeri, anak-anak dari sekolah rendah mendapatkan nilai lebih rendah, itu ternyata faktor dari keluarga. Misalnya, budaya dibacakan buku dari kecil senang membaca, atau lihat kesuksesan bapaknya, itu kalau di keluarga miskin rata-rata sulit didapat," ungkap dia.
Maka dari itu, ia berharap agar pemerintah memastikan adanya kesetaraan dalam setiap kebijakan. Dengan begitu, setiap anak di Indonesia berkesempatan mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
"Yang harus pemerintah lakukan jangan ada kebijakan yang secara sistematis mendiskriminasi masyarakat miskin. Iya, pemerintah mungkin tidak terang-terangan, misalnya ada beasiswa pasti bilang terbuka untuk semua ternyata pas lihat syaratnya prestasi pasti menguntungkan bagi yang sekolah baik, keluarga baik," tutup dia.
Simak Video "Tips Jadi Guru yang Menginspirasi dari Pakar Pendidikan"
[Gambas:Video 20detik]
(pay/erd)