Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Togar Mangihut Simatupang ungkap pihaknya menyiapkan tiga skema pasca bencana banjir bandang di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar). Apa tiga skema yang dimaksud?
Sebelumnya, dalam keterangan tertulis, Kemdiktisaintek memaparkan setidaknya 30 perguruan tinggi terdampak bencana. Baik itu mengalami kerusakan fasilitas kampus ringan hingga berat, akses menuju kampus tertutup, hingga gangguan listrik dan sinyal.
Dari seluruh kampus yang terdampak, sebanyak 6.437 sivitas akademik menjadi korban per Senin, 1 Desember 2025 pukul 16.00 WIB. Sejak data tersebut dirilis, Kemdiktisaintek memastikan belum ada laporan jumlah korban jiwa atau hilang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menghadapi hal ini, Kemdiktisakintek mengambil dua tahap pemulihan. Pertama, respons tahap tanggap darurat yang akan berlangsung hingga 31 Desember 2025 dengan fokus penanganan langsung dan pemenuhan kebutuhan mendesak.
Sedangkan respons kedua adalah tahap pemulihan pada 2026 melalui program lanjutan dan rehabilitasi. Dua tahap pemulihan ini akan diselesaikan melalui 3 skema, berikut penjelasannya.
3 Skema Kemdiktisaintek Pasca Banjir Bandang di Sumatera
1. Dirikan Posko di 13 Kampus
Saat ini, Kemdiktisaintek telah mendirikan posko di 13 kampus/perguruan tinggi yang berada di wilayah terdampak, dari Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Jambi. Posko ini akan menjadi tempat pusat koordinasi akademik dan pelaksanaan program bantuan di lapangan.
"Ada posko pendukung itu bentuknya pengabdian masyarakat untuk ada 8 kegiatan, antara lain logistik, infrastruktur dasar seperti air, kemudian ada masalah kesehatan mental, juga ada," ungkap Togar kepada wartawan usai acara MoU Mensos dengan Mendiktisaintek, di Kantor Kementerian Sosial RI, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Selasa (2/12/2025).
Para relawan dan mahasiswa yang ada di posko langsung pulau Sumatera akan bertugas dalam mendistribusikan barang dan bantuan serta mengidentifikasi kebutuhan masyarakat. Terutama kebutuhan air bersih yang kini menjadi tantangan serius.
"Nanti mereka akan mengidentifikasi misalnya perlu filter untuk air bersih, jadi mereka siapkan filternya, di set-up, nanti dibantu masyarakat bagaimana bisa mendapatkan air yang jernih," urainya.
2. Libatkan Kampus di Pulau Jawa
Tidak hanya kampus di dekat wilayah terdampak, Kemdiktisaintek juga akan melibatkan sekitar 7-9 kampus besar di pulau Jawa. Togar membeberkan beberapa di antaranya yakni ITB, UGM, IPB University, dan kampus-kampus besar lainnya.
Berbagai kampus pendukung ini akan membantu menyiapkan bantuan yang berhubungan dengan teknologi. ITB menjadi salah satu kampus yang telah siap memberikan bantuan filter air dan membuat sumur pompa air.
Selain itu, teknologi yang disiapkan adalah software/perangkat lunak untuk mengetahui posisi korban. Sehingga, proses evakuasi bisa semakin dimudahkan.
"Kita bisa tahu nanti di mana posisi-posisi mereka, mereka bisa lapor, nanti bisa tahu positioning atau tadi itu filter yang menggunakan teknologi membran bisa dibuatkan di Jawa, nanti dikirim ke sana," ungkap Togar lagi.
3. Berikan Santunan untuk Mahasiswa Terdampak
Skema kedua yang disiapkan adalah memberikan santunan biaya hidup bagi mahasiswa yang terdampak. Terutama bagi mahasiswa yang orang tuanya menjadi korban meninggal dua atau kesusahan lantaran kehilangan harta benda sepenuhnya.
Adapun besaran santunan yang diberikan dijelaskan Togar sebesar Rp 5-15 juta. Santunan ini disalurkan melalui Pusat Pembiayaan dan Asesmen Pendidikan Tinggi (PPAPT).
Kemdiktisaintek juga mendorong agar pimpinan kampus memberikan relaksasi pembelajaran bagi mahasiswa dan dosen. Hal ini dilakukan agar memastikan keberlanjutan studi bisa berlangsung secara adaptif dan manusiawi.
Selain itu, Togar menyebut agar mahasiswa atau alumni kampus tidak khawatir jika ijazah terkena banjir, rusak, atau hilang. Ia menegaskan akan ada layanan-layanan yang dibuka untuk menyelesaikan masalah itu.
"Nanti ada pengganti, kan nomor ijazah nasional, itu nggak ada masalah. Kita juga akan minta ada layanan-layanan akan dibuka untuk mahasiswa yang kehilangan itu (ijazah) ataupun yang rusak. Itu ada layanan khususnya," tandas Togar.
(det/pal)











































