Mimpi Sekolah Anak Suku Batin Sembilan Terbentur Jalan Rusak dan Keterbatasan

Seorang anak dari komunitas Trans Sosial Suku Batin Sembilan berdiri di depan rumah kayu sederhananya di kawasan Muaro Singoan, Kabupaten Batang Hari, Jambi, Rabu (22/10/2025). Sekitar 70 persen anak usia SMA di kawasan Trans Sosial yang mayoritas berasal dari keturunan Suku Batin Sembilan putus sekolah. Faktor ekonomi, sulitnya akses jalan, serta jarak yang jauh menuju sekolah menengah atas terdekat menjadi penghalang utama. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Untuk mencapai sekolah, para pelajar harus menempuh perjalanan panjang melewati jalan berlumpur dan berbatu. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Kondisi tersebut mencerminkan kesenjangan pendidikan yang masih dihadapi masyarakat adat di pedalaman Jambi. Program Trans Sosial yang awalnya diharapkan menjadi jalan keluar bagi Suku Batin Sembilan untuk hidup lebih layak, kini menghadapi tantangan baru: keterbatasan infrastruktur dan kesempatan pendidikan bagi generasi mudanya. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Sekitar 90 persen akses jalan penghubung di kawasan tersebut masih berupa tanah dan kerikil, sehingga sulit dilalui, terutama saat musim hujan. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Seorang anak dari komunitas Trans Sosial Suku Batin Sembilan berdiri di depan rumah kayu sederhananya di kawasan Muaro Singoan, Kabupaten Batang Hari, Jambi, Rabu (22/10/2025). Sekitar 70 persen anak usia SMA di kawasan Trans Sosial yang mayoritas berasal dari keturunan Suku Batin Sembilan putus sekolah. Faktor ekonomi, sulitnya akses jalan, serta jarak yang jauh menuju sekolah menengah atas terdekat menjadi penghalang utama. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Untuk mencapai sekolah, para pelajar harus menempuh perjalanan panjang melewati jalan berlumpur dan berbatu. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Kondisi tersebut mencerminkan kesenjangan pendidikan yang masih dihadapi masyarakat adat di pedalaman Jambi. Program Trans Sosial yang awalnya diharapkan menjadi jalan keluar bagi Suku Batin Sembilan untuk hidup lebih layak, kini menghadapi tantangan baru: keterbatasan infrastruktur dan kesempatan pendidikan bagi generasi mudanya. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Sekitar 90 persen akses jalan penghubung di kawasan tersebut masih berupa tanah dan kerikil, sehingga sulit dilalui, terutama saat musim hujan. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan