Jalan-jalan ke Kapal Latih dan Riset Madidihang 03 Milik Politeknik AUP Jakarta

Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) Jakarta di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) punya kapal latih dan riset yang diberi nama dengan Madidihang 03.  Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Kapal ini menjadi tempat taruna-taruni Politeknik AUP untuk melakukan praktek langsung terkait ilmu yang mereka dapatkan selama pembelajaran di kelas. Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Capt Kapal Madidihang 03 Rafith menjelaskan kapal ini dibangun tahun 2009 di Spanyol dan datang ke Jakarta itu tahun 2010. Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Sejak awal, Madidihang 03 memang diciptakan untuk Indonesia dengan fungsi utama sebagai kapal latih perikanan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, kapal ini berubah fungsi dari kapal latih perikanan menjadi kapal riset perikanan. Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Madidihang 03 dilengkapi dengan dua alat tangkap ikan dan sekarang ditambahkan dengan riset equipment atau peralatan-peralatan riset yang tersedia di atas kapal. Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Madidihang 03 mampu mengangkut maksimal 90 orang yang terdiri dari 50 kadet, 20 kru kapal, dan sisanya peneliti, dosen, taruna/taruni. Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Seluruh taruna/taruni Politeknik AUP Jakarta terutama dari prodi Teknologi Penangkapan Ikan pasti mengalami praktik di kapal Madidihang 03. Praktik biasanya dimulai sejak mereka berada di tingkat dua. Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Tidak hanya proses penangkapan ikannya, taruna/taruni juga diperkenalkan mempelajari deck captain kapal, alat navigasi, dan teknologi yang memperlihatkan lokasi kapal lain. Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Ada berbagai ruangan yang ada di Kapal Madidihang 03, seperti ruang kelas, cadet room (ruang tidur cadet), perpustakaan mini, ruang medis, bridging (lokasi kendali kapal), ruang mesin, hingga ruang penelitian yang berisi peralatan canggih. Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Mengusung slogan "Connecting People at Sea", kapal Madidihang 03 juga dibuka untuk publik yang ingin mengenal lebih jauh tentang kehidupan pelaut ataupun melakukan penelitian. Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) Jakarta di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) punya kapal latih dan riset yang diberi nama dengan Madidihang 03.  Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Kapal ini menjadi tempat taruna-taruni Politeknik AUP untuk melakukan praktek langsung terkait ilmu yang mereka dapatkan selama pembelajaran di kelas. Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Capt Kapal Madidihang 03 Rafith menjelaskan kapal ini dibangun tahun 2009 di Spanyol dan datang ke Jakarta itu tahun 2010. Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Sejak awal, Madidihang 03 memang diciptakan untuk Indonesia dengan fungsi utama sebagai kapal latih perikanan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, kapal ini berubah fungsi dari kapal latih perikanan menjadi kapal riset perikanan. Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Madidihang 03 dilengkapi dengan dua alat tangkap ikan dan sekarang ditambahkan dengan riset equipment atau peralatan-peralatan riset yang tersedia di atas kapal. Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Madidihang 03 mampu mengangkut maksimal 90 orang yang terdiri dari 50 kadet, 20 kru kapal, dan sisanya peneliti, dosen, taruna/taruni. Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Seluruh taruna/taruni Politeknik AUP Jakarta terutama dari prodi Teknologi Penangkapan Ikan pasti mengalami praktik di kapal Madidihang 03. Praktik biasanya dimulai sejak mereka berada di tingkat dua. Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Tidak hanya proses penangkapan ikannya, taruna/taruni juga diperkenalkan mempelajari deck captain kapal, alat navigasi, dan teknologi yang memperlihatkan lokasi kapal lain. Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Ada berbagai ruangan yang ada di Kapal Madidihang 03, seperti ruang kelas, cadet room (ruang tidur cadet), perpustakaan mini, ruang medis, bridging (lokasi kendali kapal), ruang mesin, hingga ruang penelitian yang berisi peralatan canggih. Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Mengusung slogan Connecting People at Sea, kapal Madidihang 03 juga dibuka untuk publik yang ingin mengenal lebih jauh tentang kehidupan pelaut ataupun melakukan penelitian. Foto: (Devita Savitri/detikcom)