'Nyeni' Banget! Potret Lukisan Coretan Hati 43 Seniman Autis di UGM

Acara bertajuk “Im Possible Ekspresikan Dirimu” menampilkan karya lukisan dari 43 seniman autis dari berbagai sekolah. (Foto: Fahri Zulfikar/detikEdu)
Ketua Komunitas PAI, Mirah Hartika, menjelaskan tema “art therapy”, yakni seni sebagai medium untuk terapi bagi penyandang autis. (Foto: Fahri Zulfikar/detikEdu)
Dosen Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa (PSPSR) Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Drs Hadjar Pamadhi MA Hons (kanan), bersama orang tua seniman autis turut melihat karya lukisan, usai menjadi pembicara dalam talkshow di GIK, Senin (19/5/2025). (Foto: Fahri Zulfikar/detikEdu)
Pengunjung saat melihat pameran karya dari seniman autis. Pojok kiri atas, merupakan karya salah satu siswa yang berjudul toleransi. Pengunjung pameran, juga hadir dari kalangan dosen hingga mahasiswa. (Foto: Fahri Zulfikar/detikEdu)
Salah satu karya dilukis oleh seniman bernama Anugrah, yang juga merupakan mahasiswa S2 Pendidikan Luar Biasa (PLB) di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Lukisannya bercerita tentang memori kelamnya saat tinggal di wilayah yang banyak terdapat anak-anak muda pemabuk. (Foto: Fahri Zulfikar/detikEdu)
Karya lain dari Rayaka yang berjudul ‘Chasing The Sun’ atau Mengejar Matahari (pojok kiri atas). Karya-karya lain ada yang tentang budaya, hewan, hingga pewayangan. (Foto: Fahri Zulfikar/detikEdu)
Acara bertajuk “Im Possible Ekspresikan Dirimu” menampilkan karya lukisan dari 43 seniman autis dari berbagai sekolah. (Foto: Fahri Zulfikar/detikEdu)
Ketua Komunitas PAI, Mirah Hartika, menjelaskan tema “art therapy”, yakni seni sebagai medium untuk terapi bagi penyandang autis. (Foto: Fahri Zulfikar/detikEdu)
Dosen Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa (PSPSR) Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Drs Hadjar Pamadhi MA Hons (kanan), bersama orang tua seniman autis turut melihat karya lukisan, usai menjadi pembicara dalam talkshow di GIK, Senin (19/5/2025). (Foto: Fahri Zulfikar/detikEdu)
Pengunjung saat melihat pameran karya dari seniman autis. Pojok kiri atas, merupakan karya salah satu siswa yang berjudul toleransi. Pengunjung pameran, juga hadir dari kalangan dosen hingga mahasiswa. (Foto: Fahri Zulfikar/detikEdu)
Salah satu karya dilukis oleh seniman bernama Anugrah, yang juga merupakan mahasiswa S2 Pendidikan Luar Biasa (PLB) di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Lukisannya bercerita tentang memori kelamnya saat tinggal di wilayah yang banyak terdapat anak-anak muda pemabuk. (Foto: Fahri Zulfikar/detikEdu)
Karya lain dari Rayaka yang berjudul ‘Chasing The Sun’ atau Mengejar Matahari (pojok kiri atas). Karya-karya lain ada yang tentang budaya, hewan, hingga pewayangan. (Foto: Fahri Zulfikar/detikEdu)