Bangunan Bersejarah dan Budaya Gaza yang Hilang

Pelabuhan modern Kota Gaza adalah pelabuhan perikanan utama di Jalur Gaza. Pelabuhan ini menaungi armada kapal penangkap ikan dan menjadi sumber pendapatan bagi puluhan ribu orang, termasuk hotel dan restorannya. Pelabuhan tersebut diserang oleh serangan udara Israel dan pasukan komando angkatan laut pada minggu-minggu pertama perang baru-baru ini, dan banyak kapal penangkap ikan hancur. Israel mengatakan Hamas menggunakan pelabuhan tersebut sebagai fasilitas pelatihan bagi militan laut untuk menyerang target pesisir Israel, dan menemukan terowongan militan di sana. REUTERS/Mohammed Salem
Dibuka pada tahun 1955, restoran Al Salam Abu Haseira adalah salah satu dari banyak restoran di sepanjang garis pantai Gaza yang menanggung bekas luka perang. Tepat di utara pelabuhan, restoran tepi laut tersebut rusak pada bulan pertama perang ketika rudal Israel menghantam gedung di dekatnya. Al Salam Restaurant/Handout via REUTERS
Masjid Agung Omari di Kota Gaza adalah yang tertua di Jalur Gaza dan menempati sebuah situs di Kota Tua yang memiliki makna keagamaan selama ribuan tahun. Masjid tersebut rusak parah akibat serangan udara Israel pada bulan Desember 2023. Militer Israel menuduh Hamas membangun terowongan di bawah bangunan sipil dan menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Gaza telah menjadi pusat perdagangan sejak jaman dahulu: kota tersebut merupakan kota paling selatan dari lima kota konfederasi Filistin. Di zaman modern, jantung ekonomi Kota Gaza adalah pasar tertutup di Kota Tua – termasuk pasar era Mamluk yang dikenal sebagai Al Qaisariyya, atau Kaisarea, dan sebagai "Pasar Emas". REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Stadion sepakbola Palestina di Kota Gaza adalah salah satu yang terbesar di Jalur Gaza, tempat olahraga tersebut sangat populer. Lapangan permainannya kini dipenuhi tenda-tenda kemanusiaan sebagai tempat penampungan sementara bagi para pengungsi. REUTERS/Dawoud Abu Alkas