Dehaasia pugerensis, konon, di Bumi hanya ada di Jember, Jawa Timur dan tersisa hanya 191 individu dewasa saja. Foto: (Dokumentasi BRIN)
Flora Dehaasia pugerensis ditemukan di blok Curah Luwak, Resort Andongrejo, SPTN Wilayah II Ambulu pada 14 Agustus 2024 lalu. Mereka yang menemukannya adalah peserta dan pemateri Enggal P, Dewi Inggil, dkk pada Race Against Extinction. Foto: (Dokumentasi BRIN)
Setidaknya ada 5 individu yang ditemukan di wilayah itu. Tak lama, jenis yang sama sebanyak 1 individu juga ditemukan di Blok Pringtali Resort Bandealit SPTN Wilayah II Ambulu pada 29 Agustus 2024, oleh anggota Resort Bandealit Aswi, Hafid dkk. Foto: (Dokumentasi BRIN)
Pada 30 Agustus 2024, jenis flora yang sama dengan jumlah individu yang cukup banyak juga ditemukan di Resort Wonoasri SPTN Wilayah II Ambulu tepatnya di Blok Pletes dan jalur Nanggelan oleh anggota Resort Wonoasri Abdul Muis (PEH) , Mistar dkk. Foto: (Dokumentasi BRIN)
Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) TN Meru Betiri mengatakan BRIN sudah meneliti tanaman ini sejak 2020 dan menyatakan Dehaasia adalah jenis flora endemik yang hanya satu-satunya ditemukan di Kabupaten Jember, tepatnya di Kecamatan Puger. Foto: (Dokumentasi BRIN)
Penemuan ini berawal dari pelatihan yang dilakukan Yayasan SINTAS Indonesia dan Pusat Riset Ekologi dan Etnologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang bekerja sama dengan pengelola Taman Nasional Meru Betiri. Foto: (Dokumentasi BRIN)
Dehaasia pugerensis masuk daftar merah yang dikeluarkan International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan kategori terancam kritis. Tumbuhan ini kemungkinan bisa ditemukan di kawasan Taman Nasional Meru Betiri lainnya karena petugas dengan mudah dapat menemukannya. Walaupun begitu, masih akan diinventarisasi populasinya ke depan. Foto: (Dokumentasi BRIN)