Batu Meteor Langka Ditemukan di Afrika Selatan, Ini Potretnya

Ilmuwan Afrika Selatan pada Selasa (3/9) mengungkap sebuah meteorit yang jatuh di provinsi Eastern Cape bulan lalu, yang digambarkan sebagai bola api seukuran sepeda motor.
Penduduk di provinsi Eastern Cape, Western Cape, dan Free State melaporkan melihat seberkas cahaya biru-putih dan jingga di langit pada tanggal 25 Agustus, yang disertai dengan suara ledakan dan getaran tanah, kata para ilmuwan.
Pecahan meteorit langka dengan berat kurang dari 90g dengan diameter kurang dari 5cm tersebut untuk sementara diberi nama "Meteorit Nqweba", yang diambil dari nama kota tempat penemuannya. Roger Gibson, seorang Profesor di Fakultas Geosains Universitas Witwatersrand (Wits) mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa "gesekan dengan atmosfer menciptakan bola api yang spektakuler dan menyebabkannya pecah saat terbang," yang menciptakan suara seperti ledakan yang disebut ledakan sonik saat terpecah menjadi beberapa pecahan kecil yang disebut meteorit.
Gadis berusia sembilan tahun Eli-zé du Toit mengatakan saat bermain di rumah kakek-neneknya di Nqweba, ia melihat batu hitam dan berkilau di bagian luar dengan bagian dalam berwarna abu-abu muda seperti beton jatuh dari langit. Ia mengambilnya dan memberikannya kepada ibunya, yang kemudian menyerahkannya kepada para ilmuwan.
Para ilmuwan, yang berasal dari Wits, Universitas Nelson Mandela, dan Universitas Rhodes mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis setelah konferensi pers bahwa "Meteorit Nqweba diyakini sebagai meteorit achondritic, khususnya jenis langka dalam kelompok Howardite-Eucrite-Diogenite (HED)."
Ilmuwan Afrika Selatan pada Selasa (3/9) mengungkap sebuah meteorit yang jatuh di provinsi Eastern Cape bulan lalu, yang digambarkan sebagai bola api seukuran sepeda motor.
Penduduk di provinsi Eastern Cape, Western Cape, dan Free State melaporkan melihat seberkas cahaya biru-putih dan jingga di langit pada tanggal 25 Agustus, yang disertai dengan suara ledakan dan getaran tanah, kata para ilmuwan.
Pecahan meteorit langka dengan berat kurang dari 90g dengan diameter kurang dari 5cm tersebut untuk sementara diberi nama Meteorit Nqweba, yang diambil dari nama kota tempat penemuannya. Roger Gibson, seorang Profesor di Fakultas Geosains Universitas Witwatersrand (Wits) mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa gesekan dengan atmosfer menciptakan bola api yang spektakuler dan menyebabkannya pecah saat terbang, yang menciptakan suara seperti ledakan yang disebut ledakan sonik saat terpecah menjadi beberapa pecahan kecil yang disebut meteorit.
Gadis berusia sembilan tahun Eli-zé du Toit mengatakan saat bermain di rumah kakek-neneknya di Nqweba, ia melihat batu hitam dan berkilau di bagian luar dengan bagian dalam berwarna abu-abu muda seperti beton jatuh dari langit. Ia mengambilnya dan memberikannya kepada ibunya, yang kemudian menyerahkannya kepada para ilmuwan.
Para ilmuwan, yang berasal dari Wits, Universitas Nelson Mandela, dan Universitas Rhodes mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis setelah konferensi pers bahwa Meteorit Nqweba diyakini sebagai meteorit achondritic, khususnya jenis langka dalam kelompok Howardite-Eucrite-Diogenite (HED).