Potret Kuil A-Ma, Kuil Tertua yang Jadi Asal Usul Nama Makau

Kuil A-Ma diyakini dibangun tahun 1488. Terdiri dari Paviliun Gerbang, Lengkungan Peringatan, Aula Doa, Aula Kebajikan, Aula Guanyin, dan Zhengjiao Chanlin alias paviliun Buddha. Foto: (Dok Nograhany WK/detikcom)
Nama “Makau” diyakini berasal dari bahasa Cina “A-Ma-Gau” yang berarti “Teluk A-Ma”, di mana Kuil A-Ma berada. Kuil A-Ma terletak di tengah lereng barat Bukit Barra. Foto: (Dok Nograhany WK/detikcom)
Batu dengan ukiran kapal ini berusia lebih dari 400 tahun. Ini adalah lorcha, kapal rongsokan yang digunakan di Laut China Selatan. Perahu jenis ini diyakini membawa Mazu, dewi laut China, ke Makau. Foto: (Dok Nograhany WK/detikcom)
Beragamnya paviliun yang didedikasikan untuk pemujaan berbagai dewa dalam satu kompleks menjadikan Kuil A-Ma sebagai representasi teladan budaya Tiongkok yang terinspirasi oleh Konfusianisme, Taoisme, Budha, dan berbagai kepercayaan masyarakat. Foto: (Dok Nograhany WK/detikcom)
Diriwayatkan, Makau mendapatkan namanya karena kesalahpahaman terkait Kuil A-Ma. Ketika para pendatang Portugis tiba di semenanjung itu, mereka bertanya-tanya apa nama negeri itu. Masyarakat lokal Fujian mengira pertanyaan tersebut adalah tentang kuil terdekat dan mereka menjawab: A-Ma Gau, teluk A-Ma. Karena tidak familiar dengan bunyi bahasa asing, orang Portugis menafsirkannya menjadi kata yang lebih nyaman untuk diucapkan, Makau. Foto: (Dok Nograhany WK/detikcom)
Paviliun Kuil A-Ma dibangun pada waktu yang berbeda, dengan skalanya yang sekarang diperoleh pada tahun 1828. Aula Kebajikan diyakini sebagai bangunan paling awal, yang dibangun pada tahun 1488. Aula Doa atau “Istana Pertama Gunung Suci ” dibangun pada tahun 1605 dan dibangun kembali pada tahun 1629; bukti arkeologis dari tanggal-tanggal ini ditemukan pada prasasti batu di paviliun. Foto: (Dok Nograhany WK/detikcom)
Kuil A-Ma tidak hanya merupakan kuil tertua di Makau, tetapi juga merupakan salah satu bangunan tertua di Makau. Ketika para pelaut Portugis pertama kali menginjakkan kaki di Semenanjung Makau pada tahun 1553, kuil tersebut sudah ada. Fondasinya diletakkan pada abad ke-15 pada masa Dinasti Ming, dan paviliun pertama selesai dibangun pada tahun 1488. Pada saat itu, kota Makau bahkan belum ada. Foto: (Dok Nograhany WK/detikcom)
Pada tahun 2005, tempat ini menjadi situs Warisan Dunia UNESCO sebagai bagian dari Pusat Sejarah Makau. Foto: (Dok Nograhany WK/detikcom)
Kuil A-Ma diyakini dibangun tahun 1488. Terdiri dari Paviliun Gerbang, Lengkungan Peringatan, Aula Doa, Aula Kebajikan, Aula Guanyin, dan Zhengjiao Chanlin alias paviliun Buddha. Foto: (Dok Nograhany WK/detikcom)
Nama “Makau” diyakini berasal dari bahasa Cina “A-Ma-Gau” yang berarti “Teluk A-Ma”, di mana Kuil A-Ma berada. Kuil A-Ma terletak di tengah lereng barat Bukit Barra. Foto: (Dok Nograhany WK/detikcom)
Batu dengan ukiran kapal ini berusia lebih dari 400 tahun. Ini adalah lorcha, kapal rongsokan yang digunakan di Laut China Selatan. Perahu jenis ini diyakini membawa Mazu, dewi laut China, ke Makau. Foto: (Dok Nograhany WK/detikcom)
Beragamnya paviliun yang didedikasikan untuk pemujaan berbagai dewa dalam satu kompleks menjadikan Kuil A-Ma sebagai representasi teladan budaya Tiongkok yang terinspirasi oleh Konfusianisme, Taoisme, Budha, dan berbagai kepercayaan masyarakat. Foto: (Dok Nograhany WK/detikcom)
Diriwayatkan, Makau mendapatkan namanya karena kesalahpahaman terkait Kuil A-Ma. Ketika para pendatang Portugis tiba di semenanjung itu, mereka bertanya-tanya apa nama negeri itu. Masyarakat lokal Fujian mengira pertanyaan tersebut adalah tentang kuil terdekat dan mereka menjawab: A-Ma Gau, teluk A-Ma. Karena tidak familiar dengan bunyi bahasa asing, orang Portugis menafsirkannya menjadi kata yang lebih nyaman untuk diucapkan, Makau. Foto: (Dok Nograhany WK/detikcom)
Paviliun Kuil A-Ma dibangun pada waktu yang berbeda, dengan skalanya yang sekarang diperoleh pada tahun 1828. Aula Kebajikan diyakini sebagai bangunan paling awal, yang dibangun pada tahun 1488. Aula Doa atau “Istana Pertama Gunung Suci ” dibangun pada tahun 1605 dan dibangun kembali pada tahun 1629; bukti arkeologis dari tanggal-tanggal ini ditemukan pada prasasti batu di paviliun. Foto: (Dok Nograhany WK/detikcom)
Kuil A-Ma tidak hanya merupakan kuil tertua di Makau, tetapi juga merupakan salah satu bangunan tertua di Makau. Ketika para pelaut Portugis pertama kali menginjakkan kaki di Semenanjung Makau pada tahun 1553, kuil tersebut sudah ada. Fondasinya diletakkan pada abad ke-15 pada masa Dinasti Ming, dan paviliun pertama selesai dibangun pada tahun 1488. Pada saat itu, kota Makau bahkan belum ada. Foto: (Dok Nograhany WK/detikcom)
Pada tahun 2005, tempat ini menjadi situs Warisan Dunia UNESCO sebagai bagian dari Pusat Sejarah Makau. Foto: (Dok Nograhany WK/detikcom)