Penampakan Benteng Besar 4.000 Tahun Ditemukan di Saudi

Benteng ini berasal dari Zaman Perunggu, antara tahun 2250 dan 1950 SM, dan belum pernah terdeteksi sebelumnya karena perubahan besar-besaran pada lanskap gurun setempat seiring berjalannya waktu. Foto: (Khaybar LDAP & G Charloux et al via Science Direct)
Investigasi multidisiplin yang dilakukan antara tahun 2020 dan 2023 oleh Proyek Arkeologi Khaybar Longue Durée (CNRS-RCU-AFALULA) menunjukkan bahwa Oasis Khaybar seluruhnya dikelilingi oleh benteng pada masa pra-Islam. Benteng semacam ini lazim ditemui sebelumnya di beberapa oasis berdinding regional besar lainnya di utara Saudi barat seperti Tayma, Qurayyah, Hait, dll.  Foto: (Khaybar LDAP & G Charloux et al via Science Direct)
Dari data-data yang dikumpulkan baik survei lapangan dan penginderaan jauh, pemeriksaan arsitektural dan penanggalan konteks bertingkat mengungkapkan bahwa benteng kuno oasis Khaybar ini awalnya memiliki panjang 14,5 km dengan ketebalan dinding benteng antara 1,70 meter dan 2,40 meter, diperkuat oleh 180 bastion. Foto: (Khaybar LDAP & G Charloux et al via Science Direct)
Saat penelitian berjalan, benteng ini hanya tersisa setengah dari rute aslinya 14,5 km, sekitar 41% setara 5,9 km, dan 74 bastion. Foto: (Khaybar LDAP & G Charloux et al via Science Direct)
Tinggi tembok benteng bisa mencapai 5 meter dan mencakup wilayah seluas hampir 1.100 hektar. Foto: (Khaybar LDAP & G Charloux et al via Science Direct)
Dindingnya terbuat dari batu dan bata. Foto: (Khaybar LDAP, M Bussy & G Charloux et al via Science Direct)
Mengapa dibangun dan sifat masyarakat yang membangunnya masih menjadi misteri. Foto: (Khaybar LDAP & G Charloux et al via Science Direct)
Penemuan penting ini menegaskan munculnya kompleks oasis bertembok di Arabia utara selama Zaman Perunggu, sebuah tren yang terbukti berperan penting dalam penciptaan kompleksitas sosial dan politik masyarakat adat di Arab Saudi. Foto: (Khay bar LDAP & G Charloux et al via Science Direct)
Benteng ini berasal dari Zaman Perunggu, antara tahun 2250 dan 1950 SM, dan belum pernah terdeteksi sebelumnya karena perubahan besar-besaran pada lanskap gurun setempat seiring berjalannya waktu. Foto: (Khaybar LDAP & G Charloux et al via Science Direct)
Investigasi multidisiplin yang dilakukan antara tahun 2020 dan 2023 oleh Proyek Arkeologi Khaybar Longue Durée (CNRS-RCU-AFALULA) menunjukkan bahwa Oasis Khaybar seluruhnya dikelilingi oleh benteng pada masa pra-Islam. Benteng semacam ini lazim ditemui sebelumnya di beberapa oasis berdinding regional besar lainnya di utara Saudi barat seperti Tayma, Qurayyah, Hait, dll.  Foto: (Khaybar LDAP & G Charloux et al via Science Direct)
Dari data-data yang dikumpulkan baik survei lapangan dan penginderaan jauh, pemeriksaan arsitektural dan penanggalan konteks bertingkat mengungkapkan bahwa benteng kuno oasis Khaybar ini awalnya memiliki panjang 14,5 km dengan ketebalan dinding benteng antara 1,70 meter dan 2,40 meter, diperkuat oleh 180 bastion. Foto: (Khaybar LDAP & G Charloux et al via Science Direct)
Saat penelitian berjalan, benteng ini hanya tersisa setengah dari rute aslinya 14,5 km, sekitar 41% setara 5,9 km, dan 74 bastion. Foto: (Khaybar LDAP & G Charloux et al via Science Direct)
Tinggi tembok benteng bisa mencapai 5 meter dan mencakup wilayah seluas hampir 1.100 hektar. Foto: (Khaybar LDAP & G Charloux et al via Science Direct)
Dindingnya terbuat dari batu dan bata. Foto: (Khaybar LDAP, M Bussy & G Charloux et al via Science Direct)
Mengapa dibangun dan sifat masyarakat yang membangunnya masih menjadi misteri. Foto: (Khaybar LDAP & G Charloux et al via Science Direct)
Penemuan penting ini menegaskan munculnya kompleks oasis bertembok di Arabia utara selama Zaman Perunggu, sebuah tren yang terbukti berperan penting dalam penciptaan kompleksitas sosial dan politik masyarakat adat di Arab Saudi. Foto: (Khay bar LDAP & G Charloux et al via Science Direct)